Paper 6

2.8K 266 73
                                    

Waktu menunjukkan pukul tiga sore, ketika Bogem dan Soeun tiba di ruangan Kimbum.  Namun pria itu masih terlihat sama sibuknya seperti beberapa jam yang lalu, dan masih tidak menanggapi kehadiran mereka. Jadi Soeun memutuskan untuk tidur tanpa permisi, karena gadis itu merasa lelah, katanya.

Setelah Soeun menghilang ke alam mimpinya, Bogem memilih masuk ke dalam ruangannya dan menghembuskan napas berat. Tubuhnya luar biasa merasa lelah. Bahkan kakinya saja sejujurnya sudah tidak sanggup lagi menapak. Tapi apa boleh buat, rengekan sendu Soeun yang terus meminta ditemani berbelanja membuat Bogem tidak sampai hati untuk menolak.

Tentu saja. Ia tidak mungkin mengabaikan istri atasannya tersebut.  Bogem tidak ingin gadis mungil yang menyebalkan itu mengadukan hal yang tidak-tidak pada sang komisaris utama, Kim Sang Wo. Salah sedikit, jabatannya sebagai wakil direktur dapat di cabut kapan saja oleh pria beriwibawa tersebut.

"Hah, tidak istrinya, tidak Kimbum, mereka berdua sama-sama menyebalkannya." gerutu Bogem.

Baru saja ia berniat menutup matanya, dering telpon kembali mengganggu. Mengantarkan pesan menyebalkan Kimbum yang selalu seenaknya.

Bogem menatap Kimbum datar.

"Ada apa lagi?" tanyanya kesal.

Demi apapun, Bogem sangat lelah. Kakinya sudah bergetar sejak tadi, tetapi Kimbuk justru memanggilnya kembali. Kenapa tidak tadi saja, saat ia dan Soeun tiba?

"Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu." jawab pria itu tenang.  Bogem berdecak kesal.

"Tentu saja kau harus mengatakan sesuatu. Untuk itulah kau memanggilku. Tapi apa yang ingin kau katakan?" gerutu Bogem. Kimbum diam sejenak dan menutup matanya. Membuat Bogem semakin kesal.

Kakinya sudah tidak bisa diajak bekerjasama. Dengan langkah terburu-buru Bogem mendekati kursi tamu Kimbum, lalu duduk sembari memandang iba dan memijat-mijat kecil kakinya.

Kakinya yang malang. Setelah beberapa jam yang lalu ia harus pasrah mengikuti langkah Soeun, sekarang kakinya itu juga harus mengikuti semua perintah atasan gilanya itu.

"Kimbum," panggil Bogem lagi, saat Kimbum justru ikut menutup mulutnya.

Pria itu menarik napasnya berulang kali, lalu memandangnya datar.

"Aku akan menceraikannya."

Seperti hal yang ia ucapkan itu adalah hal yang mudah. Bogem memandang Kimbum tidak habis pikir. Ia tentu sangat mengetahui apa yang menjadi alasan Kimbum mengatakan hal bodoh tersebut. Karena ia adalah saksi dari segala perjalanan pria itu. 

Kimbum sungguh menjadi budak cinta gadis hina itu.

"Kau yakin dengan keputusanmu itu? Apa kau sudah memikirkannya matang-matang?"

Sejak ia menemani Soeun beberapa saat yang lalu, Bogem sudah merasa ada yang tidak beres dalam pernikahan sahabatnya itu. Kimbum tidak melarang Soeun pergi bersama dirinya, Soeun tidak memaksa Kimbum untuk pergi dengannya, dan Kimbum tidak pernah tersenyum kepada gadis itu. Tetapi Bogem tidak sampai berpikir jika Kimbum akan mengakhiri pernikahan itu dengan begitu cepat.

Tidakkah Kimbum ingin berusaha melupakan masa lalunya, dan memberikan Soeun kesempatan untuk menggantikan wanita ular itu?

Conqeror Chocolate (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang