6. Gairah Tersembunyi (21+)

546K 9.4K 288
                                    

Ada typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada typo... tolong tandai ya. Thx

***

Anna ketakutan saat Daniel memaksanya masuk ke dalam kamar. Anna terpekik karena tubuhnya di dorong jatuh ke atas tempat tidur milik Daniel.

Daniel sudah merangkak di atas tubuhnya dan menyentuh payudaranya.

"A-ku ti-dak mau, Daniel!" Anna tercekat, tangan Daniel terangkat menarik ikatan kamisol satu demi satu dan berhenti ketika Anna menepis tangannya, "Jangan!"

Pandangan mata Daniel semakin terlihat bergairah. Terlebih saat melihat leher Anna yang bergerak naik turun karena menelan ludah, pandanganya kemudian turun ke kamisol yang sudah terbuka sebagian dan memamerkan payudara Anna lebih banyak lagi. “Kau selalu menuntutku untuk melayanimu. Kalau di tempat tidur, apa kau masih berani menuntutku?”

Daniel menarik tangan Anna yang menghalangi pandangannya dan menekannya kuat ke atas ranjang. Ia kemudian menarik tali kamisol terakhir dengan giginya. Tubuh Anna memang menggairahkan dan sekarang Daniel sangat terangsang.

"Daniel ..." tubuh Anna gemetar, harus merasakan bagaimana telapak tangan kasar milik Daniel membelai pahanya dan menciumi lehernya sehingga meninggalkan bekas yang basah dan lembab.

"Hen-tikan, Daniel!" Anna berusaha berontak dan menggeliat tapi Daniel lebih kuat. Anna meringis saat laki-laki itu menyelipkan jarinya di antara kedua pahanya dan terus naik menekan daerah paling sensitif dari tubuhnya dengan sangat perlahan. Anna menggeliat semakin keras.

"Apa mereka menciummu?" Daniel mencondongkan wajahnya agar berada dalam posisi yang pas dengan Anna. Bibir mereka sudah begitu dekat. Matanya pun begitu tajam saat menatap.

Anna menggeleng jujur, "Ti-dak!"
Terbersit dalam pikiran Anna, apa Daniel marah karena mengira mereka telah menciumnya? Tapi benarkah Daniel seperhatian itu mengingat beberapa saat lalu Daniel menolak membelikannya kalung?

Daniel tiba-tiba melepas cengkeraman pada tangannya. Kali ini Daniel melembutkan sikapnya dan Anna tidak lagi ketakutan. Daniel yang hangat telah kembali, dan Anna mulai menerima perlakuan intim Daniel kepadanya sepenuh hati. Anna bahkan tidak menolak lagi saat Daniel ingin menciumnya. Anna merelakan diri. Anna menerima ciuman yang Daniel berikan.

"Balas ciumanku, Anna." Daniel memaksa Anna membuka mulutnya. Setelah terbuka, Daniel mendorong lidahnya masuk ke dalam mulut, dan lidahnya menelusuri dengan mudah rongga mulut Anna yang lembut. Anna bisa merasakan aroma mint bercampur rokok pada mulut Daniel.

Anna tersentak ketika Daniel menaikkan rok jeansnya, lalu melepas celana dalamnya disela ciumannya yang panjang.

Nafas Anna tersengal. Jantungnya berdebar karena Daniel merangsang organ intimnya dengan sentuhan asing yang belum pernah Anna rasakan. Daniel menusukkan jari tengah dan telunjuk ke vaginanya. Anna ingin menjerit tetapi bibirnya dibungkam oleh bibir Daniel. Daniel memainkan vaginanya dengan gairah tinggi. Geli, nikmat dan sakit bercampur menjadi satu.

Daniel tersenyum melihat semburat merah di wajah Anna yang menggoda. Saat Daniel ingin memperdalam ciuman dan permainan di vaginanya, bunyi ketukan pintu membuat Daniel mau tidak mau melepas hasratnya yang tengah menggebu-gebu.

Anna terengah dalam usaha mengambil nafas. Wajahnya memerah dengan tubuh lemas. Kedua kaki terbuka menunjukkan belahan warna merah bersih pada organ intimnya.

TOK! TOK! TOK!

"Daniel? Apa kau di dalam?"

Suara sekretaris pribadi ayahnya, Paman Hams membuat Anna refleks bangun dan saat akan bangkit, Daniel menahannya.

"Kau ingin keluar dengan penampilan seperti itu? Memamerkan tubuhmu?" Ejek Daniel sambil melihat seluruh tubuh Anna lalu berhenti menatap payudaranya.

Anna buru-buru menghadap dinding membelakangi Daniel. Ia mengikat kembali ikatan kamisolnya yang di lepaskan oleh Daniel. Pada ikatan terakhir, tubuhnya tiba-tiba terkunci ketika Daniel memeluknya erat dari belakang.

"Aku masih menginginkanmu di kamar ini, Anna." Bisik Daniel seraya menciumi leher Anna, tangannya turut meremas lembut payudaranya, "Cukup aku yang keluar."

Anna menggigit bibir mendengar suara Daniel yang bergairah. Remasan Daniel di payudara membuat Anna menahan diri agar tidak mendesah.

"Daniel?" Anna memberanikan diri menoleh menatap Daniel.

Daniel benar-benar memiliki wajah yang sangat tampan dan mata lelaki itu hanya jatuh lurus menatapnya. Rahang dan tulang pipinya yang keras terbentuk jantan dan macho. Anna tidak bisa menolak Daniel. Tidak bisa. Hatinya telah jatuh sepenuhnya pada laki-laki itu.

Daniel mencium bibir Anna sekali lagi, memagut bibirnya begitu dalam sebelum akhirnya lepas.

"Tunggu aku disini." Daniel kemudian mencium pipi Anna, lama seolah tidak ingin lepas, lalu bangkit dan pergi meninggalkan Anna sendirian.

Copyright 2017

Lovesick! (21+) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang