Chapter 8: Our Start (2)

447 91 11
                                    


            "aku hanya beritahu hal ini baik-baik! Selama kau belum bisa menjauhkan fans-mu dari suji maka kau tak akan pernah mampu melindungi suji! bahkan sekarang aku tak yakin dia akan baik-baik saja setelah kau memberi kesempatan bagi orang-orang itu untuk melukai suji" ocehan jong in membuat sehun sedikit terkesiap.

"apa maksudmu? Katakan dengan jelas" sahut sehun dingin.

"kemarin seseorang hampir mencelakai suji karenamu.. apa kau tahu betapa ketakutannya suji saat itu? lalu dimana kau letakan tanggung jawabmu? Apa kau datang menolongnya? Tidak! kau hanya bisa meminta semua orang yang mengasihi suji untuk menjauhinya namun kau saja tak pernah berusaha untuk menjaga perasaannya dan melindunginya. Apa kau pikir aku akan diam saja melihatmu seperti ini?" jong in semakin melekatkan tatapannya pada sehun. sehun bungkam 100%.

"jika kau pikir aku akan diam saja maka kau salah besar! Dan sebentar lagi aku yakin luhan juga akan menyadari hal ini dan kembali berpusat pada perasaannya. Aku tak perduli pada siapapun yang akan mengakhiri permainan ini tapi setidaknya aku tahu satu hal..." jong in menggantungkan kalimatnya.

"setidaknya aku tahu bahwa kau tidak pantas untuk suji, karena itu.. aku sudah membuat keputusan" sebut jong in.

"keputusan?" sahut sehun yang masih diam tertegun mencoba menetralisir emosinya dan mencerna ucapan demi ucapan yang dilontarkan jong in barusan.

"awalnya aku rasa membiarkan suji pada pilihan hatinya adalah pilihan yang tepat tapi setelah melihat kejadian ini.. akhirnya aku tahu apa yang harus kulakukan..." lagi lagi jong in menggantungkan kalimatnya sembari menatap sehun tajam.

"aku.. akan tetap disamping suji! aku tak akan melepaskan suji begitu saja. aku akan berjuang untuk suji, apapun yang harus kulalui kelak... yang jelas.. aku harus tetap bertahan untuk melindunginya" ungkap jong in penuh penekanan di setiap kata yang keluar dari bibirnya.

"...." Tak terdengar respon apapun dari sehun, jong in mulai melangkah meninggalkan sehun yang masih terdiam terpaku di atap gedung sekolah.

0_0

"ya! apa kau tahu? Kemarin aku melihat jiyeon, dia sedang bicara serius pada suji! dan apa kalian tahu? Dia memegang gunting? Tapi setelah kedatangan jong in, jiyeon menjatuhkan guntingnya lalu berlari.. aku melihat hal itu di perpustakaan sekolah saat sedang mencari buku cetak, tapi aku kembali melihat yuri. Dia tiba-tiba ada disekolah ini. kurasa itulah alasan jiyeon tidak masuk sekolah hari ini" penjelasan hyeri tanpa sengaja didengar oleh soojung dan suli.

Soojung langsung melangkah keluar kelas, suli melangkah mengikuti soojung. Soojung menelpon jiyeon berkali-kali namun nihil, sepertinya jiyeon mematikan ponselnya.

"sial" desah soojung frustasi.

"kau tak percaya pada hyeri kan soojung-ah? Jiyeon tak mungkin melakukan hal semacam ini" suli menenangkan soojung yang kelihatan gelisah.

"lagipula jika memang ia melakukannya, kenapa suji tak melapor pada guru? Hyeri mungkin hanya sedang membual" timpal suli lagi.

"aku ingin tak percaya pada hyeri. Tapi kau ingat? Kemarin jiyeon, suji dan jong in tidak ada dikelas. Aku khawatir sesuatu benar-benar terjadi pada jiyeon.." gumam soojung lagi.

"ya! gwenjjhana.. jiyeon mungkin hanya sedang tidak enak badan" suli kembali bergeming.

"suli-ya, apa kau lupa seperti apa uri-jiyeonnie? Dia mudah terpengaruh ketika sedang emosi dan disana ada yuri. Kita tak bisa tinggal diam melihat hal ini.. kita harus segera mencari suji dan mencari tahu kebenaran gossip itu" tutur soojung lalu melangkah mendahului suli. Suli yang tak tahu harus bicara apa hanya bisa mengikuti sahabatnya dengan pasrah.

Daily SunshineWhere stories live. Discover now