Chapter8

4.7K 354 4
                                    


Jin's POV.

       Hal pertama yang Kami lihat Saat Baru menginjakkan kaki Ke dalam apartment

Apartment yang kosong

       Dan yang benar saja, nyatanya Jimin belum pulang juga sampai sekarang, padahal sekarang sudah pukul 22.30 malam

       Sedangkan yang lain sudah terlelap sejak 1 jam yang lalu, mereka awalnya terkejut karena belum mendapati Jimin pulang Ke apartment, bahkan mereka tadi sempat berencana untuk mencari Jimin diluar sana, namun Aku hanya bisa meyakinkan mereka bahwa Jimin Mungkin masih ditengah jalan. Akhirnya dengan perasaan yang bercampur aduk mereka pun hanya bisa percaya padaku hahwa semuanya baik-baik saja

       Tapi pada kenyataannya, perkataanku Tak sesuai dengan perasaanku sedikit pun. Saat ini, Aku merasa sangat gelisah bercampur khawatir, karna pada dasarnya, Jimin tidak pernah pulang Ke apartment sampai selarut ini, itu pun kalau pulang larut, pasti bersama Kami selepas latihan dance. Namun Kali ini berbeda, Jimin benar-benar sendirian diluar sana Dan sampai jam segini, adikku yang satu itu belum juga menunjukkan tanda-tanda kepulangannya.

       Padahal Aku yakin sekali, tadi Aku Baru saja melihat Jimin sedang sibuk melukis diruangannya, Tapi Saat Kami hendak mau pulang, tiba-tiba saja Mobil Jimin sudah menghilang dari lapangan parkir gedung Bighit, bukankah itu berarti Jimin sudah pulang duluan? Dan yah, dia sekarang tidak ada disini

       Aku pun hanya bisa berjalan mondar-mandir Dengan langkah gelisah didepan televisi sambil menggigiti ibu jariku pelan, lalu kuhela nafasku sambil kududukkan diriku diatas sofa panjang didepan televisi.
Kuambil ponselku yang ada diatas meja didepanku, kuhidupkan, lalu kucari kontak Jimin disana, Tak lama kemudian Aku memulai sambungan kesana, Dan ternyata nomornya sudah aktif, namun tidak diangkat oleh Jimin.

       Aku pun berniat mencoba menelfon Jimin kedua kalinya, Saat hendak menekan tombol hijau di ponselku, tiba-tiba Aku bisa mendengar ada seseorang di depan pintu mulai menekan beberapa tombol password pintu apartment ini. Kuurungkan niatku menelfon jimin lagi. 'Semoga itu Jimin', batinku.

       Beberapa detik kemudian, pintu apartment itu akhirnya terbuka, Dan muncullah adikku, Jimin. Aku terkejut melihat keadaan adikku yang Satu ini, rasanya menyakitkan, melihatnya Dengan keadaan rambut acak-acakan, mukanya Lebih pucat, Dan matanya sembab, owh! Apa Dia habis menangis?

       Bisa kulihat matanya membola bertanda bahwa ia terkejut melihatku masih terjaga sampai selarut ini diruang keluarga, ia pun mencoba memasang raut tersenyum untuk menutupi rasa terkejutnya padaku. Namun disisi lain, Aku melihat senyum itu sangat jelas dipaksakan. Ia pun membuka mulutnya bertanya padaku

"Eoh, hyung belum tidur?" Tanya Jimin Dengan Nada yang dibuat sesantai mungkin
"Bagaimana Aku bisa tidur Dengan tenang jika masih ada adikku diluar sana sampai selarut ini, kau pastinya tau itu" Jawabku
"Ah Aku lupa, maafkan Aku hyung sudah membuatmu terjaga sampai selarut ini demi menungguku pulang" Ucap Jimin lirih
"Tak usah pikirkan itu, sekarang Aku akan bertanya padamu, habis dari Mana kau bisa sampai pulang selarut ini?" TanyaKu to the point

       Bisa kulihat lagi muka Jimin tiba-tiba menegang, Dia terdiam sejenak. Aku pun melipatkan kedua tanganku didepan dadaku, berusaha bersabar menunggu jawaban yang keluar dari mulut adikku yang Satu ini.

Jin's POV. End
~~~~~
Jimin's POV.

       Jujur saja, rasanya Aku bingung harus memberi jawaban apa atas pertanyaan hyung tertuaku yang ada didepanku Saat ini. Aku pun berpikir sejenak, mencoba mencari jawaban yang sedikit masuk akal bagiku.

"Ahh, Aku habis... Aku habis keluar bersama... Bersama Taemin! Kami tadi sempat pergi jalan-jalan... lalu pergi makan juga! Kami sampai lupa waktu jadinya karena terlalu asik jalan-jalan bersama! Hehehehe" jelasku Dengan terbata-Bata sambil kugarut kepalaku yang tidak gatal, menghilangkan rasa gugup kalau saja Jin Hyung tidak percaya Dengan penjelasanku

FF BTS || alwaysFineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang