"suji-ya.." gumam sehun, suji mengangkat wajahnya untuk menatap sehun. Perlahan sehun mendekatkan wajahnya kearah suji. Wajah mereka semakin dekat, bahkan hidung mereka sudah saling bersentuhan.
"eheem" dehaman seorang kakek tua yang lewat membuat sehun dan suji menjauhkan wajah mereka dan berusaha menetralkan emosi mereka masing-masing.
"sehun-ah" tegur suji.
"oo?' sahut sehun.
"kau bisa terlambat" jelas suji. sehun terkesiap, dan menatap suji.
"mwo?!" sehun terkesiap dan langsung berlari meninggalkan suji tapi tiba-tiba ia kembali dan menarik suji bersamanya.
"sepedaku.." tahan suji.
"aigoo" desah sehun lalu kembali ketempat semula, sehun mendorong sepeda suji dan diikuti suji yang berjalan beriringan dengannya.
"aku tak percaya hari ini akan terjadi.. aku berjalan tepat disebelahnya. Dan melihatnya yang membantuku mendorong sepedaku." Suji tersenyum dalam diam. Tiba-tiba ia teringat kejadian tadi saat ia terjatuh dan tanpa sengaja bibir mereka bersentuhan. Seketika pipinya bersemu merah.
"sudah sampai. Kau harus mandi dan istirahat. Kau tak boleh kemanapun tanpa seizinku. Kau paham?" ujar sehun memegang kedua bahu suji. suji mengangguk sembari tersenyum meyakinkan sehun.
"kumawo. Untuk pagi ini.. aku senang" ucap sehun lalu pergi begitu saja bahkan sebelum suji sempat menyampaikan perasaan senangnya saat ini.
0_0
"a..aku tak tahu.." ucap seorang gadis bername tag han jaena yang kini dipojokkan dibelakang sekolah oleh luhan, sehun, dan jong in.
"katakana yang sebenarnya jika kau ingin selamat" ancam jong in yang mulai emosi.
"aku hanya menuruti perintah setelah dibayar. Aku tidak bersalah" ucap jaena ketakutan.
"siapa yang menyuruhmu.. apa mengatakannya sesulit itu untukmu?" tanya luhan frustasi karena sedari tadi gadis ini seperti menghindar untuk menjawab.
"aku.. tak tahu.. tolong~" luhan membekap mulut jaena lalu menatapnya tajam.
"sebaiknya kau katakana kebenarannya sebelum kami melaporkanmu pada polisi bahwa kaulah yang membuat siasat seperti ini.. karna preman-preman itu kini sudah berada di kantor polisi" tekan sehun tajam.
"kumohon jangan laporkan aku" jaena berlutut dihadapan sehun, luhan dan jong in dengan air mata ketakutan di pipi mulusnya.
"kalau begitu katakana siapa yang menyuruhmu" ujar jong in.
"tapi kalian janji akan memastikan keselamatanku?" pinta jaena dengan gugup.
"tentu. Kami akan memastikannya" ujar luhan yakin. Gadis itu menunduk menyesal lalu berdiri dari sujudnya.
"hani-ssie. dia yang menyuruhku dan menyuapku" ungkapan jaena barusan berhasil membuat ketiga namja disitu terkejut.
"hani?" ulang jong In tak percaya.
"n..nae" jawab gadis itu gelagapan. Jong in segera berlari meninggalkan jaena, luhan dan sehun. sehun dan luhan saling berpandangan tak mengerti.
"kenapa ia melakukan hal keji itu?" tanya sehun pada jaena.
"mwolla.. tapi kalian sudah berjanji untuk melindungiku bukan? Kalian harus menepatinya" ungkap jaena.
YOU ARE READING
Daily Sunshine
Fanficschool life, between a girl who have crush to the great guy (handsome and smart) from A class. that girl who really fall for him and cant forget about him no matter how hard she try to go away. there's no way out for her feeling toward that guy. be...