Chapter13

4.4K 318 4
                                    

      

      
       Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari. Tak terasa sekarang sudah hari Jumat, sebentar lagi mereka akan mengadakan konser Wings Tour Final di Seoul, Korea.

       Untuk hari ini, mereka rasanya sangat beruntung. Bang PD-Nim, selaku pembimbing mereka ber7, memberikan mereka istirahat selama satu hari, yaitu hari ini, karena mengingat mereka sudah bekerja dengan sangat keras selama beberapa hari penuh yang lalu

       Seperti biasa, Namjoon dan Yoongi hanya memiliki satu tujuan, Studio mereka. Hoseok juga memiliki tujuannya, Dance Practice Room, sedangkan Jungkook, Taehyung, dan Jin lebih memilih ikut bersama Hoseok. Namun berbeda dengan Jimin, ia lebih memilih ketempat rahasianya saat ini.

Jimin's POV.

       Saat aku baru menapakkan kakiku melewati pintu gedung Bighit, pandanganku tidak sengaja menangkap seekor kucing kecil berwarna putih bersih sedang tertidur dibarisan kursi dalam gedung ini. Perhatianku teralih untuk mengambil kucing itu, aku jadi tertarik dengan lembutnya bulu kucing ini. Saat kugendong didalam pangkuanku, kepala kucing ini hanya bergerak lucu di atas lenganku, aku jadi tersenyum dibuatnya

       Aku pun melanjutkan langkahku, dan beberapa menit kemudian, disinilah aku sekarang, didepan ruanganku, Jimin's Room.

       Aku langsung memegang gagang pintunya, kubuka, dan aku pun masuk kedalam, dengan kucing Yang ada dipangkuanku tentunya

       Sejujurnya, aku ingin menyelesaikan satu lukisan lagi, maka semuanya menjadi genap 30 lukisan.

       Namun sebelum itu, aku rasanya ingin duduk di jendela ruangan ini, aku ingin menenangkan pikiranku yang masih bercampur aduk, tidak, lebih tepatnya pikiranku yang masih terfokus pada beberapa hari yang lalu

#Flashback

       Laki-laki paruh baya berperawakan gembul di depanku ini, seketika menjatuhkan selembar kertas yang ada di genggaman tangannya, pandangannya tiba-tiba kosong, kepalanya tertunduk, bahkan tubuhnya sampai ambruk terduduk di bangkunya, aku yang melihatnya sontak menghampirinya, kusejajarkan tubuhku dengan tubuhnya

"Jimin-ah... Mengapa... Mengapa..." Ucapnya tiba-tiba tersendat, seperdetik kemudian, bisa kulihat ia memejamkan matanya, air matanya mengalir sempurna dari sudut matanya, diikuti dengan segukan kecil

"Mengapa... Mengapa kau.. baru.. memberitahuku sekarang... Jimin-ah..." Ucapnya lagi dengan nada bergetar

       Aku tidak tahan, kuambil tubuh gempal itu lalu kubawa kedalam pelukanku, kuelus punggungnya pelan, hatiku rasanya teriris pisau tajam, perih, perih sekali

"Mianhae... Jongmal mianhae, PD-nim..." Balasku lembut

"Aku... Aku hanya... Hanya belum siap.. untuk memberitahumu, PD-nim" Tambahku berusaha tegar didepan orang yang sudah kuanggap sebagai ayahku sendiri, ayah yang sudah mengurus serta mendidikku sampai sesukses sekarang

"Tapi... Tapi... Mengapa.. mengapa harus kau... Harus kau yang kena... Kenapa... Kenapa Tuhan tidak adil begini..." Gumamnya parau sambil menggelengkan kepala

"Tidak... Bintang kecilku... Tidak boleh pergi..." Tambahnya lagi

       Pertahankan runtuh sudah. Aku pun memejamkan mataku perlahan, tak lama kemudian, air mata mengalir sempurna di pipiku, dengan cepat kuusap air mataku kasar, kuhembuskan nafasku berat. Kemudian kuakhiri pelukanku dengan PD-nim

"Hush.. Jangan berkata seperti itu, PD-nim.. Jangan salahkan Tuhan.. Mungkin.. Tuhan memiliki rencana yang indah dibalik ini semua.. kau harus percaya itu.. kau harus kuat..." Jawabku lembut sambil mengusap air mata orang paruh baya yang ada di depanku ini, saat ini aku harus tegar didepannya

FF BTS || alwaysFineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang