Paper 1

4.2K 347 64
                                    



Repost!!!

Edit!!!

---------------------------------------------

Cintai aku. Dan kau akan bahagia.
— Kim so eun


------------------------------------------------



Apa yang sang logika pikirkan, nyatanya, belum dan tidak akan menjadi penghubung sebuah kisah. Ada banyak perbedaan yang menjegal si langkah, namun hati mendengung bisu;  membiarkan celah menjadi teman dalam kesemuan. Wanita ini membungkam. Mendengarkan dalam-dalam apa yang sedamg sang angin coba sampaikan. Hingga pada detik yang lain, ketika waktu memilih bersembunyi, maka retakan menjadi corak menyedihkan di sudut tak terlihat. Dan untuk yang kesekian kalinya ia menjadi pecundang dungu, yang hanya mampu melihat; tanpa mampu bicara.

Hari ini kembali menjadi hari yang berbeda.  Di saat seharusnya air mata itu mengalir; namun kenyataan saat ini semua orang justru menatapnya kagum. Mulai dari langkah pertama, hingga tapak yang berhenti. Gown putih yang tersemat pada tubuhnya menyempurnakan si pesona. Sesekali tawa-tawa kecil terdengar. Dentingan garpu dan pisau; membuat gadis ini mau tidak mau tersenyum kecil. Di bagian sisi kiri beberapa orang nampak memainkan alat musik. Menciptakan melodi yang mampu menghipnotis perasaan.  Sendu, atau getir sekalipun, seperti nada mengerti aliran yang tidak terbaca.

Manik matanya mencoba berputar sesekali.  Hall ini terlihat begitu megah. Terutama bagian dalam ditata menggunakan barang-barang mahal, yang sudah dapat ia pastikan  memiliki kualitas yang tinggi. Bunga yang tertata rapi di sekeliling dinding pun adalah bunga hidup yang bermekaran indah. Orang bodoh juga tahu, itu bukan sembarang bunga yang di dapat dari pekarangan liar hutan, karena ini pernikahan pewaris utama Goldshion Corporation,— Perusahan kontruksi ternama di Korea Selatan, yang memiliki ratusan saham di berbagai perusahaan lainnya.  Jadi tidak aneh jika acara yang diselenggarakan ini begitu berbeda.

Wanita ini kembali menarik nafasnya lembut. Suara-suara yang mengusik si telinga, membuatnya sedikit merasa kurang nyaman. Terlebih para tamu undangan adalah para kalangan pejabat, juga elit bisnis yang menjalin kerjasama pada Goldshion. Nyatanya, ia kalah kembali. Semua kemewahan ini diatur sempurna oleh Sahee,— si nyonya utama yang memimpikan hal ini sejak lama.  Pernikahan termewah untuk putra bungsu kesayangannya. Lebih dari apapun, tidak ada yang bisa melukiskan kebahagiaan wanita tua itu saat ini.

🍂🍂


Soeun menghembuskan nafas berat saat Jhin Ae memeluknya dengan isak tangis. Ini hari sakral, hari pernikahannya. Haruskah berderai air mata? Bahkan dirinya begitu bahagia, meski pria tampan di sisinya itu hanya menunjukkan  wajah datar; dan sedikit menyeramkan.

"Selamat sayang."

Soeun berdecak, namun tetap membalas dekapan sang kakak, yang sejujurnya begitu ia rindukan. Waktu seolah memberi tempat bagi si rindu untuk melepaskan luka.

"Terimakasih eonnie. Tapi berhentilah menangis, kau tampak menyedihkan."

"Aish, kau memang seenaknya!!"

Di tempatnya berdiri, Jhin Ae mendengus. Lantas melepas pelukannya, setelahnya mengusap lembut wajah Soeun. Adiknya itu menyebalkan jika bercanda.

"Ayah di mana?"

Tertawa kecil, Soeun kemudian melemparkan pandangan matanya ke segala arah. Mencoba mencari seseorang yang diharapkan hadir, meski hanya sesaat.

"Mereka masih sibuk sayang. "

Conqeror Chocolate (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang