Chapter6

5.4K 371 4
                                    


Jimin's POV.

       Setelah kepergian mereka ber3, aku pun langsung bergegas menuju ke pintu apartement, lalu membuka pintu tersebut dan keluar dari apartement. Kemudian kulangkahkan kakiku menuju ke lapangan parkir dan langsung beranjak masuk kedalam mobil sport hitamku. Kunyalakan mesinnya dan segera saja kutancap gas menerjang jalan raya Seoul yang cukup padat. Jujur saja, setelah bagian keuangan kami masing-masing sudah lebih meningkat, kami akhirnya bisa membeli mobil masing-masing, dan tentunya itu cukup membuat kami senang.

       Untuk pergi menuju ke gedung Bighit, tentunya memerlukan waktu kurang lebih 30 menit. Ketika aku baru memasuki wilayah gedung Bighit, aku langsung memarkirkan mobilku di lapangan parkir gedung Tersebut.

       Beberada detik kemudian, disinilah aku sekarang, berdiri di depan gedung Bighit dengan wajah yang kupasang sumringah, yang benar saja, rasanya aku sangat senang sekali bisa kembali berkunjung ketempat 'rahasia' itu.

       Tanpa menunggu lama, langsung kutapakkan kakiku memasuki gedung berlantai 5 tersebut. Jika pada umunya kami selalu menuju ke lantai 3 dimana ruangan dorm tempat kami latihan berada, tetapi kali ini berbeda denganku, sekarang aku menapakkan kakiku menuju ke lantai 5, lantai paling atas gedung ini, lantai yang tak pernah terpakai saat baru menempati gedung ini. Awalnya, saat aku baru datang ke lantai 5 ini sendirian, lantai yang satu ini selalu kosong dengan 1 ruangan yang bisa dibilang cukup luas untuk kapasitas 1 orang. Melihat 1 ruangan yang selalu kosong itu, aku pun akhirnya berniat untuk mengisinya menjadi ruangan pribadiku.

       Ketika sudah sampai di lantai 5, kulangkahkan kakiku pelan menelusuri lorong yang sedikit gelap ini. Beberapa saat kemudian, akhirnya aku sampai di depan ruangan yang sangat rahasia bagiku, ruangan yang sudah sangat lama tidak kudatangi, dan ruangan yang tentunya sangat kurindukan. Pintu ruangan ini terdapat papan nama bertuliskan 'Jimin's Room' tergantung disana.

       Kupejamkan mataku dan kuhembuskan nafasku perlahan. Setelah itu, kubuka kembali mataku. Kuangkat tanganku dan kugenggam kenop pintu berwarna coklat tua itu, kuputar kenop pintu itu perlahan-lahan dan pintu itu akhirnya terbuka.

       Pemandangan yang sudah cukup biasa bagiku, tapi terasa amat istimewa karena hanya ruangan ini satu-satunya yang kumiliki seutuhnya di gedung ini setelah dorm latihan kami.

       Kulangkahkan kakiku memasuki ruangan tersebut, hal pertama yang terlihat oleh mataku, sederet lukisan kanvas yang ditutupi oleh kain putih tertempel di segala sisi dinding ruangan ini, sengaja kututupi dengan kain putih karena aku yakin, suatu saat aku pasti akan sibuk dan jadinya jarang datang kesini, otomatis lukisan-lukisan ini jadi sangat berdebu nantinya.

       Tentu saja semua lukisan itu kulukis sendiri, karena memang pada dasarnya aku suka sekali melukis diatas kanvas. Dari awal aku selalu rajin membeli kuas dan cat serta kanvas untuk melukis, namun aku selalu bingung hasil lukisanku akan kuletakkan dimana. Dan untungnya takdir akhirnya mempertemukanku dengan ruangan ini dan jadilah semua lukisanku disini tertata rapi.

       Selain itu, ada 1 sofa panjang dan 3 sofa kecil yang empuk beserta meja panjang di tengahnya tertata dengan rapi di sudut sebelah kanan ruangan ini, dan tak lupa juga ada jendela yang cukup besar terdapat di dinding disebelah sofa panjang itu. Aku juga lumayan menyukai jendela besar itu, karena ketika sedang memikirkan hal sesuatu yang rumit bagiku, aku selalu duduk disana untuk menenangkan pikiranku. Selain itu, terdapat kanvas kosong masih berdiri tegak dengan kokoh diatas easel yang tertutupi oleh kain putih, kursi kecil dan meja kecil disebelahnya dengan beberapa kuas, palet, dan cat juga tersusun rapi diatasnya.

       Kulangkahkan kakiku mendekati easel kanvas lalu ku usap kain putih yang menutupi kanvas tersebut. Sudah berdebu. Kemudian kuambil kursi kecil yang ada di dekat easel dan kuletakkan kursi itu didepan kanvas lalu kududukkan diriku disana.

FF BTS || alwaysFineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang