Chapter 2: The daily dream (2)

516 104 5
                                    


"baiklah.. " ny.oh menepuk tangannya menandakan kebingungan mereka berakhir.

"perkenalkan ini putriku.. Bae suji" ucap ny.bae tersenyum di wajah cantiknya yang secantik han ga in itu.

"namanya sangat cantik. Secantik orangnya" puji ny.oh senang sembari meletakan dua potong daging goreng ke piring suji.

"kumapseumnida" ucap suji lalu mulai menikmati makanannya.

"ini suamiku oh sanghyuk. Ini putra sulungku oh sehun dan si bungsu ini oh jihun" terang nyonya oh dengan senyum sumrigahnya.

Suji membalas senyuman ibu sehun ramah, sementara ny.bae mengerutkan alisnya.

"suji-ya.. kau bilang kau satu sekolah dengan oh sehun?" ujar ny.bae. suji diam, ia berpikir sejenak dan menatap ibunya sembari mengangguk.

"sebelumnya kau pernah bilang bahwa ada seorang namja popular di sekolah bernama sehun menyatakan cintanya padamu melalui surat" mendengar itu suji langsung melirik sehun dan ny.bae yang masih belum berhenti berucap bergantian.

"tapi kau tak menerimanya karena ingin fokus. Apa sehun yang kau maksud adalah..." suji langsung membungkam mulut ny.bae. ny.bae dan yang lainnya terkejut dengan perlakuan suji terhadap ibunya. Suji tersadar dengan prilakunya dan segera melepaskan ibunya lalu menunduk dengan pipi semerah kepiting rebus.

"eomma.. sehun yang kuceritakan.. " suji menggantungkan kalimatnya. Sehun menatap suji tajam seakan ingin menerkamnya saat itu juga.

"bukan Oh sehun. sehun yang kuceritakan adalah sehun yang berbeda" ungkap suji lalu segera meneguk air putihnya. Semuanya menatap suji dalam, lebih tepatnya bingung karena tingkah aneh suji. Suji menarik napas pelan dan memberanikan diri untuk kembali bicara.

"terimakansih atas hidangannya.. maaf telah mengganggu makan malam ini.. aku permisi" pamit suji lalu keluar dari meja makan dan keluar dari rumah itu. suji terduduk lesu di semping pintu rumahnya dengan kepala tertunduk lesu.

"ya! suji-ya.. no phaboya??!!" ketus suji merutuki dirinya sendiri. Suji bangkit berdiri dan berjalan sedikit ke tengah jalan sembari merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

"aku harus tenang" ucap suji sembari memejamkan matanya.

"no phaboo!!!" suji kembali merutuki dirinya, kali ini sambil memukuli kepalanya kesal.

"kau memang bodoh" sebuah suara mengagetkan suji. suji terkejut saat menemukan sehun sudah berdiri di belakangnya sembari menatap langit malam yang gelap.

"mwo?.. mw.. mworagu?" suji kelabakan. Entah kenapa ia sangat gugup saat ini.

"kau memang bodoh. Apa itu kurang jelas?" ketus sehun sekali lagi. Suji tertegun, suji mengangkat kepalanya seakan menantang sehun.

"memangnya kenapa kalau aku bodoh" tantang suji.

"ya! aku hanya akan mengatakan hal ini satu kali.. dengarkan baik-baik" ucapan sehun membuat suji tak bergeming lagi.

"mwoya?" tanya suji penasaran.

"Jika kau bodoh. Cukup dengan mengakuinya, tapi jangan memukuli dirimu sendiri." Ujar sehun datar. Suji kembali tertegun, bisa dibilang ia terbius karena untuk kesekian kalinya kekesalannya pada namja dingin itu mencair karena pesona yang dipancarkan namja itu.

Suji terus menatap sehun, bahkan hingga sehun telah menghilang di balik pintu rumahnya. Ny.bae mendekati suji dan menepuk pundak suji untuk menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

Daily SunshineWhere stories live. Discover now