01 :: kawan jauh

25K 1.4K 39
                                    

Bali.

(Namakamu) berjalan kaki di atas trotoar. Tak jarang Ia berpapasan dengan turis luar yang juga sedang berjalan-jalan di sekitar tempat ini.

Sebelum memulai tahun ajaran baru dua minggu lagi, (namakamu) beserta keluarga memutuskan untuk berlibur sejenak ke Bali. Satu minggu mereka habiskan dengan berkumpul bersama dan mengunjungi tempat-tempat yang unik di Bali.

Dan agenda (namakamu) malam ini adalah: bertemu dengan teman internetnya. Namanya Eva, teman satu komunitasnya yang tinggal di Bali. Mereka cukup sering bertemu di Jakarta jika Eva sedang berkunjung, sekarang gantian, (namakamu) yang menghampiri Eva.

(Namakamu) dan Eva ini sama-sama menyukai Iqbaal Dhiafakhri, semuanya sudah kenal laki-laki itu 'kan? Karena itu, mereka akhirnya dekat dan sering bertemu seperti sekarang ini. (Namakamu) senang, Ia jadi memiliki banyak teman dari berbagai penjuru Indonesia.

(Namakamu) membaca lagi pesan yang Eva kirim satu jam yang lalu.

Eva: basoju cafe. Nasi pedas Ibu Andika kalau liburan gini ramenya kebangetan. Jam 6 ya sist

(Namakamu) memasuki cafe mungil yang ternyata memiliki dekor yang cukup unik. Perpaduan warna hijau-kuning-putih yang mendominasi ruangan membuat (namakamu) yakin alasan Eva memilih Café ini pasti karena bagus untuk dijadikan tempat berfoto.

Me: gue udah disini. gc naik motornya

Selang sepuluh menit kemudian, Eva muncul dengan jaket abu-abu dengan kaos hitam polos di dalamnya. (Namakamu) memekik, "bajunya sama, abu-abuu!" (Namakamu) menunjuk dirinya yang memakai sweater berwarna abu-abu.

Setelah itu keduanya memesan makanan dan menikmati makanan itu sambil berbincang. (Namakamu) menyuruh Eva untuk bercerita terkait mini concert The Second Breaktime yang diadakan di Jogja beberapa waktu yang lalu. Eva mengikuti acara itu dan datang jauh-jauh dari Bali, sedangkan (namakamu) yang tidak mungkin diperbolehkan ikut hanya menangis melihat banyak sekali update dari teman-temannya yang ikut.

"Lo masuk backstage?!" (Namakamu) melotot. "Ah, nggak heran, jaringan lo 'kan bagus."

Eva terkekeh, "jaringan dikata kartu hape kali, ah,"

"Terus di sana lo ngapain aja?"

"Foto," Eva menyeruput lychee teanya, "sumpah ini tuh bagian terbego, (nam..)."

"Jadi, gua di sana bawa polaroid. Yaudah, gua foto sama T2B 'kan, kayak yang pernah gua kasih lihat di snapgram," Eva mulai bercerita dengan berbagai ekspresi, "waktu itu, Iqbaal minta fotoin dia sama anak-anak T2B. Terus Rafto, Irwan sama Agy jadi ikut-ikut minta. Yaudah gua iklhasin aja itu polaroid."

"Bagian begonya yang mana?" Tanya (namakamu) heran. Tidak ada bagian lucu dari cerita barusan.

"Lo lihat ini," Eva menunjukkan polaroid yang terpasang di casing belakang ponselnya. Terdapat foto T2B di sana, tanpa Eva. "Foto ini gue yang minta. Tapi sebelum gua minta ini, Iqbaal nawarin gue untuk foto berdua pakai polaroid. Dan gue nolak, bilangnya mau foto mereka berenam aja. Mana kertas polaroid gua habis lagi. Lumayan beli lagi pake uang gua sendiri."

(Namakamu) tertawa keras, kemudian membekap mulutnya saat sadar jika suaranya sudah membuat seisi cafe menatap ke arah mereka berdua. "Poor you, Va."

"Tapi nggak pa-pa, yang penting Ale udah janji untuk ganti polaroid gue nanti," Eva tersenyum sendiri. "I don't know when, but it will be really soon."

"Well, at least, lo bisa ketemu mereka untuk kesekian kalinya, Va. Bahkan, Ale aja inget nama lo," kata (namakamu).

Ale, nama masa kecil Iqbaal yang kini menjadi nama panggilan dari semua penggemarnya. Ale, lucu 'kan, ya?

"Lo juga nggak boleh hopeless, (nam..). Gua yakin, kok, akan ada kalanya lo akan mencapai kata lucky," ujar Eva memberi dukungan.

***

"Ck ck ck, yang nge-like foto gua sama Eva banyak amat, emang berpengaruh besar doi," (namakamu) terkekeh. Baru saja Ia memposting fotonya dengan Eva. Di foto itu, (namakamu) menjulurkan lidahnya, tangannya menunjuk polaroid di casing belakang ponsel Eva yang sengaja ditunjukkan oleh gadis itu. Eva sendiri hanya tersenyum manis. (Namakamu) menandai instagram Eva dan Iqbaal di foto itu.

(Namakamu) terkekeh saat kembali membaca captionnya: 'Hai Eva yang kertas polaroidnya dijanjiin mau diganti!👀'. Kalau kata anak-anak sekarang, ini namanya: sarkasme, atau sindiran halus!

(Namakamu) menyentuh tombol home. Jempolnya mengusap foto Iqbaal yang (namakamu) jadikan wallpaper ponselnya. Bibirnya mengulas senyum tipis.

"Iqbaal-Iqbaal, bisa banget sih bikin orang tergila-gila?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iqbaal-Iqbaal, bisa banget sih bikin orang tergila-gila?"

***

a/n; based on true story.
...awalnya doang😝 HEHEHE.

emang short jadi jangan marah! :(

Bersenyawa [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang