Seorang lelaki bertubuh tegap yang berpakaian serba hitam dengan mata merah berjalan di lorong yang sepi, ditemani oleh sepupunya yang memiliki postur tubuh yang hampir sama namun tinggu badan yang sedikit berbeda.
"Stevan, aku dengar ada manusia yang memasuki tempat ini. Apa benar?" Tanya sepupunya itu. Lelaki itu hanya melirik sepupunya sekilas kemuadian mengangguk.
"Berapa orang?" tanya sepupunya antusias.
"Dua." Sepupunya mengangguk-ngangguk kecil.
"Siapa yang menemukan mereka?" Tanyanya, lagi.
"NSD" sepupunya itu terkekeh. NSD sendiri adalah singkatan dari Nathan, Skandar dan Dave. Stevan bilang terlalu merepotkan menyebut nama mereka sekaligus makanya dia menyingkatnya menjadi NSD.
(Bukan SNSD yah XD)"Manusia itu ... laki-laki atau perempuan?"
Stevan berhenti kemudian menatap datar sang sepupu, "Daniel," terjadi jeda "kau akan melihatnya nanti, jadi berhenti bertanya."
"Ok" Daniel terkekeh, mereka kemudian berjalan kembali menyusuri lorong sepi itu.
****
Sienna membuka matanya perlahan, samar-samar dia mendengar suara orang yg sedang berbicara dengan suara lirih namun masih dapat dia dengar.
"Jadi apa yang akan kita lakukan pada mereka?"
"Entahlah, kita tunggu saja mereka sadar."
"Ck! Kau menciumnya juga kan? mereka benar-benar menggoda"
"Kau ini! Kita tidak boleh melakukan sesuatu terhadap 'tamu' kita tanpa persetujuan pangeran"
"Diam, salah satu dari mereka sudah sadar."
Sienna merasa suara-suara mereka terdengar tidak asing. Sienna menatap ruangan tempatnya berbaring, ruangan ini seperti kamar dengan nuansa kuno.
"Hei, kau sudah sadar yah?"
Sienna menoleh dan melihat lelaki berambut coklet dengan ketampanan rata-rata tersenyum manis kepadanya.
Sienna mengernyit. Rasanya dia pernah bertemu dengan pria ini, tapi dimana?
Tiba-tiba kilasan kejadian selama beberapa hari kembali terputar di otaknya, saat May mengajaknya untuk mencari Vampir di hutan aneh itu, membuat Sienna menatap mereka dengan tatapan horor.
"Sepertinya, kau sudah ingat apa yang terjadi kemarin." ucap Nathan.
Hening.
Sienna tidak berniat menjawab pertanyaan yang jawabannya sudah terlihat jelas dari wajahnya.
"Jadi, akan kita apa kan mereka?" tanya Skandar.
"Kita tunggu Pangeran datang dulu, kau ini tidak sabaran sekali"
"Aku bukannya tidak sabar, aku hanya merasa antusias saja, kau tahu sendiri mereka adalah dua manusia yang datang kemari setelah kurang lebih 300 tahun."
300 tahun yang lalu?
Nathan menatap tajam Sienna, ketika mendengar pikiran gadis itu. Dia tidak tahu apa arti dari ucapannya dan itu membuat Nathan kesal.
"Bisakah kau berhenti?" ucap Nathan dingin.
Sienna, Skandar dan Dave menoleh ke arah Nathan dengan tatapan heran.
"Kau berbicara padaku?" Skandar menunjuk dirinya sendiri.
Nathan mendengus, "Bukan kau, tapi gadis itu."
Giliran Sienna yang bertanya "Memangnya aku kenapa?"
"Berhenti menggunakan bahasa yang tidak ku mengerti itu." Skandar dan Dave mengangguk, sekarang mereka mengerti maksud Nathan.
Sienna memutar bola matanya sinis "Tidak bisa begitu, itu bahasa dari negaraku jadi aku berhak menggunakan bahasa itu. Kau tidak bisa melarangku!"
"Kau-" Nathan menggeram, matanya menatap kesal ke arah Sienna yang berani membalas perkataanya. Nathan hendak mendekat ke arah Sienna namun kedua tangannya sudah di pegang oleh Skandar dan Dave.
"Hei! Sabar ok? kau ini cepat sekali emosi." ucap Skandar, sedangkan Nathan hanya mendengus kemudian menarik kedua tangannya yang di pegang oleh Skandar dan Dave.
"Kau mau ke mana?" tanya Dave ketika Nathan berbalik dan berjalan keluar.
"Pergi. Melakukan sesuatu yang lebih menarik dan menguntungkan daripada menjaga dua serangga tidak berguna."
Blam!
Skandar menggeleng heran kemudian kembali menatap May dan Sienna "Abaikan dia, Kau dan temanmu itu jangan berani-berani keluar dari tempat ini. Kalau kalian nekat, aku bisa memastikan kemarin adalah terakhir kalinya kalian memiliki kaki, toh sepertinya jika kalian kehilangan kaki tidak akan merugikan siapa pun di sini." ucapan Skandar memeng terdengar santai tapi Sienna tahu ada nada serius dalam suaranya dan itu membuatnya merinding.
*****
"Jadi bagaimana Jack?" Tanya Pria yang duduk dimeja dengan tatapan yang masih tertuju kepada berkas-berkas yang berada di atas mejanya.
"Karena mereka lebih banyak melewati wilayah Vampir, maka yang membawa mereka adalah bangsa Vampir, Alpha." jelas Jack.
Pria yang dipanggil Alpha itu mengangguk, "Laki-laki atau Perempuan?"
"Dua-duanya perempuan, Alpha."
Pria itu tersenyum, "Kalau begitu, kita akan berkunjung ke wilayah Vampir. Aku ingin memastikan salah satu yang mereka tangkap itu mateku atau bukan. Beritahukan itu kepada Stevan."
Jack mengangguk, "Baik Alpha."
"Kau boleh keluar."
Jack membungkuk hormat kemudian berbalik dan pergi.
Pria itu berbalik menatap pemandangan hutan dari balik jendela besar yang berada di belakangnya.
Menghela nafas, ia lalu bergumam "Apakah aku akan menemukannya kali ini?"
Mata birunya menatap hampa hutan didepannya yang mulai gelap, pertanda malam akan tiba.
TBC
-----------16/02/2018
Revisi 05/08/2018
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen
FantasySemua berawal dari May, yang memaksa Sienna untuk ikut mencari makhluk- makhluk imortal itu, bahkan berniat mengelilingi Eropa agar dia bisa melihat mereka. Sienna awalnya ragu, namun karena sudah terikat janji dia pun akhirnya ikut menemani May. Si...