16. Menandainya

83.9K 7.1K 211
                                    


Cerita ini gak panjang kok alias chapnya gak banyak, Cerita yang chapternya banyak itu pasti lama-lama bikin bosankan? 😀

Happy reading~

_____

"Bagaimana, kau suka dengan kamarnya?"

Sienna menatap kamar yang akan di tempatinya. Bagus, bahkan terkesan elegan. Kamar ini bernuansa biru Navy.

Ia mendekat ke arah jendela di samping kasurnya yang cukup besar yang menampakkan rumah-rumah penduduk dan anak-anak kecil yang sedang bermain di bawah sana.

Ia menoleh ke arah Jessy dan tersenyum "ya aku suka."

"Syukurlah, kalau begitu aku permisi." saat sudah sampai di pintu ia menoleh " Ah sudah ada pakaian yang pelayan siapkan di dalam lemari, mudah-mudahan cocok." ia tersenyum kemudian meninggalkan kamar itu.

Sienna berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaian, badannya terasa lengket, dia harus mandi.

***

"Sayang, Jonathan membawa seorang gadis ke sini."

Max yang sedang menyesap kopinya tersedak mendengar ucapan istrinya.

"Serius!?"

Alice mengangguk "Iya, dan yang membuatku kaget yang dia bawa itu gadis manusia." jelasnya.

Max mengerutkan keningnya heran "Apakah dia sudah frustasi terlalu lama sendiri?"

"Nah itu dia yang aku pikirkan."

Max memanggil pelayan yang tidak jauh dari mereka.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"

"Panggilkan Jonathan untukku."

"Baik Tuan."

Alice menatap kepergian omega itu "Kenapa kau menyuruhnya memanggil Jo?"

"Hanya untuk memastikan apa yang kau katakan Dear."

Jonathan yang telah membersihkan diri datang.

"Ada apa Dad?" ia duduk di sofa yang berhadapan dengan ayahnya.

"Apa benar kau membawa gadis manusia ke sini?" tanya max.

Jonathan menatap ibunya dengan tatapan malas, yang di tatap hanya tersenyum polos.

"Dia mateku Dad."

Ayahnya melotot tak percaya "Benar dia matemu?"

Jonathn berdecak kesal "Untuk apa aku berbohong? Kenapa kalian seperti tidak percaya aku akan menemukan mateku?!"

Max menggeleng "Bukannya kami tidak percaya, hanya sa-"

"Tapi matenya itu orang asia sayang, bukan eropa. Aku curiga Jonathan menculik gadis itu." Adu Alice membuat Jonathan menatap ibunya tidak percaya.

"Mom! Dia kan sudah bilang dia pergi ke sini bersama temannya dan di tangkap bangsa vampir karena memasuki wilayah mereka!" jelas Jonathan kesal.

Untung wanita paruh baya di depannya adalah ibunya dan juga di sayanginya. Kalau tidak, sudah Jonathan beri piring cantik.

Jonathan lupa kalau yang tahu tentang ramalam mengenai matenya hanya dia dan Jack saja, dan dia cukup malas untuk menjelaskan hal itu kepada orangtaunya.

"Tapi kau tidak tidur sekamar dengannya." ucapan Alce membuat Max menatap Jonathan dengan tatapan menuntut penjelasa.

Jonathan menghela nafas "Kamu baru bertemu kurang dari 2 minggu Dad, dia juga manusia bukan werewolf atau pun makhluk immortal yang mengerti aturan mate. Dia menerima ku ajak ke sini saja aku sudah bersyukur." Jonathn tersenyum simpul membuat Alice menatap anaknya sendu "Aku ingin kami bisa dekat dengn cara manusia yang melakukan pendekatan terlebih dahulu Dad. Aku mencoba mengerti akan dirinya. Aku tidak ingin memaksanya."

My QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang