"Ada apa?" tanya Stevan tidak acuh dengan teriakan Daniel."Ini tentang dua gadis manusia itu."
"Kenapa?" jawab Stevan berusaha tetap terlihat santai.
"Karena salah satu dari mereka adalah mate, aku ingin membawanya ke packku."
"oh bawa saja." ucap Stevab santai sambil menatap jendela diruangannya, walaupun tadi dia sempat gugup.
"Tapi apa aku bisa membawa yang satunya juga?"
Deg
"APA!?" Stevan menatap Jonathan kaget.
Jonathan menatapnya dengan tatapan menyelidik "Kenapa kau terkejut begitu?"
Stevan mengibaskan tangannya berusaha menutupi kegugupannya "Bukan apa-apa. Kenapa kau ingin membawanya?"
"Mateku yang memintanya, bagaimana pun mereka berdua bersahabat."
Stevan menggeleng tegas "Tidak bisa. Jika yang satunya bukan matemu aku pasti tidak akan membiarkanmu membawanya. Hanya matemu yang bisa kau bawa, yang satunya tetap di sini." karena yang satunya adalah mateku, tambah Stevan dalam hati. Yang untunh tentu saja tidak dapat diketahui oleh Jonathan.
Jonathan masih penasaran kenapa reaksi Stevan begitu berlebihan tapi karena sedang malas meladeni vampir di depannya dia pun berusaha tidak mempedulikan hal itu.
Jonathan mengedikkan bahunya "Baiklah kalau begitu."
"Memangnya kapan kau akan kembali ke packmu?"
"Sore ini."
"Baguslah." Stevan tersenyum miring, membuat Jonathan mendengus, "Kau ini tuan rumah paling menyebalkan. Kalau begitu aku pergi." Stevan hanya berdehem sambil menatap jonathan yang keluar dari ruangannya.
Stevan menghela nafas, gara-gara Jonathan dia jadi mengingat kembali gadis manusia itu.
Apa yang harus dia lakukan?
Tapi Stevan cukup penasaran dengan sifat matenya, kira-kira dia perempuan yang seperti apa? Cerewetkah atau pendiam?
Stevan hnya berharap ucapan brengsek Daniel tidak terkabul dan matenya tidak seperti Daniel atau Skandar.
*****
"Bagaimana?" tanya Sienna saat melihat Jonathan masuk.
Gelengan Jonathan membuat Sienna menatap May khawatir, sedangkan yang di tatap hanya terdiam.
"May-"
"Tidak apa-apa, kau berdoa saja si Pangeran itu tidak membunuhku."
Sienna mendengus "Jangan berusaha sok tegar."
May tertawa " Tidak apa-apa lebih baik ku ikut dengan Jonathan. Seperti rencana kita dan saat kau sampai di rumah tanya keluargaku kalau aku baik-baik saja, kalau misalnya aku masih di tahan di sini."
Jonathan menyerngit bingung saat mendengar May menggunakan bahasa lain.
Sienna mengangguk mengerti "Baiklah."
"Jonathan," panggil May.
"Ya?"
"Kapan kau akan pergi?"
"Sore ini, setelah Jack menyiapkan kendaraan kami."
May menoleh ke Sienna "Kau tidak ingin bermanja-manja denganku dulu sebelum pergi?" ucapnya sambil menaik turunkan alisnya.
Sienna menatapnya horor "Kau gila yah?!"
"Kau tidak ingin memberiku pelukan?"
Sienna terdiam, kemudian menjawab dengan suara pelan "Tidak, kau pasti akan baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen
FantasySemua berawal dari May, yang memaksa Sienna untuk ikut mencari makhluk- makhluk imortal itu, bahkan berniat mengelilingi Eropa agar dia bisa melihat mereka. Sienna awalnya ragu, namun karena sudah terikat janji dia pun akhirnya ikut menemani May. Si...