12 :: the end of the day

10.5K 1.2K 14
                                    

Usai makan, Iqbaal mengajak (namakamu) untuk kembali bertemu teman-temannya yang sedang berkumpul di area bermain. Dari jauh, (namakamu) bisa melihat sekumpulan remaja yang (namakamu) yakini adalah teman-teman Iqbaal.

"Lo yang nyuruh ke sini, tapi lo sendiri nggak nongol-nongol," Fathra langsung mengomel kala Iqbaal dan (namakamu) baru sampai di hadapan mereka. Fathra sempat melempar senyum manis ke arah (namakamu) yang dibalas sama oleh gadis itu.

"Tadi gua makan dulu." Jawab Iqbaal singkat. "Habis pada ngapain?"

"Karaokean," jawab Fathra.

"Lo doang yang karaokean, ya!" Sahut Nandos tidak terima. Tangannya bersidekap dada. "Yang lain nggak dikasih mic. Padahal nggak ikut patungan ngisi kartu."

Fathra cengengesan.

"Kita mau nonton, ikut nggak lo, Baal?" Pertanyaan Rafto tak langsung dibalas oleh Iqbaal. Laki-laki itu justru menoleh pada (namakamu) dengan tatapan penuh tanya.

"Apa?" Tanya (Namakamu).

"Kamu ikut nonton, nggak?"

(Namakamu) menggeleng. "Aku nggak boleh malem-malem," Sekarang sudah hampir maghrib, lalu lintas pasti sudah mulai macet. Rumah (namakamu) terbilang cukup jauh, jadi Ia tidak mau jika harus pulang terlalu larut.

"Gue nggak nonton. Capek juga, mau pulang aja," jawab Iqbaal acuh. (Namakamu) tersentak saat laki-laki itu tiba-tiba melingkarkan lengannya di bahu (namakamu). "Duluan, ya,"

Iqbaal mengajak (namakamu) pergi menjauh. Entah ini hanya perasaan (namakamu), atau raut wajah Iqbaal memang terlihat berbeda dari saat sebelum mereka bertemu dengan teman-teman laki-laki itu?

Ada apa dengan laki-laki ini?

***

"Iya, (namakamu) ke sana."

(Namakamu) menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas. Bola matanya bergerak untuk menatap Iqbaal yang sedang membalas senyuman orang-orang yang juga tersenyum lebih dulu kepadanya.

"Baal, abang aku ada di bioskop," ujar (namakamu). Tangannya bergerak untuk menyelipkan rambut yang menghalangi pandangannya itu ke sela-sela telinga. "Aku duluan ya?"

"Eh, tunggu," Iqbaal mengeluarkan ponselnya dari saku. Menunjukkan cengiran manisnya kepada (namakamu). "Kamu sama sekali nggak mau foto sama aku?"

(Namakamu) mengerjap, bibirnya mengulum senyum malu. "Hehe.. Lupa."

"Mau?" Tanya Iqbaal. (Namakamu) mengangguk. Merapatkan tubuhnya dengan Iqbaal. (Namakamu) tersenyum manis ke kamera depan ponsel Iqbaal.

Cekrek
Cekrek
Cekrek
Cekrek

(Namakamu) memperlihatkan gigi putihnya. "Aku bisa minta fotonya lewat apa?"

"Instagram bisa kirim foto full kan?"

"Kayaknya bisa," Jawab (namakamu). "Yaudah, aku ke abang aku dulu ya. Dia bisa ngamuk kalau aku kelamaan."

Iqbaal mengangguk, "makasih ya, udah mau nemenin."

(Namakamu) menggeleng, "aku yang harusnya makasih. Hehe, makasih ya?" Iqbaal tersenyum kemudian mengangguk. "Yaudah... Aku duluan ya."

Iqbaal melambaikan tangannya. (Namakamu) membalas lambaian itu kemudian berbalik dan melangkah menuju bioskop. (Namakamu) mengigit bibir bawahnya, mencegah hatinya yang terasa ingin meledak sekarang.

***

a/n; vote sama comment ya! hehe
Comment yang panjang nggak pa-pa kok, aku malah suka ... bawel aja nggak pa-pa, aku terima... hehehehe.

Bersenyawa [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang