******
Anna berada di dalam kamar Daniel. Tempat tidur ukuran medium, seprai warna abu-abu, lalu selimut tebal yang memiliki aroma khas tubuh Daniel. Semua perabotan mencirikan sosok Daniel yang sebenarnya. Desain kamar sangat maskulin dengan dinding dan lantai kokoh. Anna bahkan melihat buku-buku tentang manajemen dan administrasi keuangan tertata rapi di atas rak belajar.
Anna turun dari atas tempat tidur, lalu berjalan mengitari meja belajar. Dua lembar kertas tersembunyi di balik buku tebal materi keuangan dan saham telah membangunkan rasa ingin tahu Anna.
Anna mengambil kertas itu dan membacanya pelan-pelan. Ia terkejut dengan apa yang tertulis di lembar putih pertama. Logo sebuah universitas ternama dan tanda tangan persetujuan Daniel.
Daniel C. Luxious (confirm)
"Master degree?" Anna kemudian membaca kertas kedua, "Ti-ket pesawat? Be-sok pagi?"
Lalu sebuah amplop besar logo Kingston ikut terselip di dalam buku tersebut. Anna pernah melihat amplop itu saat masih kecil. Ayahnya meletakkan amplop itu di lemari besi.
"Kenapa Daniel memiliki semua ini?Jangan-jangan ..."
***
***
Daniel mengikuti pria setengah baya berkulit coklat di belakangnya. Mereka menuju tempat biasa mereka sering bertemu. Gudang kosong bekas perapian. Meskipun hanya cahaya remang-remang yang terpantul, tetapi lampu pengaman di sudut ruang cukup membuat tempat itu terlihat terang benderang.
"Aku menunggu jawabanmu, Daniel." Hams menatap langsung ke mata Daniel, ekspresi di mata gelap Hams tidak menampakkan emosi apa-apa. Tidak ramah tapi tidak juga menunjukkan sikap bermusuhan, "Ini kesempatan untukmu. Kau tidak perlu lagi menjadi pelayan Anna."
Daniel kembali ke wajah asli. Ia menyandarkan punggungnya ke dinding. Mengeluarkan rokok dari saku celana lalu menyelipkannya ke bibir. Menghidupkannya dengan alat pemantik. Menghisapnya dalam-dalam hingga kepulan asap putih memaksa diri untuk keluar melalui mulut.
"Kau sangat pintar, Daniel. Dengan otak cerdasmu kau bisa mengubah peruntungan." Kata Hams menyemangati.
Sudut bibir Daniel melengkung ke atas, berusaha menahan senyum, "Apa kau mencoba mengajakku untuk berkhianat?"
Ketenangan Hams mulai goyah, "Howard tidak memiliki keturunan selain gadis bodoh itu. Howard sudah sangat tua, dan para dewan ingin melengserkannya dari kursi pimpinan."
Hams mengamati ekspresi Daniel yang tidak sedikitpun berubah, tetap tenang. "Aku adalah kandidat kuat penerus Kingston Foundation Group."Daniel lagi-lagi tidak merespon, masih diam menatap luar jendela. "Kau masih sangat muda. Kalau kau mau menjadi pengikutku, aku bisa menjadikanmu-"
"Menjadi pelayanmu?" Daniel memotong ucapan Hams. Melemaskan sedikit otot tubuhnya yang kaku dengan bangkit tegak berjalan mendekati Hams.
"Aku tidak pernah menjadi pelayan siapa pun. Tidak ada yang bisa menekan dan mengaturku." Daniel merendahkan kepalanya karena tubuh Hams lebih pendek puluhan senti darinya. Tubuh Hams hanya setinggi 170 cm, terpaut 22 senti dari Daniel yang memiliki tinggi 192 cm.
Sebelum pergi Daniel menepuk bahu Hams, membisikkan sesuatu ke telinganya, "Berhati-hatilah karena aku bukanlah pria baik yang selama ini kau pikirkan."
***
***
Daniel tidak sabar untuk menuntaskan gairahnya. Ia mengutuk Hams karena telah mengganggu pecintaannya dengan Anna. Begitu membuka pintu, Daniel langsung melihat tubuh semampai Anna yang tengah berdiri memunggunginya. Tarikan sudut bibir terusung lebar membingkai wajah tampan Daniel.
Daniel memeluk tubuh Anna, menghirup tubuh harum Anna dalam-dalam tapi gadis itu melawan dan bergerak mundur, menepis jauh keinginannya.
Daniel menautkan alisnya tajam seraya menggeram karena Anna menolak pelukannya. "Anna."
"Aku tidak akan mengijinkanmu untuk pergi!" Seru Anna tiba-tiba. Nada suaranya yang tinggi membuat Daniel mengerutkan kening, geram.
Daniel menyadari maksud ucapan Anna setelah melihat buku tebalnya tentang rahasia keuangan dalam kondisi terbuka.
"Berikan padaku." Daniel meminta surat yang diambil oleh Anna, tetapi gadis itu menolak.
"Aku melarangmu untuk pergi!" Anna menjerit, tidak cukup keras tapi terdengar lantang dan mengandung tuntutan untuk Daniel tangkap.
Daniel tidak segan lagi untuk bersikap tegas pada Anna. Diambilnya kertas itu dengan kasar hingga Anna shock.
"Jangan berteriak di depanku." Daniel menjepit dagu Anna, menarik wajah cantiknya yang bergairah mendekat sampai Daniel kalap ingin segera menyerangnya.
"A-ku akan mengadukan semua perbuatanmu kepada Ayah!" Anna mendorong tubuh Daniel hingga jepitan pada dagunya terlepas, "Sampai kapanpun kau hanya akan melayaniku disini! Melayaniku!"
Sinar wajah Daniel berubah gelap. Pupil matanya mengecil membentuk celah gelap. Daniel naik pitam.
"Berhenti memerintahku dengan nada seperti itu, Anna." Daniel mengatakannya tanpa ekspresi dan mata hitam sedingin es. Lelaki itu maju selangkah dan Anna mundur saat merasakan aura mengancam dari dalam dirinya.
"Kau mau apa?!" Anna melangkah mundur seiring setiap langkah yang diambil oleh Daniel.
"Mengajarimu cara bersikap." Daniel melepas T-Shirt dan membuangnya ke lantai. Dadanya yang bidang diselimuti pack membuat Anna meringis ketakutan.
"Daniel, jangan!"
Copyright 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovesick! (21+) | END
RomanceDewasa, 21 +, Mature S*ks tanpa status? Begitulah yang terjadi pada Anna. Annabelle Julliete Kingston (Anna) adalah gadis kaya raya yang terkenal dengan kesempurnaan paras. Menawan? Tentu saja. Fisik? Jelas dia adalah gadis muda yang sangat cantik...