Chapter 11: The Light (1)

402 77 2
                                    


It's not a big deal

But for me it's a big choice

I can see the light behind the chance

0_0

Suji merasa risih saat sepanjang pelajaran pertama luhan belum juga hadir. Tiba-tiba pintu kelas di ketuk beberapa kali, suji langsung melirik kearah pintu dan merasa sedikit kecewa saat yang masuk adalah irine. Ada perasaan senang dihati suji karena irine mulai bersekolah kembali setelah beberapa hari tidak hadir disekolah.

Suji memperhatikan meja dan kursinya yang telah bersih dari coretan, suji beralih pada materi yang disampaikan kang saem. Beberapa kali suji menatap kearah pintu untuk menanti apakah luhan akan datang terlambat. Sepertinya luhan tidak masuk dijam pertama. Jujur saja suji masih merasa bersalah akan kejadian yang menimpa luhan kemarin. Ia sangat mencemaskan pria itu.

Suji tiba di kantin sekolah dan mengambil jatah makan siangnya lalu duduk disalah satu bangku yang sering ia duduki. Tiba-tiba suji teringat luhan saat pertamakali mereka makan bersama dibangku yang sama.

"boleh aku duduk disini?" suara seseorang membuat suji mengalihkan perhatiannya. Suji menatap si pemilik suara dan lagi-lagi terphipnotis akan senyuman pria itu.

"luhan-ah" ujar suji pelan hampir tak terdengar namun luhan masih bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Senyuman luhan terukir diwajah tampannya dan membuat suji bangkit berdiri. Dalam hitungan detik suji tanpa sengaja memeluk luhan erat, mungkin itu reflex dari tubuhnnya. Luhan sedikit terkejut sekaligus sangat senang. Luhan membalas pelukan suji untuknya dan menyandarkan dagunya di bahu suji.

"aku sangat mencemaskanmu" ungkap suji dengan bola mata yang berbinar-binar. Sehun yang tengah memegang nampannya hanya bisa melihat keduanya tanpa member komentar apapun, perlahan sehun meletakan nampan itu disalah satu meja disana dan meninggalkan kantin begitu saja. gadis yang menerima nampan itu langsung memegang dan menciumi nampan itu dengan bangga.

"suji-ya. kurasa kau berlebihan. Aku baik-baik saja" ujar luhan percaya diri.

"aniya. aku bersalah padamu. Jongmal mianhae.. karena aku" suji merasa ada yang janggal, suji melepaskan pelukannya dari luhan dan menatap pria itu.

"kenapa kepalamu masih diperban?" tanya suji panic.

"ah.. sudah kubilang,. It's my style" jelas luhan. Suji hanya diam sembari fokus menatap mata luhan seakan ingin tahu apa yang luhan ucapkan adalah kebenaran atau kebohongan belaka.

"kenapa wajahmu begitu? Kau merindukanku?" goda luhan. Suji membuang mukanya dan menetralisir ekspresi cemasnya berusaha membentuk senyuman diwajahnya.

"hari ini adalah latihan vocal pertama kita dan pertemuan dengan wali kelas untuk festival day" ungkap suji.

"ahh.. aku tahu, karena itu aku datang meski aku sangat lelah dan mengantuk" ucap luhan masih dengan senyum manisnya.

"kau yang terbaik" puji suji memberikan senyuman tulus pada luhan. Luhan dengan yakin membalas senyuman itu dengan penuh kebahagiaan yang tergambar jelas diwajahnya.

0_0

"aku ingin ke perpustakaan sebentar" ujar suji.

"aku akan menemanimu" usul luhan.

"baiklah" jawab suji.

Langkah suji terhenti saat menyadari sehun sudah berdiri dihadapannya dan mencoba menghalangi langkahnya.

Daily SunshineWhere stories live. Discover now