Chapter2

7.9K 550 7
                                    

~~~~~

Hoseok POV.

       Entah mengapa, Aku tiba-tiba terbangun pagi ini. Biasanya Aku selalu dibanguni Jin Hyung, tapi untuk hari ini, mimpi buruk itu membangunkanku dari tidur nyenyaku.

       Aku menguap pelan sambil merenggangkan badan, kualihkan pandanganku kearah jam weker yang ada di atas meja nakasku, pukul 07.00.

       Aku pun memutar badan kearah Kiri, ada Jimin disini, ia masih tertidur. Kutatap dalam tubuh mungil yang sedang menghadap ke arah Kiri sama sepertiku. Tiba-tiba Aku teringat dengan mimpi buruk itu. Rasanya hatiKu sesak, mataku perih mengingat bagaimana jika mimpi itu menjadi kenyataan. Kupejamkan mataku perlahan, berusaha melupakan mimpi buruk itu. Aku pernah berdoa pada Tuhan 'Tuhan tolong lindungi adik kecilku yang sangat berharga ini, karena Aku Tak sanggup jika harus kehilangannya'. Tapi, semakin berusaha kulupakan, rasa sesak dihati ini semakin menjalar kesemua tubuhku. Dan detik berikutnya, sebulir air Mata mengalir dengan mulus dari sudut mataku menuruni pipiku, dengan sigap kuseka air mataku Dan langsung kusingkirkan segala pikiran buruk yang bersarang dikepalaKu.

       Setelah beberapa menit Kutatap tubuh mungil itu, Aku pun berniat membangunkannya. Kupegang pundak kecil itu lalu mengguncangnya pelan, tapi Jimin Tak kunjung bangun. Pada akhirnya kuurungkan niatku membangunkannya, karena kupikir ia masih terlalu lelah setelah kemarin menjalani latihan selama seharian penuh. Bahkan ia Yang paling terakhir tidur hanya untuk menyempurnakan gerakannya, itu pun, terakhir Kali kulihat ia Baru tertidur pukul 04.00 subuh.

       Aku pun beranjak dari tempatku tidur, berjalan mendekati lampu tidur Jimin, kemudian mematikannya. Setelah dimatikan, tiba-tiba perhatianku teralih pada bantal kepala yang ditempati Jimin, ada bercak noda disana. Memang noda itu kurang jelas terlihat, pasalnya selimut yang menutupi tubuhnya sampai melewati kening Jimin.

       Karna rasa penasaranku yang menggebu-gebu, akhirnya dengan perlahan kutarik selimut yang menutupi tubuhnya. Setelah selimut itu kutarik sampai kebawah, Saat itu pula kedua tanganku tiba-tiba bergetar, mataku membola, hatiku rasanya ditancap seribu mata pisau tajam. Pemandangan mengerikan ini membuat Hatiku sakit.

Darah mengalir sempurna dari hidung Jimin melewati pipinya yang mulus, membasahi sebagian bantal kepalanya, dengan raut wajah yang sudah pucat pasih.

       Dengan sigap kuguncang pundak Jimin cukup kencang, beberapa detik kemudian Jimin terbangun.

"Eoh... Ada apa hyung?" Tanya Jimin dengan suara serak
"Kau mimisan Jimin! Kau mengeluarkan darah cukup banyak!" Panik Hoseok
"Benarkah? Ah iya..." jawab Jimin setelah menyentuh hidungnya yang mimisan

       Jimin pun berusaha membersihkan darah dari hidungnya dengan tangannya sendiri. Tapi darah itu masih terlalu banyak sehingga mustahil dibersihkan dengan tangan mungil itu. Melihat itu, kuambil tisu diatas meja nakas Jimin lalu kuberikan padanya.

"Jimin-ah.. ayo Kita ke kamar mandi, lalu Kita bersihkan sisa darahmu itu." Ajak Hoseok
"Ah.. baiklah.." Jawab Jimin sambil mengangguk pelan

       Jimin akhirnya beranjak dari tempat tidurnya Dan berjalan menuju kamar mandi dengan sedikit terhuyung, melihat itu, Aku langsung menyusul Jimin dari belakang Dan membantunya berjalan menuju kamar mandi.

Hoseok POV. End
~~~
Jin POV.

       Kemudian Aku berjalan menuju kamar yang terakhir, kamar Hoseok-Jimin. Untuk kamar yang satu ini, jujur rasanya tidak tega menyirami mereka berdua, karena mereka sudah kucap sebagai 'adik kesayangan'.

       Ketika sudah sampai didepan pintu kamar mereka, Aku langsung mengetuknya pelan, namun Tak ada balasan. Karna Tak sabaran, kubuka pintu itu sedikit lalu mengintip kedalam. Ternyata Hoseok sudah bangun, begitu juga dengan Jimin.
Aku pun masuk kedalam.

FF BTS || alwaysFineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang