4. Manja

224K 7.8K 233
                                    

Copyright @2017.

Konflik ringan ya....

Versi wattpad masih polos tanpa edit ya.... kalau menemukan typo bisa ditandai ya. Thx

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Awas typo.

###

"Apa pelayanmu ini perlu menggendongmu untuk masuk ke dalam mobil?" Daniel menarik sudut bibirnya miring.

Anna menggigit bibir, mengabaikan tatapan mengejek Daniel dengan berjalan memasuki mobil. Membuang muka saat Daniel seperti biasa membantunya memakai seatbelt.  Daniel begitu dekat dengannya sampai Anna bisa mencium kesegarannya, aroma mint bercampur rokok yang menempel padanya. Lagi-lagi Anna berharap detak jantungnya bisa melambat. Berharap pula bahwa Daniel tidak menyadari bahwa dirinya tengah gugup.

Anna berulang kali mencuri padang ke arah Daniel. Laki-laki itu bersikap santai seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Apa ciuman itu tidak berarti apa-apa  baginya?

Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya, apa Daniel pernah berciuman dengan seorang gadis selain dirinya? Anna benci memikirkan bahwa Daniel sangat populer. Ia bahkan berkali-kali melihat Daniel berduaan dengan Salsa. Alasan itulah yang membuat Anna melarang dan sebisa mungkin meminta Daniel untuk keluar dari klub.

"Kenapa kita ke sini?" Anna menautkan alisnya bingung ketika mobilnya melaju semakin pelan. Daniel menepikan mobilnya tiba-tiba di depan sebuah restoran keluarga—Restoran favorit Anna sejak kecil.

"Makan." Kata Daniel singkat. Ia berjalan keluar lalu membuka pintu mobil untuk Anna, mengulurkan tangannya pada Anna, "Kau belum makan siang."

Wajah Anna langsung  memerah. Jantungnya kembali bergemuruh dalam iringan waktu. Ternyata diam-diam Daniel memikirkannya.

"Ayo." Daniel mengulurkan tangannya lebih dekat, dan Anna tidak ragu lagi untuk menyambutnya dengan hati gembira.

Anna berjalan bersisian, bergandengan tangan dengan Daniel. Baru kali ini Anna menyadari bahwa tinggi tubuhnya hanya sebatas dada Daniel. Walau usianya terpaut lima tahun lebih muda dari Daniel, tapi Anna selalu berusaha tampil dewasa dan seksi agar Daniel memperhatikannya dan tidak menganggapnya anak kecil.

Anna tidak bisa berhenti tersenyum saat pelayan menyebut mereka sebagai sepasang kekasih dan Daniel tidak berusaha untuk menyanggahnya.

"Dua Hangtown Fry," Anna terkejut karena Daniel memesan makanan favoritnya. Sejak kecil Daniel tidak menyukai makanan asal tempatnya lahir, California. Tapi kali ini Daniel ingin memakannya.

"Kenapa kau memesannya? Kau kan tidak suka makanan itu." Tanya Anna ingin tahu.

"Aku hanya ingin mencoba menyukai makanan favoritmu." Daniel menatap dalam wajah Anna. Wajah mereka terlalu dekat seolah Daniel ingin menciumnya.

Kedekatan yang seperti itu membuat jantung Anna berdebar. Anna buru-buru melarikan wajah ke arah lain. Menjaga jarak mungkin kata yang tepat.

Anna tidak bisa menyembunyikan rasa gugup dan takutnya pada sosok Daniel yang sekarang. Daniel yang pendiam dan tenang kini mulai berani bersikap 'kurang ajar' kepadanya. Tapi meskipun begitu, Anna juga tidak ingin menjauh dari laki-laki itu.

Anna dilema.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sophie Mall, Oakland.

Anna berhasil melupakan rasa gugupnya terhadap Daniel. Binar ceria yang beberapa jam lalu hilang, kini telah kembali. Daniel bahkan setia mendampinginya. Dan itu semua karena Anna dimanjakan dengan perhiasan glamour yang indah.

Belanja dan melihat aksesori hias memang selalu menjadi hobi alami Anna. Daniel tampaknya memahami betul sifat Anna karena lelaki itu hanya diam mengikuti langkah Anna tanpa protes.

"Daniel, aku mau kalung itu!" Anna menarik-narik tangan Daniel, menunjuk pada kalung berlian yang dipajang di etalase depan, "Belikan untukku!"

"Minta ayahmu untuk membelikannya." Daniel menaikkan sebelah alis, "Aku tidak punya cukup uang untuk membelikanmu barang mahal seperti itu."

"Tidak mau! Aku mau kau yang harus membelikannya untukku." Anna mengencangkan suaranya hingga para pengunjung toko berbisik-bisik, dan menggunjingnya tidak sopan, "Kau bisa menggunakan uang tabunganmu untuk membelinya!"

Daniel mendecakkan lidah melihat  perilaku Anna yang tidak berubah.

"Jangan kekanak-kanakan. Aku tidak akan membelikan barang mahal tidak berguna seperti itu untukmu." Daniel meraih tangan Anna, menggenggem kuat lalu menyeretnya keluar toko.
Anna menggigit bibirnya lagi. Daniel ternyata tidak menyayanginya. Daniel hanya bersikap baik karena itu adalah tugasnya.

"Aku membencimu, Daniel!" Anna menepis tangan Daniel, memukul dadanya berkali-kali lalu berlari meninggalkannya pergi, "Benci!"

"Anna!" Daniel memanggil keras dan berlari mengikuti langkah Anna di belakang. Tetapi Anna sedikit lebih cepat beberapa langkah dari Daniel. Anna masuk ke dalam taksi dan meminta supir segera menghidupkan mobil, membawanya pergi.

"ANNA!"

"":::;;;...

Lovesick! (21+) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang