Chapter22

4.6K 290 20
                                    







Author's POV.




Beberapa tahun kemudian




9 Maret 2020

       Terlihat seorang pemuda berkulit putih pucat masih setia bergelung didalam mimpi tidurnya hingga matahari mulai menunjukkan sinarnya sampai memasuki jendela kamar pemuda itu, yang otomatis sinarnya langsung menyirami permukaan wajah putih mulusnya tersebut

       Sang empu terpaksa mengerjapkan matanya perlahan saat merasakan ada cahaya yang teramat terang menusuki matanya, ia renggangkan tubuhnya sambil berguling kekiri, terlihat langsung jendela kamarnya sudah terbuka dengan lebar

       Ia tegakkan tubuhnya dari atas tempat tidur, namun masih dalam posisi terduduk disana, dengan pandangan yang kosong, seperti sedang melamunkan sesuatu

       Pandangannya yang kosong itu, ia alihkan kearah jam weker diatas meja nakasnya, jam 07.00, masih terlalu pagi untuk pemuda itu membuka matanya lebih awal memulai hari baru ini

       Namun, ia tiba-tiba mengernyitkan dahinya bingung ketika melihat sepucuk surat kecil terletak dibawah jam wekernya tersebut, surat dengan berwarnakan putih polos, tanpa ada goresan pena sedikitpun

       ia gerakkan sedikit tubuhnya mendekati meja nakas tersebut, lalu tangannya pun mulai terangkat meraih surat yang ada di bawah jam wekernya itu

       Ia balikkan surat tersebut, tetap polos, bersih tanpa goresan pena. Ia pun mulai membuka surat itu, dan terlihatlah disana, barisan tulisan tangan yang rapi, tulisan tangan yang dapat mengingatkannya pada seseorang, seseorang yang sangat ia sayangi, seseorang yang sudah pergi jauh beberapa tahun yang lalu dari hidup mereka. Walaupun orang itu sudah pergi, pemuda berkulit pucat ini masih dapat mengingat dengan jelas bentuk tulisan tangan orang yang ia sayangi tersebut

       Ia tegakkan tungkai kakinya, lalu mulai melangkah mendekati jendela kamarnya tersebut, dengan sebuah surat yang masih setia berada digenggaman tangannya, ia pun membaca surat tersebut

9 Maret
Untuk Hyung dinginku yang kusayangi

Saengil Chukae, uri Hyungie~
Kuharap setelah ini, kau sudah bertambah dewasa, bertambah bijaksana, bertambah kasih sayang pada member yang lain, bertambah kuat, bertambah aktif, bertambah ceria, tidak lagi sering berdiam diri, tidak lagi lebih dingin, tidak lagi sering menangis sendiri dalam diam dikamarmu, tidak lagi sering stress. Kumohon jangan pernah sakit lagi, Hyung...
Owh iya, bagaimana kabar Hyung sekarang? Kuharap Hyung sekarang sudah lebih bahagia, lebih sukses dari pada tahun sebelumnya...
Maafkan aku Hyung, tidak ada lagi kue ulangtahun dariku lebih awal dipukul 3 pagi seperti biasanya, tidak ada lagi hadiah kecil dariku yang menyertai seperti biasanya
Tapi Hyung jangan pernah bersedih, hati ini akan tetap selalu menyayangi Hyung walau itu dari jauh, tapi akan ada saatnya hati ini akan mendekat padamu, pada kalian lagi...
Walau tidak ada lagi kue serta hadiah dariku lebih awal, tapi setidaknya member lain akan tetap memberikan kue serta hadiah untukmu nanti, ah kuharap kau tidak melupakan hari ulangtahunmu hari ini'kan Hyung?
Sekali lagi, hiduplah dengan baik, hiduplah dengan bahagia Hyung, teruslah berdoa memohon suatu pengharapan, walau pengharapan itu terasa mustahil bagimu untuk terkabulkan, tapi jangan pernah lupa, bagi Tuhan segala sesuatu tidak ada yang mustahil terjadi, kau pasti tau itu.
Sekian dulu, Hyung..
Salam sayang dariku..

Adik bantetmu,
Jimin

Tes

       Setetes air mata sukses jatuh membasahi surat yang ada digenggamnya tersebut, namun tak ada isakan yang mengiringinya disana

FF BTS || alwaysFineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang