Chapter 15

185 27 2
                                    

CLAIRE

Mana kutahu kalau Mineral Town punya tradisi Thanksgiving yang berbeda. Memangnya tidak boleh ya kalau aku memberi cokelat hari ini? Tapi Jack bilang 'tinggalkan saja adonan itu di situ', jadi aku menyerah dan membiarkan Steven menyelesaikan sisanya.

Mungkin lebih baik aku mencuci rambut, kemudian mengurung diri di kamar saja.

"Claire, kau bisa membawa semua cokelatnya kalau kau mau." Steven bertanya padaku saat aku keluar dari kamar mandi.

Aku menggeleng pelan. "Untukmu saja, kau bisa memberikannya pada Popuri." Aku meninggalkan Steven dan naik ke kamarku. Aku sudah kehilangan minat pada cokelat.

Sampai di kamar, aku membuka jendela dan duduk di ranjang. Angin berhembus masuk ke kamarku, menerbangkan poniku yang sudah setengah kering. Aku bisa merasakan gulir air menetes dari ujung rambutku yang basah, turun ke ranjangku melalui punggungku.

Tok... tok... tok...

"Claire, ini aku." Jack masuk begitu saja. "Kau benar-benar meninggalkan adonan cokelat itu begitu saja ya." Tanyanya.

"Kan kau yang minta." Sahutku.

"Memangnya kau membuat cokelat untuk siapa? Kau kan tidak punya..." Kata-katanya terhenti.

"Untukmu, untuk Steven, untuk Gray." Aku berpikir sebentar, "dan untuk sebanyak mungkin orang yang bisa kutemui hari ini. Aku ingin berterimakasih." Bukankah untuk itu Thanksgiving diadakan? Untuk menyampaikan rasa terimakasih kita pada orang lain.

"Kau bisa memberi cokelat untuk semuanya musim dingin nanti." Kata Jack.

Aku bahkan tidak tahu apakah aku masih ada di sini musim dingin nanti. Kalau Jack akan menikah dengan Elli, Jack akan pindah dan tinggal dengannya kan? Lalu bagaimana kalau Steven berubah pikiran? Tidak ada yang bisa memastikan aku akan tetap di sini selamanya, bahkan untuk musim panas.

"Hei." Jack menarik kursinya lebih dekat padaku. "Kau tahu kan, kau selalu bisa cerita padaku." Jack menatapku lembut. "Aku minta maaf karena sudah pergi begitu saja dan meninggalkanmu. Tapi aku menyayangimu, kau tahu itu kan."

Aku tahu, kok. Jack selalu mengirimiku surat tiap minggu. Kadang dia menelepon dan bertanya macam-macam padaku. Dia selalu bertanya apa aku punya masalah, apa ada seseorang yang menggangguku. Jack selalu berkata padaku, kalau ada seseorang yang membuatku sedih, dia akan datang dan menendang bokong orang itu untukku. Jack selalu jadi kakak yang terbaik, bahkan saat dia tidak ada.

Aku menatapnya dan tersenyum. "Aku tahu, J. Aku tidak akan pernah kehilanganmu. Aku juga sayang padamu, karena itulah aku di sini."

Jack menyengir dan mengacak rambutku. "Ayo turun, akan kutunjukkan sesuatu padamu." Aku hanya mengekornya tanpa banyak bicara. Tapi aku protes saat dia menutup mataku di dasar tangga, Jack tidak peduli dan terus menuntunku keluar.

Aku bisa mencium semerbak bunga moondrop saat keluar dari rumah, aku tahu Jack akan membawaku ke ladang. Tapi untuk apa? Jangan bilang dia mau menyuruhku membantunya panen. Aku memang kadang membantu Steven mengurus hewan ternak seperti ayam dan kuda, itu mudah, aku hanya perlu mengambil telur di kandang atau menyikat kuda dan menggiringnya keliling peternakan. Tapi aku selalu berhasil mengelak saat Jack memintaku membantunya memetik hasil panen atau menyiram tanaman. Kalau setelah ini Jack menodongkan alat penyiram tanaman atau keranjang rotan padaku, aku akan langsung lari.

"Sepertinya di sini sudah bagus." Jack berkata sambil melepas tangannya yang menutup mataku.

Aku mengerjap pelan, membiasakan diri dengan cahaya matahari yang menyilaukan. Tunggu, ini kan...

Harvest Moon: A FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang