Saturdate with Alya

33.6K 2.5K 167
                                    


"Selamat malam, para penikmat sepi." Rista membuka acara dengan kalimat yang menohok hati. "Jumpa lagi sama gue dan Davin dalam acara ...."

Davin dan Rista berujar, "Saturdate with Linus!"

"Selama satu bab ke depan, kami berdua bakal nemenin malam Minggu kalian yang sepi ini, supaya lebih berfaedah." Kali ini giliran Davin membacakan bagiannya. "Oke, kali ini kita kedatangan tamu. Bisa dibilang cewek ini pawangnya Nirma yang kadang suka bertindak di luar akal sehat manusia. Siapa lagi kalau bukan, Alya."

"Halo, semuanya," sapa Alya pada semua pendengar Saturdate with Linus.

Rista kemudian mempersilakan Alya kembali bicara. "Alya silakan perkenalan diri dulu."

"Gue Alya Maulida. Biasa dipanggil Alya. Sekarang kelas X IIS 2."

"Gue kira nama lo Alya Rohalus." Davin tertawa saat memberikan plesetan nama Alya seperti nama artis senior Indonesia.

Alya menatapnya dengan wajah datar, lalu berujar, "Ha.Ha.Ha. Enggak lucu sih, Kak. Tapi, karena Kak Davin udah berusaha melucu, ya gue senyumin aja deh."

Giliran Rista yang tertawa lantang. "Pinter lo, Al. Biar sadar dia kalau guyonannya itu kriuk banget."

"Adik kelas sekarang tuh agak kurang ajar ya?" tanya Davin entah pada siapa.

"Guyonan lo tuh jadul banget. Ya, jelas aja sekarang enggak lucu," kata Rista berusaha membela Alya. "Lagian nih ya, nama itu doa. Jangan buat bercandaan."

Davin menghela napas panjang sebelum akhirnya berujar, "Oke, maaf ya, Alya."

"Oke, yuk mulai aja sesi tanya-jawabnya." Rista mengecek daftar pertanyaan yang sudah Davin dan ia persiapkan untuk acara kali ini. "Oke, ceritain dong, awal lo bisa kenal sama Nirma."

Alya tampak berusaha mengingat-ingat sesuatu. "Waktu masa orientasi dulu, Nirma tuh kayak anak ayam kehilangan induknya sih. Mana waktu awal kan, masih dicampur, belum dibagi kelasnya. Dia tuh tanya sana-sini, tapi enggak begitu direspon. Yah, gue ngerasa senasib aja kayak dia, jadi ya gue samperin. Terus, kayaknya Tuhan sayang banget sama gue. Gue sama Nirma sekelas."

Rista dan Davin mengangguk paham mendengar penjelasan Alya. "Terus, menurut lo, Nirma tuh orangnya kayak gimana sih?" tanya Rista lagi.

"Gimana ya, Kak. Dia tuh, kadang-kadang absurd, kayak enggak sadar gitu. Bayangin, pulang sekolah tiba-tiba dia mungutin sampah di dekat toilet, terus tiba-tiba teriak waktu di kantin. Dan yang paling gila, dia salaman sama Pak Salman. Gimana temen-temen enggak nganggap dia aneh coba?"

"Lo sendiri, kenapa betah temenan sama orang aneh kayak dia?" Giliran Davin bertanya dengan nada sekasual mungkin agar Alya tak tersinggung lagi.

Alya menghela napas panjang sebelum akhirnya berucap, "Kayaknya cuma dia juga yang betah sama mulut gue yang kadang susah dikontrol."

"Syukur deh, kalau lo sadar." Ucapan Davin langsung membuat Alya melotot seketika. "Slow down, Baby. Gue cuma berusaha nyadarin lo, kayak lo berusaha nyadarin Nirma soal Jendra."

Rista mengangguk antusias mendengar ucapan Davin. "Iya, nih. Kok lo curiga banget Nirma naksir Jendra?"

"Dilihat dari perempatan New York juga kelihatan kali, Kak, kalau Nirma naksir Kak Jendra. Dia tuh selalu duduk di tempat yang sama dan ngelihat ke arah meja Kak Jendra biasa dikte PR teman-temannya. Enggak mungkin kali Nirma ngelihat Kak Davin, apalagi Kak Dion. Enggak ada yang bisa dibanggain juga."

Davin memutar bola matanya kesal. "Kok kesel ya?"

Sementara itu Rista tersenyum melihat Davin begitu jengkel dengan bintang tamu kali ini. "Terus, kenapa lo yakin Nirma naksir Jendra, kenapa lo kemarin ngira Nirma naksir Agil?"

"Yah, Nirma berubah sih. Dia jarang ke kantin kalau istirahat. Kayaknya dia benar-benar mikirin ucapan gue deh." Wajah Alya tampak sedikit mendung mengingat ucapannya yang mungkin terlalu kasar untuk Nirma. "Tapi, niat gue kan baik, Kak. Gue takut kalau Nirma dimusuhin Kak Nessa. Kak Rista tahu sendiri kan, Kak Nessa kayak gimana?" Davin dan Rista berpandangan lalu sama-sama mengangguk. "Jadi, gue sedikit seneng sih waktu Nirma berubah, tapi enggak gini juga kali. Tiap isitirahat, dia malah ngerjain soal-soal Bahasa Inggris, gue kan jadi mikir Nirma lagi caper ke Agil. Soalnya, Agil kan paling pintar Bahasa Inggris, anak English Club juga."

"Eh, dia-nya kelepasan. Tapi, kayaknya Agil enggak keberatan sih, malah makin deketin Nirma," lanjut Alya seperti menganalisis tindakan Agil akhir-akhir ini.

"Lo sendiri, lebih setuju Nirma sama Agil atau Jendra?" tanya Rista memberikan pilihan.

"Agil lah! Sama Kak Jendra, risikonya terlalu besar," kata Alya terlampau bersemangat. "Agil tuh wakil ketua kelas, tapi lebih bertanggung jawab dibanding Bayu, ketua kelas kami sendiri. Paling tuh, semester depan, Bayu lengser, digantiin Agil. Cocok lah, buat ngadepin Nirma yang kadang absurd."

Rista dan Davin mengangguk puas dengan jawaban yang Alya berikan.

"Okay, Gengs. Itu tadi wawancara singkat kami dengan Alya Maulida, pawangnya Nirma. Sampai jumpa minggu depan dengan bintang tamu yang enggak kalah serunya." Kali ini giliran Davin yang menutup acara.

"See you," ujar Davin dan Rista bersamaan.

Baru saja Alya akan berdiri dari duduknya, Davin berucap, "Foto dulu, Al. Studio Linus banyak tikusnya. Kali kalau ada foto kamu, tikus-tikus pada takut."

Alya berdecak sebal, tapi akhirnya berpose juga.

Klik!

thepicta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

thepicta.com

***

Halooo ... itu tadi hasil wawancara Davin dan Rista tentang Alya ^^

Begitu lah sahabat, kadang ingin menyampaikan sesuatu yang baik untuk kita, walau kadang caranya salah ^^

Selalu rukun dengan sahabatmu ya ^^ Itu fotonya Youtuber Cici Fani ^^ Sedih banget tahun ini enggak ada Youtube Rewind Indonesia 2017 -_-

Sampai jumpa di Saturdate with Linus berikutnya ^^

By the way, minggu depan gilaran siapa ya? Ada saran? 

JANJI [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang