I don't know when my feeling has change
But, at least I know something
I still have this this feelin'
~
Suji bangun dari tidurnya, ia menggeliat kecil hingga tanpa sengaja kepalanya terbentur dinding tempat tidurnya.
"aishhh.. shhh" suji mendesah pelan merasakan nyeri di puncak kepalanya. Suji membuka matanya malas dan melihat tirai kamarnya sudah terbuka lebar. Matanya bergerak ke sekitarnya, ia melihat kamarnya yang sudah tertata rapi.
"kupikir aku belum bersih-bersih. Tapi kemarin apa yang terjadi?" suji berpikir sejenak sembari mengerjap beberapa kali. Kini matanya membulat sempurna.
"astaga!!" suji menganga tak percaya lalu berlari turun Dari ranjang dan langsung menuruni tangga dengan setengah terburu-buru. Suji kembali tertegun saat pintu tertutup rapat, suji kembali menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"perasaan semalam aku pusing lalu tidur, dan aku lupa mengunci pintu" ujar suji berpikir sejenak. Suji berjalan ke dapur untuk mengambil air minum namun ia kembali dikejutkan dengan dapur yang sudah bersih.
"ku pikir aku belum membereskannya. Apa aku bangun di tengah malam?" suji berpikir keras.
"andwe. Kalau aku bangun seharusnya aku ingat, tapi aku tak mengingatnya sama sekali." ujar suji yang lalu menuang air putih dan meneguknya habis. Ditegukan terakhir suji menurunkan gelasnya dan menyemburkan air minumnya tanpa sengaja.
"bagaimana jika ada maling? Ya, benar.. maling.. aku harus menanyakannya pada ahjumma apakanh dia dengar sesuatu yang aneh tadi malam. Ya benar" suji berargumentasi sendiri dengan pikirannya lalu berlari keluar pagar rumah dan memencet bell rumah oh ahjumma.
"percuma" suara berat seeorang menghentikan aksi suji barusan. Suji beralih mencari si pemilik suara dan menatap kearah pria itu.
"kenapa kau disana?" tanya suji menatap sehun yang duduk di atas kursi disamping halaman rumahnya sembari membaca sebuah Koran.
"tentu saja bersantai.. ini rumahku.. dasar bodoh" ketus sehun datar. Suji melirik sehun sebal namun melangkah mendekat pada sehun.
"ya! bisakanh kau berhenti memanggilku bodoh?" pinta suji ketus. Sehun tertegun dan menatap suji datar.
"kau bisa bersikap ketus juga ternyata.." ucap sehun datar.
"tentu saja!" ketus suji lagi yang sudah berdiri di hadapan sehun yang tengah duduk. Sehun mengeluarkan smirknya lalu menurunkan koran bacaannya dan memajukan tubuhnya sembari mendongak menatap suji dalam jarak yang cukup dekat.
"benarkah? Ku kira pria yang kau sukai adalah pengecualiannya" ujar sehun dengan wajah dingin dan smirk kecil diwajahnya. Suji terbius, wajah itu, seringaian itu.. kenapa jantungnya kembali berdetak tak karuan. Kenapa bisa-bisanya sehun memperlakukannya seperti ini. dan bodohnya ia terpesona karena seringaian kecil itu. sebelumnya sehun tak pernah menatapnya begitu dalam sembari memberiiikan smirk padanya. Tapi hari ini, hari ini... suji kembali merasakan hadirnya perasaan yang tak ia inginkan.
"ya! aku ingin tanya sesuatu" suji berusaha menetralisir kegugupannya dan membalas tatapan sehun.
"kupikir kau bahkan tak bisa bicara setelah melihatku.. menyebalkan" desah sehun datar lalu kembali menyandarkan tubuh pada kursinya sembari membaca korannya.
YOU ARE READING
Daily Sunshine
Fanfictionschool life, between a girl who have crush to the great guy (handsome and smart) from A class. that girl who really fall for him and cant forget about him no matter how hard she try to go away. there's no way out for her feeling toward that guy. be...