JACK
Claire mendapatkan kamarnya. Satu-satunya kamar di lantai dua dengan jendela berpanel yang bisa dibuka dan menghadap langsung ke kebun. Claire pasti jatuh cinta dengan pemandangannya. Hanya saja Steve sudah menempati kamar itu selama 4 tahun, sejak dia datang ke Mapple Farm ini. Sekarang barang-barangnya sudah tergeletak begitu saja di dasar tangga dalam kardus besar.
Oh ya, tentang Steve, untung saja Claire tidak bertanya lebih jauh. Steve hanya bilang kalau dia menjalankan peternakan bersamaku, dan Claire langsung percaya begitu saja.
Masih ada dua kamar kosong di rumah ini, tapi kami hanya punya dua tempat tidur. Satu di kamarku dan satu di kamar Steve, yang sekarang dipakai Claire. Jadi sampai Gotz selesai membuatkan perabot baru untuk Claire, Steve harus tidur di sofa. Gotz seorang pengerajin kayu yang tinggal tidak jauh dari sini. Rumahnya di tengah hutan, dikelilingi pohon mapple. Mungkin karena itulah tempat ini dinamakan Mapple Farm, lahan ini dikelilingi pohon mapple.
"Apa aku boleh ikut mengunjungi Gotz?" Claire bertanya dengan mata berbinar. "Aku ingin menjelaskan detil untuk tempat tidur dan lemariku."
"Tentu saja kau harus ikut, kau harus menyapanya. Kau juga harus berkenalan dengan banyak orang Claire, nanti aku akan membawamu berkeliling." Aku sudah lima tahun tinggal di Mineral Town, tapi tidak satu orang pun tahu kalau aku punya adik perempuan. Dengan penampilan Claire yang sangat bertolak belakang denganku, mereka tidak akan berpikir kalau dia adikku.
Setelah sarapan, aku membawa Claire mengunjungi Mayor Thomas. Rumahnya terletak di kawasan paling jauh dari Mapple Farm, tepat di tengah kota. Mayor Thomas bertubuh pendek dan gemuk. Rambutnya keriting sampai sebatas dagu, dan seragam merah ceri adalah pakaian favoritnya. Dia kelihatan seperti Santa dengan rambut berwarna coklat.
Rumah Mayor Thomas bersebelahan dengan rumah Ellen, seorang wanita tua yang tinggal dengan kedua cucunya, Elli dan Stu. Ya, Elli yang mengunjungiku dan memasakkan makan malam untukku saat Claire baru datang ke Mineral Town. Elli bekerja sebagai perawat di sebuah klinik tak jauh dari rumahnya.
Ellen sangat senang bertemu dengan Claire, Ellen bilang seharusnya Mineral Town punya lebih banyak gadis muda yang cantik dan energik seperti Claire dan Elli, bukannya lelaki paruh baya yang suka bermabuk-mabukan setiap malam di Pub.
Tentu saja itu tidak benar, Mineral Town juga punya banyak lelaki muda sepertiku dan Steve yang bekerja keras. Yah, kalau 28 tahun bisa dibilang muda. Kami para lelaki juga tidak bermabuk-mabukan setiap malam di pub, hanya berkumpul dan minum sedikit alkohol.
Claire tidak terlalu suka buku, tapi dia tetap kubawa mengunjungi satu-satunya perpustakaan di kota ini, yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga Basil bersama istrinya Anna dan anak gadisnya Mary. Rumah mereka berada tidak jauh dari rumah Ellen dan Thomas, tepat di ujung kota. Mary menyambut Claire dengan ramah dan berkata kalau kami bisa mampir kapanpun. Claire hanya membalasnya dengan senyuman.
Kami berpapasan dengan Steve di depan klinik. Tapi mataku langsung tertuju pada sosok yang memakai gaun biru muda berambut coklat pendek. Aku tidak menghiraukan sapaan Steve dan berjalan memasuki halaman klinik.
"Hai El!" Aku menyengir lebar ke arahnya. Senang rasanya bisa melihat wajah Elli. Seperti tidur lelap setelah semalaman begadang.
"Siang Jack, hai Steve." Elli tersenyum.
"Hai juga El," Steve sudah mengekor di belakangku. "Jack, kau kemari sendirian? Bukannya kau mau mengajak Claire berkeliling?"
"Apa maksudmu?" Aku menoleh, baru akan memanggil Claire, tapi aku tidak melihatnya. Dia tidak ada di manapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harvest Moon: A Fanfiction
FanfictionClaire memutuskan sudah saatnya dia menyusul Jack, kakaknya yang pergi meninggalkan rumah lima tahun lalu untuk mengurus lahan perkebunan di Mineral Town. Masalahnya, sudah bertahun-tahun berlalu sejak Claire terakhir kali pergi ke Mineral Town, dia...