Chapter 23

170 23 1
                                    

CLAIRE

Aku benci perpustakaan. Tidak, kuralat, aku tidak begitu suka perpustakaan.

Bukan taraf benci yang membuatku sampai tidak ingin pergi ke sana sama sekali. Tapi sebisa mungkin aku menghindarinya. Mungkin karena aku bukan tipe orang yang betah berlama-lama membaca buku, apapun. Karena di perpustakaan hanya berisikan buku, praktis tempat itu tidak berguna untukku, kecuali saat aku harus mencari referensi untuk tugas, dulu semasa sekolah. Belum lagi debu yang bertebaran di sana sini, membuat bersin yang bisa berujung terkena flu.

Tapi cerita Gray tentang Blue Feather menggelitikku. Mineral Town benar-benar menarik, dengan segala legenda dan kepercayaannya. Aku penasaran sekali bagaimana cerita lengkap tentang Blue Feather.

Jadi hari ini aku memutuskan pergi ke perpustakaan, untuk pertama kalinya atas keinginanku sendiri. Lagipula ada satu hal yang kusuka dari perpustakaan Mary.

Pukul sepuluh, setelah aku yakin tidak ada lagi hal yang bisa kukerjakan di rumah, aku turun ke kota menuju satu-satunya perpustakaan di Mineral Town. Aku hanya pernah sekali ke sana, kuharap aku tidak lupa jalannya. Tapi di kota sekecil ini memangnya siapa yang akan terse-

Lupakan saja, terakhir kali aku berpikir tidak mungkin tersesat, aku malah berakhir masuk ke hutan dan bertemu dengan Gray.

Baiklah, di persimpangan ini seharusnya aku belok kanan atau lurus ya?

"Lurus."

Aku menoleh ke sumber suara dan menemukan Gray, berjalan ke arahku disusul Cliff di belakangnya. Ada apa dengan manusia satu ini? Kenapa dia bisa muncul saat aku... tidak, aku tidak sedang memikirkannya!

"Lurus?" Tanyaku pada Gray.

"Kau mau ke pusat kota kan? Jalannya lewat sana." Gray menunjuk jalanan di depanku.

"Memangnya kau peramal? Tahu dari mana aku mau ke pusat kota," aku mendengus.

"Kau ini mudah sekali ditebak, aku bisa membacanya dengan jelas di sini." Gray menyentil keningku.

Aaww! Sakit tahu! Aku memberengut pada Gray, yang hanya dibalas senyum jahilnya.

"Jangan percaya padanya Claire, kami baru saja bertemu Jack dan dia bilang kau mau pergi ke perpustakaan." Kekeh Cliff.

Gray menoleh tajam pada Cliff dan menyikut perutnya.

"Hey! Apa salahku?" Cliff bersungut marah sambil mengelus perutnya yang jadi korban sikutan Gray.

"Hentikan! Kenapa kau selalu saja menggangguku." Gray menatap Cliff dengan sinis.

Huh, bukannya dia duluan yang selalu menjahiliku.

"Aku mencoba menyelamatkan Claire darimu tahu! Yang dulu juga kau kan berni-"

Kata-kata Cliff terhenti karena Gray membekap mulut Cliff. "HAHAHA... aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan Cliff. Claire sudah ya, kami harus ke Aja Winery untuk mengecek peralatan di sana." Sahut Gray sambil menyeret Cliff pergi.

Aku hanya menatap Cliff dan Gray yang berjalan menjauh menuju perkebunan anggur, mengamati Gray masih berusaha memarahi Cliff, juga rambut tembaga yang mencuat dibalik topi biru tuanya sampai bayangan keduanya menghilang di tikungan.

Kuhitung sampai sepuluh dan menghembuskan napas panjang, kemudian kembali memandang persimpangan jalan di depanku. Hampir seluruh jalanan di Mineral Town dilapisi bebatuan persegi panjang berwarna abu-abu, mirip dengan jalanan di distrik dekat tempat tinggalku dulu. Hanya saja di Mineral Town tidak ada gedung yang tinggi menjulang dan kerumunan manusia yang bisa ditemukan di setiap sudut kota. Aku mengikut saran Gray dan mengambil jalan lurus, setelah ini aku harus minta Jack untuk menggambarkan peta Mineral Town untukku.

Harvest Moon: A FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang