"bukankah kau minta aku membantumu?" ucap yuri dengan senyum manisnya. Luhan hanya diam melihat senyuman yuri untuknya. Luhan melirik suji yang langsung menunduk saat luhan menatapnya. Yuri menarik luhan dan berbalik hendak pergi tapi yuri menahan langkahnya dan memutar kepalanya kebelakang untuk melihat suji.
"chamm.. aku hampir lupa, jangan terlalu murahan. pergilah" ketus yuri menatap suji tajam dan lebih terdengar ketus di kalimat akhirnya. Suji membalas tatapan yuri dengan wajah datarnya.
"dasar nenek sihir!" ketus jieun menggeram lalu kembali menatap suji.
"no gwenjhana?" tanya jieun lagi.
"o" suji mengangguk. Suji melangkah keantrian makanan sembari memberiisihkan kotoran di seragamnya.
"suji-ya, kau sudah menyelesaikan tugas matematika?" jieun mengalihkan pembicaraan.
"nae" jawab suji tersenyum melirik jieun.
Suji dan jieun menikmati makan siang mereka dengan tenang, kericuhan mulai terbentuk saat bintang sekolah memasuki kawasan kantin. Semua mata tertuju pada sosok pria tinggi, putih nan tampan. Jieun menyenggol lengan suji, suji mengikuti arah pandang jieun dan shock melihat kehadiran sehun. pria itu-sehun- melirik kesana kemari dan menemukan objeknya. Sehun mendekati meja yang diduduki jieun dan suji. suji sangat gugup menerima tatapan dingin dari sehun yang belum tentu ditujukan untuknya.
"no bae suji. matjji?" sehun memastikan dengan nada datarnya. Suji, jieun dan seisi kantin langsung shock sembari menutup mulut mereka tak percaya.
"nae.. nae" jawab suji terbata-bata. Sehun tersenyum kecil pada suji.
"aku membaca suratmu. Terima kasih" ucap sehun.
"mwo?" jieun terbelalak tak percaya mendengar ungkapan sehun dan ekspresi sehun saat mengatakannya. Semua orang terpana tak percaya.
"Terima kasih sudah mempermalukanku" ekspresi sehun berubah 180 derajat dari sebelumnya. kini wajah tampan itu terlihat dingin dan nada yang dilontarkan juga terdengar ketus.
"eh.. nae?" sahut suji terbelalak kaget, suji tertegun seribu bahasa saat sehun meletakan setumpukan surat diatas meja makan suji lalu pergi begitu saja. Suji tertegun melihat setumpukan kertas berisikan tulisan tangannya. Jieun terbelalak kaget, sementara yang lainnya rusuh ingin mengetahui kertas apa yang baru saja di letakan oleh sehun diatas meja suji.
Jieun segera mengambil kertas itu dan menyembunyikannya dari para gadis yang tiba-tiba saja mengerumuni suji untuk mengambil kertas itu dari meja suji. jieun melirik suji yang masih diam mematung.
"suji-ya. Sadarlah.. ayo lari" bisik jieun. Suji melirik jieun tapi hanya mengikuti gadis itu. mereka berdua melarikan diri dari keramaian, sesekali melirik kebelakang untuk memastikan bahwa para gadis yang mengejar mereka sudah tidak ada. Akan tetapi mereka masih harus bersusah payah melarikan diri karena para gadis masih mengejar mereka.
Tapi naas, jieun tersandung jatuh, surat-surat yang di pegang jieun berterbangan kemana-mana. Suji terkejut bukan kepalang, suji yang panic melihat surat yang berterbangan melirik jieun dan langsung membantu jieun berdiri.
"no gwenjjhana?" tanya suji yang memegang kedua pipi chubby jieun sembari menggerakannya kekiri dan kekanan untuk melihat apakanh ada luka disekitar wajah jieun.
"suji-ya.. selamatkan suratmu. Aku tak-apa.. pali!!" ujar jieun berusaha menahan nyeri dilututnya. Suji mengikuti jari telunjuk jieun dan langsung berlari mengejar surat yang berterbangan tadi. Suji bahkan melompat-lompat untuk menangkap surat yang masih melayang tinggi diudara. Untungnya para gadis tadi sudah menghilang hingga suji bisa mengumpulkan kembali surat-suratnya.

YOU ARE READING
Daily Sunshine
Fanfictionschool life, between a girl who have crush to the great guy (handsome and smart) from A class. that girl who really fall for him and cant forget about him no matter how hard she try to go away. there's no way out for her feeling toward that guy. be...