Beberapa saat sebelumnya.
Stevan menatap mobil yang meninggalkan Kastilnya melalui jendela dengan pandangan kosong.
May pergi.
Matenya meninggalkannya.
Menolaknya.
Apa yang harus Stevan lakukan sekarang?
"Dia pergi, dan kau hanya diam di sini. "
Stevan diam, tidak mengacuhkan perkataan orang di sampingnya.
"Kau menghinanya, membentaknya, tak heran jika dia pergi. "
Stevan melirik sekilas sosok di sampingnya dingin "Dia tidak akan pergi jika Ayah dan Ibu tidak membantunya. "
Leonard tersenyum sinis "Kau masih saja tidak mau di salahkan. Lagipula Kenapa aku harus menahannya di sini jika dia sudah menolakmu?"
Stevan diam.
"Kenapa dia harus tetap di sini jika alasannya tetap di sini sudah tidak ada lagi?" tanya Leonard
Mobil yang di kendarai May dan Ibunya sudah tak terlihat tapi Stevan masih menatap keluar.
"Masih untung dia bisa pulang. Bukannya di jadikan makanan kita. "
Stevan meliriknya tajam "Dia tidak akan menjadi makanan kita ayah, dia mateku."
Leonard terkekeh, putranya ini lucu sekali.
"Mate katamu? Dia sudah menolakmu, dia sudah bukan matemu lagi Stev." ejek Leonard
"Dia masih mateku, aku tidak mengiyakan penolakannya."
Ya, May masih matenya dan akan selalu menjadi matenya.
Stevan mengaku dia memang egois, tidak ingin melepaskan May tetapi dia tidak memperjuangkan gadis itu sama sekali.
Dan itu demi ego dan harga dirinya.
Leonard mengangguk sambil tersenyum sinis "Egois seperti biasa. " Leonard menyeringai "Sayangnya gadis manusia itu sepertinya sudah melupakanmu."
Ucapan Leonard sontak membuat Stevan terkejut "Maksud Ayah apa?"
Tidak, jangan bilang kalau-
Leonard tersenyum miring "Loh kau lupa? Manusia yang tau tentang rahasia kita hanya punya dua pilihan,"
Stevan menatap Leonard dengan tatapan hampa.
"Jika tidak di bunuh... Maka ingatannya akan dihilangkan. "
***
May menghela nafas sambil menatap pepohonan di balik jendela mobil. Kenapa ada sedikit rasa tidak rela dalam hatinya meninggalkan tempat ini?
Apa karena Stevan? Apa penolakannya pada Stevan belum resmi?
"May," suara Rose menghamburkan lamunannya, ia menoleh menatap Rose "Kenapa?"
"Sebelumnya aku ingin memberitahukan sesuatu kepadamu."
"Apa?"
Rose menghela nafas "Aku dan Leonard telah membicarakan ini,"
"Membicarakan apa?" May menatap Rose bingung.
" Bahwa... kami harusnya menghapus ingatanmu tentang kaum immortal yang telah kau ketahui. "
Deg.
May tertegun.
Menghapus ingatannya? Berarti dia akan melupakan semuanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen
FantasySemua berawal dari May, yang memaksa Sienna untuk ikut mencari makhluk- makhluk imortal itu, bahkan berniat mengelilingi Eropa agar dia bisa melihat mereka. Sienna awalnya ragu, namun karena sudah terikat janji dia pun akhirnya ikut menemani May. Si...