Chapter 8

169 25 0
                                    

CLAIRE

Sebenarnya aku pernah ikut kursus menari sebelumnya, kira-kira 2 tahun yang lalu. Bukannya aku tidak suka, aku hanya... susah membuat badanku bergerak sesuai kemauanku. Tapi tidak ada salahnya dicoba.

"Boleh, kapan aku bisa mulai latihan?" Aku menjawab dengan santai. Mataku melirik Jack. Ha! Dia pasti tidak mengira aku akan menyetujui tawaran Elli. Benar saja, J kelihatan terkejut dan diam mematung.

Latihan pertamaku dimulai besok, Elli bilang anggap saja ikut untuk bersenang-senang jadi aku tidak perlu gugup. Yah, siapa yang tidak gugup kalau harus menari di depan banyak orang yang tidak kukenal.

Selain aku, Elli, dan Mary, ada 3 orang lagi yang akan menari di Festival Dewi Spring. Aku belum pernah bertemu mereka dan jujur saja kalau aku agak khawatir. Berbeda dengan Elli dan Mary yang terkesan ramah, aku sama sekali belum mengenal 3 orang sisanya. Bagaimana kalau mereka tidak suka padaku? Itu hal yang normal bukan di kalangan para gadis, khawatir apa gadis lain akan menyukaimu atau tidak.

Tapi sepertinya kekhawatiranku tidak diperlukan, aku disambut lumayan baik. Setidaknya oleh sebagian besar, aku punya firasat kalau gadis bernama Karen itu sedikit angkuh. Karen putri Mr.Jeff, pemilik mini market dekat klinik.

Selain Karen ada Ann, anak pemilik penginapan di Mineral Town. Aku pernah mendengar dari Jack kalau di Mineral Town hanya ada satu penginapan yang diberi nama 'Inn'. Nama yang unik, itu sama seperti membuka bar yang diberi nama 'The Bar', atau menulis buku yang diberi judul 'Book'. Ann gadis yang menarik, dengan rambut dikepang dan bintik-bintik di wajahnya. Dia banyak bicara dan selalu antusias, tapi itu membuatku senang.

Gadis terakhir adalah Popuri. Kesan pertamaku saat bertemu dengannya adalah, kenapa dengan rambutnya? Apa dia mewarnainya? Apa dia sedang cosplay? Sepertinya dia bisa membaca ekspresiku dan langsung menjelaskan kalau warna rambutnya alami. Wah, aku tidak pernah melihat yang seperti ini, tapi rambutnya bagus sekali. Panjang bergelombang dan berwarna pink terang. Keluarga Popuri juga mengelola peternakan, tapi mereka hanya menernak ayam dan punya sepetak lahan yang ditanami jagung.

Selain aku, para gadis lainnya sudah beberapa kali berpartisipasi di Festival Dewi Spring, jadi aku bisa dibilang pemula. Tapi gerakan tarinya benar-benar mudah dan tidak serumit yang kukira. Hanya perlu melatih kekompakan. Kadang aku berlatih beberapa jam di kamar.

Saat latihan hari ketiga, Popuri dan Mary membawa satu peti besar berisi kostum yang akan kami pakai.

"Taraaaa! Cantik kan?" Popuri dengan bangga merentangkan gaun yang dibawanya agar semua orang bisa melihat dengan jelas. Mataku melebar, wow... indah sekali.

Aku mengamati gaun itu lebih dekat dan meraba teksturnya, meneliti setiap bunga imitasi yang kelihatan seperti asli dan renda yang dijahitkan dengan rapi di bagian kerahnya. Gaun itu berbahan katun putih dan dilapisi kain organza tebal berwarna merah muda.

"Wah, mereka mengganti hiasan bunganya ya," kata Karen tersenyum, kelihatan puas dengan gaunnya.

"Apa kita tidak bisa memakai celana saja, aku pasti kelihatan lucu kalau harus memakai gaun begitu," ujar Ann.

"Jangan konyol, mana mungkin kita menari memakai celana. Lagipula gaun ini cantik sekali, coba lihat," Karen menyahut lagi. "Dan lagi, bukannya kau juga memakainya tahun lalu, juga tahun-tahun sebelumnya."

Ann hanya mendengus. Dia menatap gaun itu lagi dan tersenyum kecut.

"Ngomong-ngomong, Claire," Popuri memandangku dengan tatapan penasaran, mata merahnya berbinar. "Kau akan datang dengan siapa ke festival nanti? Apa seseorang sudah mengajakmu?"

"Apa maksudmu?" Aku tidak mengerti.

"Jangan pura-pura tidak mengerti," kata Popuri tersenyum jahil. Tapi aku benar-benar tidak mengerti apa maksudnya. "Sudah jadi tradisi kalau para gadis penari harus datang ditemani dengan pasangannya."

Oh, jadi begitu. "Yah, mungkin aku akan datang dengan kakakku." Jack pasti mau jadi pasanganku kan.

"Ah tentang itu. Sebenarnya Jack sudah memintaku pergi bersamanya dan aku bilang iya, Claire," Elli menyela dengan pandangan meminta maaf.

Jack dengan Elli, tentu saja. Seharusnya aku sudah menduganya. Kalau begitu, mungkin aku bisa meminta Steve menemaniku? Aku sudah menganggapnya kakak selama ini, lagipula dia bersikap lebih baik padaku daripada Jack.

Yah ... itu bukan masalah besar kan. Seperti mencari pasangan kencan untuk diajak ke pesta dansa. Aku selalu datang ke pesta prom kok, dengan pasanganku sendiri.

Harvest Moon: A FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang