Daily Sunshine

Chapter 3: New Problem (2)

            Suji melangkah gontai menuju rumahnya tapi ia menemukan sehun berjalan agak jauh didepannya.

"sehun-ssie!" panggil suji. sehun menghentikan langkahnya tanpa berbalik menatap suji. kini suji sudah berdiri dihadapan sehun.

"surat itu. apa mungkin , kau yang meletakannya?" tanya suji ragu. Sehun diam tak bergeming.

"sebelumnya aku ingin berterima kasih, akhirnya kau membalas suratku meskipun dengan cara yang memalukan" ungkap suji. perlahan mata sehun bergerak melirik suji.

"jangan cemaskan aku. Aku akan baik-baik saja selama melakukan hal itu membuatmu lebih lega. Maaf karena aku selalu mempermalukanmu. Dan juga..."

"aku tak pernah mencemaskanmu. Dan juga .. aku tak butuh penjelasan darimu" ketus sehun. suji menahan lengan sehun dan berhasil membuat sehun berbalik menatapnya.

"apalagi?" tanya sehun malas.

"apa kau tak merasa bersalah sedikitpun? Aku akan memaafkanmu meskipun kau tak mengatakannya tapi.. bukankah setiap aku melakukan hal yang memalukan aku juga meminta maaf?" suji menggantungkan kalimatnya. Sehun menghela napas nya kasar dan menatap suji intens.
"aku tak mengerti apa yang kau bicarakan" ketus sehun melepaskan sentuhan suji dengan kasar lalu melangkah dengan cepat menuju rumahnya. Suji seakan tercambuk dan tertembak panah dalam waktu bersamaan. Luka yang sedikit mengering kini kembali terasa sakit.

0_0

Kali ini melewati bahkan menunggu esok hari terasa berat bagi suji, ia hanya bisa diam menatap langit malam di teras lantai 2 nya. Perlahan tangan lembut membelit tubuhnya dan menyalurkan energy positif melalui pelukan hangat. Suji memalingkan wajah untuk menatap pemilik tangan lembut itu.

"eomma" gumam suji pelan.

"wae? Kau tidak turun menemui ibu sejak ibu pulang" ujar ny.bae. suji menunduk pelan dan tersenyum kecil.

"eomma.. apa menyukai seseorang harus seberat ini? aku sungguh tidak sanggup" ucap suji lemas.

"kau menyukai seseorang?" timpal ny.bae.

"ehmm" suji mengangguk.

"darimana kau tahu kau menyukainya?" tanya ny.bae.

"awalnya aku mengaguminya, dia tampan dan sangat popular di kalangannya.. aku sangat-sangat menyukainya. Tapi tiba-tiba hatiku merasakan sakit yang luar biasa saat ternyata dia sama sekali tidak menganggapku" jelas suji menahan air mata yang kembali ingin menyeruak keluar dari bola matanya.

"apa alasanmu menyukainya karena dia popular dan tampan?" selidik ny.bae.

"dia juga cerdas. Dia anak terpintar disekolah.. tapi kurasa dia terlalu jauh untuk dapat ku raih. " ucap suji.

"apa pria itu oh sehun?" tanya ny.bae hati-hati. suji mengangguk pelan.

"Bahkan ketika rumahnya hanya beberapa langkah dari rumah kita.. aku merasa bahwa kami sangat jauh seperti langit dan bumi. Aku tak pantas untuknya eomma" ungkap suji lesu. Air mata kembali menetes di pipinya. Suji segera menghapus air matanya cepat sebelum ibunya melihatnya menangis dalam diam. Ny.bae melepaskan pelukannya untuk putrinya dan membalikan tubuh putrinya agar menatapnya.

"gwenjjhana. Jika kau menyukainya.. biarkan dia bahagia. Jika dia tak menyukaimu, lepaskanlah dia.. eomma juga pernah merasakan posisi sepertimu" jelas ibu suji lembut.

"eomma juga? Tapi bagaimana itu bisa terjadi?" tanya suji menatap ibunya penasaran.

"saat itu, eomma jatuh cinta pada seorang namja tampan, kaya dan sangat baik. Tapi eomma tak menyukainya karena ia tampan dan kaya, melainkan kebaikannya. Eomma menyatakan perasaan eomma dan dia menjawab dengan lembut bahwa ia tak menyukai eomma. Dia bilang kebaikannya pada eomma hanya sebagai sikap menghargai sesama. Eomma mengaguminya. Sejak itu setiap merasa merindukannya, eomma melihatnya, hanya dengan melihatnya tersenyum meskipun senyuman itu untuk orang lain, kerinduan eomma akan terobati. Sejak saat itu eomma hanya menyukainya dalam diam dan tak pernah berharap memilikinya. Sampai eomma bertemu ayahmu dan melupakan segala tentangnya." Cerita suji membuat suji tertegun lagi.