Demi boxer merah Mas Giri! Gue nggak lagi mimpi, kan? Kak Jendra ngajakin gue pulang bareng!
Nirma melongo dengan wajah bodoh saat laki-laki berbadan tegap yang selama ini menjadi trending topic di kepalanya, menghampiri di kelas, dan mengajaknya pulang bersama.
Ya Tuhan, jangan-jangan sebentar lagi gajah bakal bertelur ya? Atau tsunami bakal datang sebentar lagi? Ah, pasti ini cuma mimpi!
Nirma pun mencoba menggigit lidahnya sendiri dan mencubit pipinya berkali-kali, ternyata sakit. Masih tidak percaya, gadis itu bahkan menjambak rambut Alya yang tak kalah kagetnya dengan gadis itu.
"Aduh! Lo kenapa sih, Nir?!" raung Alya jengkel karena kesakitan. Tak mau ambil pusing lagi, Alya mengalihkan pandangannya ke arah Jendra. "Kak Jendra kepalanya ketendang ya, waktu latihan taekwondo? Kok mau sih sama Nirma? Kayak nggak ada yang lebih keren aja."
"Pakai dukun mana lo?" Kini Alya beralih pada Nirma sepenuhnya.
Alih-alih marah dengan pertanyaan Alya yang kelewat pedas, Nirma malah tersenyum semringah. Jika sahabatnya itu berkomentar dengan kalimat yang terlampau jujur seperti biasanya, berarti ini memang bukan mimpi.
Jendra sendiri tak menjawab, hanya tersenyum simpul pada Alya, yang nyatanya senyuman itu membuat jantung Nirma ikut kebat-kebit juga.
"Ini beneran, Kak? Kak Jendra ngajakin gue pulang?" tanya Nirma yang dijawab Jendra dengan anggukan mantap.
Ingin rasanya Nirma koprol dari dari lantai dua saking senangnya. Namun, kemudian manik matanya bersirobok dengan mata laser Nessa, yang siap membolongi dan membakarnya hingga tak berbekas.
Itu Kak Nessa pengin banget diculek matanya ya? Melototin gue sampai segitunya. Kak Jendra kan masih milik umum, suka-suka dia dong mau pulang sama siapa.
Nirma menyambut genggaman tangan Jendra dengan erat, berusaha mengabaikan tatapan-tatapan mematikan yang dilaluinya sepanjang koridor menuju tempat parkir.
Ini baru pulang bareng loh. Kalau Kak Jendra tiba-tiba khilaf terus minta gue jadi pacarnya, kayaknya gue nggak bakal digantung Kak Nessa di tiang bendera.
"Lo kenapa, Nir?" tanya Jendra khawatir, yang dijawab Nirma dengan gelengan pelan, tak lupa gadis itu menerbitkan senyuman manisnya yang serupa gula aren, agar Jendra tak banyak bertanya.
Mereka terus berjalan beriringan melalui koridor sekolah. Sampai tempat parkir pun, Jendra membukakan pintu mobil untuk Nirma. Gadis itu terdiam, masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya.
Seorang Rajendra Wardhana mengendrai mobil mewah serupa mobil milik CEO-CEO tampan nan kaya raya tujuh turunan, yang sering gadis itu baca di platform cerita online. Ke mana motor sport hitam standar tanpa modifikasi, yang sering cowok itu bawa?
"Kenapa diem aja?" tanya Jendra heran. "Nggak usah kebanyakan mikir, kerutan di jidat lo tambah banyak tuh."
Nirma sama sekali tak marah mendengar celetukan Jendra. Dia malah senang karena Jendra ternyata perhatian pada wajah jelatanya ini.
Gadis bersurai hitam sepunggung itu senang sekali, duduk bersebelahan dengan Jendra dalam jarak sedekat ini. Jendra yang biasanya jarang tersenyum, kini sudah berakali-kali tersenyum ke arahnya.
Kayaknya Kak Jendra naksir gue deh. Berarti artikel yang gue baca tentang penelitian dari University of Paris, soal cewek biasa punya daya pikat lebih tinggi dibanding cewek cantik, itu bener dong[1]. Buktinya Kak Jendra nggak tertarik sama Kak Nessa, malah kayaknya naksir gue.
Tuhan memang Maha Adil. Kalau cowok cakep cuma mau sama cewek cantik, nggak ada yang namanya perbaikan keturunan dong.
Tanpa sadar Nirma tersenyum, memikirkan alasan Jendra mengajaknya pulang bersama. Dia sempat berpikir, mungkin di sekitar sini ada cupid yang salah melesakkan panah asmaranya, sehingga tiba-tiba saja Jendra yang biasanya hanya bisa dia lihat dari jauh, kini ada di sebelahnya.
Tiba-tiba saja, Jendra menepikan mobilnya di jalanan yang lumayan sepi, dan menekan tombol central lock. Nirma tercekat dan pikiran buruk langsung terlintas di kepalanya, berbanding terbalik dengan hal-hal manis yang dia pikirkan tadi.
Seperti yang pernah dia baca di platform cerita online, laki-laki yang mengajak perempuan berduaan di mobil, lalu menghentikan mobilnya di tempat sepi, biasanya akan melakukan hal-hal yang tidak baik.
Nirma menggeleng keras, menyesali kebodohannya karena pernah membaca cerita yang seharusnya belum boleh dia baca.
"Ke-kenapa dikunci, Kak?" Gadis itu mundur hingga mencapai ujung kursi. Matanya menatap Jendra waspada, sementara tangannya bersidekap di depan dada.
Jendra berdecak sebal melihat tingkah Nirma yang begitu berlebihan. "Kenapa mundur-mundur gitu? Gue cuma pengin ngomong sesuatu sama lo." Jendra kini mendapat atensi Nirma sepenuhnya. "Gue, sebenernya udah lama merhatiin lo dari jauh. Gue tau lo sedikit aneh, tapi nggak tau kenapa gue malah suka. Jadi... lo mau nggak jadi pacar gue?"
Tampar gue, Kak! Sadarin gue dari mimpi yang terlalu manis ini!
"Halo... bumi memanggil Nirma." Jendra mengibaskan tangannya di depan wajah Nirna yang masih terlampau kaget.
"Jadi, gimana? Lo pilih gue, atau... tirai nomor dua?" tanya Jendra lagi, sembari menirukan ucapan pembawa acara kuis di televisi.
"Ini beneran, Kak?" tanya Nirma lagi yang dijawab Jendra dengan senyuman yang membuat Nirma ambyar seketika. "Uhm... uhm... mau, Kak."
"Apanya yang mau, Nirma?" tanya Jendra lagi. Namun, ada yang janggal sekarang. Rasanya suara Jendra sangat mirip dengan suara Pak Salman, guru Sejarahnya yang terkenal killer.
Gadis itu sedikit heran, kenapa dia mendengar sayup-sayup suara Pak Salman? Padahal seingatnya, beliau tidak ikut menebeng mobil Jendra.
Kok rasanya Pak Salman kayak duduk di jok belakang ya? Tapi, tadi jok belakang kan, kosong. Jangan-jangan...
"NIRMALA!! BANGUN!!"
[1] Artikel dari akun instagram wowfakta, tanggal 20 Oktober 2017.
***
Halo, semua. Terima kasih sudah membaca Janji. Kira-kira Nirma dihukum Pak Salman apa ya, waktu ketauan tidur di kelas? Boleh banget loh ngasih saran di kolom komentar ^^
Kalau suka ceritanya, jangan lupa komentar, vote, dan share ya ^^ Soalnya, ada hadiahnya juga loh buat pembaca yang beruntung
Hadiahnya apa? Ini dia hadiahnya.
Sampai jumpa Rabu depan ya ^^ Jangan lupa masukin cerita ini ke library kamu ^^
Cheers,
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI [Completed]
Teen Fiction[Proses Penerbitan. Part Masih Lengkap.] JANJI [Update setiap Rabu dan Sabtu] "Percuma juga menghindar, kalau lo udah jadi takdir gue" a story by Alifiana Nufi _______________ Nirmala namanya. Tunggu, jangan bayangkan dia gadis anggun dengan gaun du...