Sienna hanya duduk dengan tatapan hampa setelah Skandar dan Dave keluar dari ruangan yang mereka tempati.Sienna heran, bagaimana mungkin mereka langsung menemukan vampir dan serigala besar yang dia yakini disebut werewolf, di negara yang pertama mereka kunjungi?
Sienna berusaha menganggap ini semua mimpi, tapi dia sempat mencubit tangannya sebanyak lima kali dan rasanya sakit. Itu membuatnya menjadi putus asa.
Gadis itu menatap may yang masih belum sadar dengan tatapan sinis.
Temannya itu pasti sangat bahagia menemukan sosok yang selama ini menjadi obsesinya.
Harusnya aku membawa uang, jadinya aku bisa kembali ke indonesia dan tidak terperangkap di tempat ini.
Rasanya Sienna ingin menangis sekarang, tapi menangis juga tidak akan membuat para vampir itu kembali ke sini dan melepaskannya.
Ia menatap sekelilingnya, baru sadar ruangan ini sepertinya terlalu bagus untuk ditempati oleh dua orang 'tahanan' seperti mereka.
Mereka -para vampir-menempatkan mereka di sebuah kamar yang elegan dengan nuansa white and brown.
Kalau tidak ingat dia sedang dalam bahaya, mungkin dia senang-senang saja tinggal di sini.
"eeenghh"
Akhirnya sahabat menyebalkannya bangun juga.
"kita ada di mana?" May bertanya sambil menguap kemudian duduk.
"Menurutmu?" balas Shienna dengan nada yang sesinis tatapannya.
"hei! Tolong tatapanmu dikondisikan! Aku bertanya baik-baik!"
"Bahkan jika kau bertanya dengan tidak baik-baik, tidak akan mengubah apa pun! Pokoknya kau harus mengeluarkan kita dari sini! Aku tidak mau mati dengan keadaan kurus kering tanpa darah!"
May menatap Sienna bingung "Memangnya siapa yang akan membunuh kita? "
Sienna menepuk dahinya, mencoba sabar. Lupa kebiasaan buruk May ketika baru bangun tidur. Dia baru akan mengingat kejadian itu lima menit setelah dia terbangun.
Sienna menghela nafas, mengukir senyum manis yang membuat May merinding "Coba kau ingat baik-baik."
May menatap Sienna lama, dia sedang berpikir.
Hening.
Masih hening.
Sienna menghela nafas.
"ASTAGAAAA!?"
Pasti dia sudah ingat.
Dia menatap Sienna yang balik menatapnya malas, memegang kedua pundak gadis bermanik hitam itu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aku menemukan mereka! Para vampir! "
Sienna menepuk pundak may "Salah. Bukan kau yang menemukan mereka, tapi mereka yang menemukan kita."
"Aku tidak peduli tentang itu." pipi May bahkan memerah, pegangannya pada pundak Sienna terlepas "Astaga! Rasanya jantungku berdebar kencang karena bahagia! Oh astagaaaa! Ini momen paling membahagiakan dalam hidupku Sien! " May memegang kedua pipinya yang memanas karena bahagia.
Sienna menatap May kesel, membuat May menatap Sienna wapada.
"Apanya yang momen membahagiakan kalau kita akan segera mati!? Sini kau! Sebelum di bunuh mereka, aku akan membunuhmu lebih dulu! Setidaknya rasa sakit hatiku padamu terbalaskan!"
***
"Pangeran! " seru Skandar dan Dave ketika melihat Stevan dan Daniel berjalan ke arah mereka, mereka kemudian membungkuk hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen
FantasySemua berawal dari May, yang memaksa Sienna untuk ikut mencari makhluk- makhluk imortal itu, bahkan berniat mengelilingi Eropa agar dia bisa melihat mereka. Sienna awalnya ragu, namun karena sudah terikat janji dia pun akhirnya ikut menemani May. Si...