CLAIRE
"Claire, apa kita harus melakukan ini?"
"Ssshhh!" Aku melirik tajam ke arah Steven. "Kecilkan suaramu, Steve. Nanti kita ketahuan."
Steven hanya pasrah dan merunduk lebih rendah. Rambutnya yang semula rapi sekarang berantakan dan mencuat ke segala arah. Kemeja yang dipakainya sudah kusut dan satu kancingnya hilang karena tersangkut ranting semak.
Kami sedang membuntuti Jack.
Setelah Steven kelepasan bicara soal Jack akan melamar Elli, aku langsung menyeretnya keluar dari Rose Square dan menginterogasinya. Apa-apaan kakakku satu itu, kalau dia mau melamar seseorang seharusnya dia bicara padaku dulu, aku kan adiknya.
Sekarang aku dan Steven sedang bersembunyi di balik semak di dekat Mother Hill. Mengamati Jack yang sedang berbaring di bawah pohon. Apa Jack sedang tidur? Kenapa dia tidak bergerak sama sekali.
Sepertinya keadaan sudah aman sekarang. Aku menghela napas dan duduk lebih santai. Steven yang dari tadi terus berjongkok ikut duduk dan meluruskan kakinya, sedetik kemudian dia berbaring di sebelahku. Mungkin badannya pegal karena terus-terusan jongkok dan menunduk dalam posisi yang sangat aneh. Mau bagaimana lagi, kalau tidak begitu dia bisa terlihat, badannya kan jangkung sekali.
"Jadi..." Aku mulai bicara dengan suara lirih. "Siapa kau sebenarnya, Steven James?"
Steven mengangkat tangannya yang menutupi wajah. Dia menatapku sebentar kemudian melihat langit. "Apa maksudmu, Claire?" Steven membalas dengan bisikan.
"Kau bukan cuma partner Jack kan? Maksudku, kau bahkan bukan penduduk Mineral Town." Aku memeluk lutut dan mengamati Steven. "Tidak mungkin kau datang begitu saja ke Mineral Town secara kebetulan dan bertemu dengan Jack lalu ditawari pekerjaan di Mapple Farm. Apa tujuanmu sebenarnya datang ke Mineral Town?"
"Jadi Jack belum bilang ya..." Steven menghela napas panjang. Dia diam cukup lama sebelum akhirnya bicara lagi. "Claire, kau tahu siapa pemilik Mapple Farm sebelumnya?"
Hmmm... aku pernah sekali mendengar namanya. Kakek tua yang dulu sering bermain dengan Jack, siapa ya... "Tuan... Ja... Ja-James." Aku terkesiap, napasku tercekat. "Kau! Steven James! JADI KAU ANAKNYA?"
Steven terkejut karena aku tiba-tiba berteriak. Dia bangkit dan reflek menutup mulutku dengan telapak tangannya, mendekap kepalaku di dadanya. "Claire, suaramu terlalu keras."
Aku mendongak, menatap Steven yang sedang cemas memandang ke arah Jack. Tapi dasar Jack, tentu saja dia masih diam tidak berkutik. Aku mengerjap lagi. Dari jarak sedekat ini aku bisa melihat wajah Steven dengan jelas, mencium wangi peppermint yang menguar dari tubuhnya. Bulu matanya yang panjang, garis rahangnya yang tegas. Aku selalu menganggap Steven seperti kakakku selama ini, seperti Jack kedua.
Steven melihatku dan melepas tangannya. "Jadi kau anaknya?" Tanyaku dengan suara lebih pelan.
"Aku cucunya. Tapi aku tidak pernah tahu, sampai Kakek meninggal. Aku bahkan tidak tahu kalau aku masih punya keluarga." Steve meletakkan dagunya di kepalaku.
"Bagaimana dengan orangtuamu?" Aku sangat menyadari posisi kami setengah berpelukan, tapi entah kenapa aku tidak peduli.
"Aku tidak pernah mengenal mereka, aku tumbuh besar di panti asuhan. Aku bahkan tidak tahu apa mereka masih hidup."
Gawat, sepertinya aku sudah menanyakan hal yang tidak perlu.
"Tidak perlu merasa bersalah, itu bukan hal yang kusembunyikan." Sahut Steven lagi.
Kami diam beberapa detik. Aku bisa mendengar deru napasnya dan detak jantungnya.
Tunggu, kalau Steven adalah cucu dari Tuan James, berarti dia adalah pemilik resmi peternakan itu? Lalu, bagaimana dengan Jack?
"Claire, bagaimana denganmu? Apa tujuanmu datang ke Mineral Town?"
Apa? Kenapa tiba-tiba menanyakan itu? Bukannya sekarang kami sedang membicarakan Steven? "Aku tidak akan memberitahumu." Jawabku ketus.
Aku belum pernah bilang pada siapapun, bahkan pada Jack. Alasan kenapa aku memutuskan pindah ke Mineral Town dan meninggalkan kehidupanku sebelumnya.
"Aku juga penasaran sekali kalau soal itu."
Hah? Aku tersentak kaget dan menjauh dari Steven. Gray sedang berdiri di belakang Steven, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana jinsnya, dan ekspresinya... tunggu, apa-apaan ekspresinya itu. Dia sedang menatap sinis kepadaku.
"Sedang apa kau di sini?" Aku menarik tangan Gray supaya dia ikut menunduk. Aku tidak mau mengambil resiko Jack tiba-tiba bangun dan melihatnya.
"Mencarimu, Nona." Jawabnya tak acuh, matanya menatapku tajam. "Omong-omong, terimakasih sudah menculik pasanganku, Tuan Steven." Gray melempar pandangan tidak senang pada Steven.
"Hei, jangan salahkan aku. Dia yang menarikku ke sini." Steven berusaha membela diri.
Tunggu dulu, ada apa ini. Entah kenapa aku punya perasaan buruk tentang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harvest Moon: A Fanfiction
FanfictionClaire memutuskan sudah saatnya dia menyusul Jack, kakaknya yang pergi meninggalkan rumah lima tahun lalu untuk mengurus lahan perkebunan di Mineral Town. Masalahnya, sudah bertahun-tahun berlalu sejak Claire terakhir kali pergi ke Mineral Town, dia...