38 :: puisi dari Iqbaal

11.9K 1.1K 78
                                    

Sepasang kekasih ini berjalan dengan santai. Si laki-laki mengalungkan lengannya di leher sang gadis, sedangkan si gadis sedang sibuk mengamati ponselnya.

"Selesai! Lucu, ya?"

(Namakamu) menunjukkan hasil foto mereka yang baru saja Ia kirim ke snapgram. Iqbaal mengangguk, "Akunya lucu."

"Bodo amat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bodo amat." Dengus (Namakamu) jengah.

"Berhenti dulu," Iqbaal menghentikkan langkah keduanya, lalu berdiri di hadapan (Namakamu). Iqbaal mengambil dua kertas dari tas yang Ia bawa. "Tebak ini apa?"

"Tagihan hutang?"

Iqbaal mendengus. "Tebak lagi!"

"Uhm, tiket konsernya CJR ya?" Tebak (Namakamu) lagi. "Eh, emang kalian masih bareng?"

"Bagian tiket konsernya bener, tapi ini bukan konser CJR. Ini itu ..." Iqbaal membalikkan kedua kertas tersebut, menampilkan wajah seorang penyanyi laki-laki terkenal yang sudah menjadi favorit (Namakamu) sejak dulu.

"Tulus!?" (Namakamu) berseru kegirangan. Ia mengambil tiket tersebut dari tangan Iqbaal lalu membacanya. "Beneran Tulus!?"

Iqbaal mengangguk. "Jadi, malam tahun baru nanti bakal kita habisin bareng-bareng di konser Tulus," Jelas Iqbaal. "Happy?"

"I'm soo happy!" (Namakamu) tersenyum manis. "Makasih, ya. Aku mau meluk tapi malu ini di Mall. Pokok—"

Iqbaal mendekatkan tubuhnya, lalu memeluk (Namakamu) dengan hangatnya. "Nggak usah malu." Iqbaal menghirup aroma wangi dari rambut gadisnya. Begitu juga (Namakamu), yang bersender nyaman di dada Iqbaal yang bidang. Iqbaal melepas pelukan mereka. "Kita tunggu muka kita berdua masuk lambe turah ya nanti."

Dan (Namakamu) tak bisa menahan tawanya untuk yang satu ini.

***

(Namakamu).a

a

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bersenyawa [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang