¤¤¤[Park Jimin POV]¤¤¤
Pagi-pagi sekali, aku sudah bangun. Dan tepat pada jam 7 pagi, aku baru saja selesai membuat sarapan untuk Eunsoo. Mengingat kemarin ia kelelahan karena aku mengajak ia kesana-kemari.
Sedangkan Woojin hanya diam di rumah untuk sekedar memainkan laptop saja. Heol. Untuk apa aku mengajaknya juga. Itu tidak penting.
Aku membawa nampan dengan dua piring nasi goreng buatanku. Menurutku, membuat seperti ini saja butuh perjuangan. Karena memasak bukan keahlianku.
Aku menyimpan nampan di karpet depan televisi, lalu duduk menghampirinya. Wajahnya sangat tenang, aku pun tak tega untuk membangunkannya.
Tapi ia tidak boleh telat sarapan!
"Chagiya, ireona..." Ucapku sembari mengelus perlahan pipinya.
"Mmmhhh... Aku mengantuk, Jim." Ia masih memejamkan mata.
"Bangunlah... Aku sudah membuat sarapan untukmu." Eunsoo malah semakin mempererat selimut dengan tangannya.
"..."
"Sayaaang! Banguuun!" Aku menggoyangkan pinggangnya pun tidak mempan.
"Aku akan marah saja kalau begitu." Masih tidak mempan.
"..."
"EUNSOO!"
"Kau makan saja sendiri, aku menyusul."
"Aku membuatkan sarapan dengan susah payah, kau tahu?"
"..."
Aku mengambil bantal yang menempel dengan kepalanya. Dan aku menaikinya, lalu menyimpan bantal tepat di atas wajahnya.
"Bangun!!!"
"Kau harus bangun!"
"Kau harus sarapan dengan nasi goreng yang kubuat!"
"Dalam 5 detik kau tidak bangun, aku akan menciummu. Tidak peduli jika Woojin melihatnya."
"1..."
"2..."
"3...---"
"Jimin!!! Awas!!!" Suara Eunsoo yang terhalang bantal menjadi sedikit tidak jelas.
"Kau harus bangun, Eunsoo-ku..."
"Iya!!! Cepat awas! Aku tidak bisa bernapas!"
Aku menyimpan bantal itu tepat di samping kepalanya. Aku hanya tersenyum geli melihat ia sedang menetralkan nafasnya.
"Aw!" Aku meringis kala ia mencubit hidungku keras.
"Aku tidak bisa napas, bodoh."
"Habisnya kau tidak bangun-bangun. Aku hanya ingin kita sarapan berdua dengan makanan yang kumasak sendiri."
"Aku akan cuci muka dahulu." Aku menahannya dengan tanganku dan wajah ku gerakkan agar lebih dekat dengannya.
"Morning kiss?" Bisikku tepat di telinga kanan Eunsoo.
Chup!
***
Akhirnya, kami sarapan berdua sambil menonton televisi di kamarnya. Aku pun memberikan satu piring nasi goreng padanya.
Sebelum aku memakannya, aku ingin tahu apa reaksi ia saat memakan masakanku.
"Bagaimana?"
Eunsoo memakan satu suap, "Ini tidak asin, rasanya hambar. Juga kau terlalu banyak memasukkan kecap dan minyak."
Aku kecewa mendengar penuturannya yang menurutku negatif itu.
"Ah, begitu ya." Aku mengambil piringnya, dan meletakkannya kembali pada nampan.
"Eh?"
"Aku akan ke minimarket dahulu."
"Untuk apa? Kau yang memintaku untuk sarapan, tapi malah kau ambil."
"Beli roti untukmu. Masakanku tidak layak dikomsumsi." Aku pun pergi ke dapur untuk membuang makanan ini. Dengan Eunsoo yang menguntitku di belakang.
"Huft. Aku memang tidak mempunyai keterampilan memasak." Kataku sambil membuang nasi itu ke tempat sampah.
Aku merasa Eunsoo merangkulku, "Jangan dipaksakan jika tidak bisa."
Aku menyimpan kedua piring di tempat cuci piring. "Kau selalu memasakkan sesuatu untukku, tapi aku tidak pernah melakukan itu padamu."
"Eish... Itu tidak harus, Jim."
Sekilas aku tersenyum menanggapinya. Dan mengacak rambutnya gemas.
-TBC-
Cuma pen bilang...
Siders bermunculan gaes.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) Bestfriend Or Girlfriend? ·Park Jimin·
Fanfic[COMPLETE] Awalnya, aku hanya ingin memintamu sebagai sahabatku. Tapi lama-kelamaan aku ingin lebih dari itu. ---- #161 dalam Random 01.08.17 --- This My First FF ^^