Paper 10

2.2K 265 148
                                    


Selamat subuh.

Ayo jangan malas ninggalin jejak ya.


------------------------------------------




Soeun menghempaskan tubuhnya kasar diatas ranjang. Rasa pusing yang sejak tadi ia rasakan sedikit menghilang berkat ide bogem untuk menikmati hot chocolate. Ternyata selain berwajah tua, Bogem cukup pintar dalam hal menyegarkan pikiran. Setidaknya, berkat bantuan dan saran dari pria itu Soeun merasa lebih baik, dan siap kembali mencari cara untuk menaklukkan suami bisunya itu.

Soeun mendudukkan tubuhnya saat mendengar dering ponsel, dan segera mengangkatnya ketika melihat nama Jhin Ae tertera dilayar ponsel.

"Halo sayang. Apa yang sedang kau lakukan?" tanya wanita itu dari seberang sambungan.

Soeun tersenyum kecil. "Aku baru tiba kembali dari bekerja eonnie." jawabnya lirih. Rasa rindu membuat Soeun tak kuasa menahan tangis. Soeun ingin bertemu dengan Jhin Ae, dan mencurhakan semua isi hatinya.

"Kau sudah kembali bekerja? Mengapa begitu cepat?"

Namun Soeun takut. Takut jika ia kembali akan menyusahkan orang lain, seperti yang pria itu katakan.

Soeun menggelengkan kepalanya. Meski Jhin Ae tidak bisa melihatnya, tetapi Soeun berusaha menjaga suaranya. Agar wanita itu tidak merasa khawatir.

"Tidak, aku hanya mencari tempat yang baru, lalu mengunjungi Bumah."

"Kalian sudah mulai akrab?"

Belum.

Soeun ingin mengatakan itu, namun apa yang keluar dari dalam mulutnya bersebrangan. Soeun tersenyum masam.

"Hm. Apa kabar dengan ayah, ibu dan nenek? Apa mereka baik-baik saja?" tanya Soeun, sembari menutup kedua matanya. Memohon pengampunan, karena telah berbohong pada kakanya hanya untuk mengalihkan pembicaraan.

"Entahlah. Aku tidak begitu tahu. Mereka tengah berlibur di paris."

Paris.

Soeun menarik kedua sudutnya, tersenyum sedih. Dulu, Soeun bermimpi jika suatu saat nanti ia akan menjadi model terkenal, lalu membawa ayahnya berlibur ke sana. Namun semua mimpi itu hanya menjadi bunga tidur, karena kenyataannya Soeun justru terdampar di tempat ini, tanpa bisa mewujudkan keinginanya itu.

"Itu menyenangkan."

"Kau benar. Tapi aku tidak perduli dengan itu. Apa kau sudah melakukannya?"

Eh?

Soeun membeku saat menyadari arah dari pertanyaan wanita itu. Soeun hampir lupa jika kakaknya itu tidak mungkin melupakan hal seperti itu, karena Jhin Ae tidak mengetahui jika Kimbum keberatan atas pernikahan ini.

Soeun meneguk ludahnya kasar, dan memejamkn matanya. Ia tidak mungkin berbicara jujur.

"Tidak secepat itu eonnie. Kimbum masih sangat sibuk."

Soeun menghela nafasnya lelah. Hari ini ia sudah berulang kali membohongi Jhin Ae.

"Jangan katakan, jika kau masih menyembunyikannya?"

Conqeror Chocolate (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang