Chapter 28

23 1 0
                                    

"APA?! ELO NINGGALIN CHRISTIE BEGITU AJA?!"Teriak Lia kencang dengan suara cemprengnya sehingga Cam menutup telinganya.

Mereka sekarang sedang berada dikamar Louis.

"Dasar Camera bodoh! Kalau gue tau elo lagi berduaan sama Christie, gue mendingan nyuruh Harry beliin obat gue, Camera!!!"Geram Lia.

Cam memutar bola matanya. Memang apa salahnya?

"Emangnya salah?"Tanya Cam acuh tak acuh sambil memegang dahi Lia, mengecek apa Lia demam atau tidak.

"Ya salah banget lah Cam! Dia pasti kecewa banget elo lebih pilih memprioritasin gue daripada dia, dasar Camera bego."Kesal Lia.

"Tapi, elo kan emang prioritas gue."Ucap Cam lembut sambil memandang Lia.

Lia terdiam, lalu menghela napasnya.

"Cam, gue udah punya Louis."

"Gue tau."

"Kalau lo tau, seharusnya elo harus ganti prioritas lo! Jangan gue lagi!"

"Tapi. . ."

"Camera! Christie udah berhasil nyentuh hati lo, dia pasti bisa menggantikan gue, Cam."

Cam terdiam, sambil menatap Lia.

Dia memang sangat menyukai Christie. Wajah marahnya yang imut membuat Cam senang. Didekat Christie juga terasa sangat nyaman. Tapi, apa dia bisa menggantikan prioritas dia ke Lia pindah ke Christie?

Cam menyayangi Lia. Sangat. Tapi Lia milik Louis dan Cam sama sekali tak ada harapan lagi.

Mungkin memang benar, dia harus belajar, mengganti prioritas dia ke Lia, menjadi prioritas dia ke Christie.

"Baiklah. Gue akan belajar mulai memprioritaskan dia, ketimbang elo."

"Bagus kalau begitu. Sekarang dimulai dengan lo pergi ke rumahnya sekarang dan minta maaf padanya."

Cam melotot, buru-buru dia menolaknya.

"Gak bisa. Elo tadi jantungnya kambuh, gimana kalau kambuh lagi? Terus elo pingsan? Dan gak ada yang tau elo pingsan karna Louis lagi dihukun sama tante Kate? Gimana? Hah?"

Lia menghela napasnya.

"Ada Barbara sama Harry yang akan mau temenin gue. Chloe dan Franta juga gak jadi pergi, mereka pasti juga bakal nemenin gue. Ada para adeknya Louis dan Kak Gemma yang juga mau nemenin gue."

"Tapi. . ."

"Camera Dallas! Pergi sekarang atau gue usir secara tak manusia dengan menendang pantat lo."

"Emang elo bisa nendang gue?"

"CAMERA!!!"

Cam tertawa renyah. Lalu dia menghela napasnya.

"Tapi gue khawatir sama lo. Gimana nanti kalau gue pergi nemuin Christie dan malah mikiran lo? Christie bisa lebih sakit hati loh."

"Makanya, jangan pikirin gue."

"Gak bisa. Diotak gue udah otomatis, selama gue sadar, gue pasti mikirin lo."

"Gombal!"

"Itu bukan gombal, cebol."

"Apa?! Gue kagak cebol! Tinggi 160 cm untuk ukuran cewek indonesia itu kagak cebol!"

"Yaudah kalau gitu, gue ganti. Dasar gendut!"

"GUE KAGAK GENDUT!!!! BERAT 50 KG ITU IDEAL, CAMERA SIALAN DALLAS!!!"

"Ampun non, gue kagak akan pernah bilang lo gendut lagi. Gue janji! Sumpah!"

Love Isn't Easy (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang