Chapter 12: a piece of paper (2)

398 74 5
                                    


-flashback-

Luhan mengakhiri panggilan telepon dari seseorang dan menemukan suji, sehun dan jong in tengah menatapnya seakan mencari tahu siapa yang menelpon dirinya.

"ini dari ayahku. Dia bilang dia tidak bisa hadir" jelas luhan tanpa diminta. Semuanya mengangguk.

"aku ingin kita menyelesaikan penampilan kita dengan sempurna hari ini. karena itu mari kita fokus dan tetap menyelesaikan penampilan kita apapun yang terjadi nanti" ucap luhan yang menyodorkan tangannya untuk berhigh-five. Suji mengangguk cepat dan meletakan tangannya diatas tangan luhan, diikuti jong in dan sehun yang ikut menumpukan telapak tangan mereka menjadi satu.

"fighting!" seru keempatnya semangat sembari melepaskan tangan mereka keudara.

-flashback end-

Suji mengangkat mic-nya dengan tangan bergetar khawatir, sehun dan jong in menatap luhan yang susah payah untuk memetik bass ditangannya.

suji Someone ask me to keep going without you

But I can't because you're the greatest .. gift

luhan you're the greatest gift.....

Air mata suji menetes tepat ketika tubuh luhan ambruk kearahnya. suji segera menangkap tubuh luhan meski berat luhan tidak sebanding dengan tubuh wanita miliknya. Sehun dan jong in melepaskan alat music yang sedari tadi mereka mainkan dan segera membantu suji mengangkat tubuh luhan menuju ruang kesehatan.

Semua penonton berhamburan karena panic, taemin dan jiyeon yang panic berusaha terlihat tenang dan juga berusaha menenangkan seluruh tamu yang kasak kusuk.

-3 jam kemudian-

Kini luhan sedang dirawat dalam ICU dari sebuah rumah sakit yang terdekat dengan sekolah gujiyo. Setelah membawa luhan ke ruang kesehatan, suster disana meminta mereka membawa luhan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Sehun menggenggam erat tangan suji yang mulai bergetar hebat karena ketakutan, tak lama muncul sosok pria berkacamata yang menemui suji, jong in dan luhan.

"luhan-ssie dimana?" tanyanya panic pada suji.

"dia didalam" jawab sehun setelah melihat suji yang masih bingung dengan situasi ini.

"oh my god. Apa yang terjadi dengan tuan muda" ucap si pria yang kelihatan sangat frustasi. Jong in hanya bisa menatap suji yang sejak tadi terus meneteskan air matanya.

"sehun-ssie. apa anda penanggung jawab disini?" tanya si dokter, sehun mengangguk.

"saya dokter" pria berkacamata itu mengangkat tangan pada si dokter.

"anda siapa?" tanya si dokter yang bingung.

"aku sekretarisnya dok" jawab si pria.

"kalau begitu sehun-ssie dan kau boleh menemuiku di ruanganku sekarang" ujar si dokter kemudian melangkah meninggalkan mereka. sehun tersenyum menenangkan suji lalu beranjak pergi menuju ruangan si dokter mengikuti si sekretaris yang melangkah dengan sangat cepat.

"suji-ssie" seorang suster menghampiri jong in dan suji. suji mendongak.

"nae?" sahut suji.

"luhan-ssie mencarimu" ujar si suster. Suji mengangguk paham dan masuk kedalam ruangan luhan. Suji menatap luhan yang terbaring tak berdaya, bahkan untuk bernapas saja ia membutuhkan beragam alat bantu pernapasan dan tabung oksigen. Untuk kesekian kalinya air mata suji menetes, suji terduduk dikursi yang tersedia disamping kasur luhan.

Daily SunshineWhere stories live. Discover now