4. Khawatir

6 0 0
                                    

Braaak

Giesel menabrak seseorang yang tengah berlari. Dia terpental dan mengakibatkan dia terjatuh.

"Awww" teriaknya

Dia meringis saat Tubuhnya telah berada di atas tanah.

"Maaf kak.... " teriak seseorang sambil berlari.

Giesel meringis saat tangannya telah berlumuran darah. Saat jatuh, tangan Giesel bergesekan dengan kaca. Sehingga menyebabkan luka yang amat lebar dan panjang. Mungkin sekitar 15 cm.

Giesel beranjak dari tempatnya. Dia segera mencengkram lukanya. Tujuan dari mencengkram, dia hanya ingin darahnya segera berhenti.

Melihat lukanya terus mengeluarkan darah, wajahnya terlihat pucat. Tapi dia tetap berjalan. Dia bingung mau cari bantuan ke siapa. Karena dia sendiri di halaman belakang. Jarang sekali anak yang mengunjungi halaman belakang.

Setiap jalan satu langkah wajahnya semakin pucat. Kepalanya sudah berdenyut. Penglihatannya sudah menghitam.

"Tolong... "Ucapnya.

Walaupun suara itu tidak terdengar oleh penghuni sekolahan, dia tetap mengucapkan lagi.

"Tolong gue.... " lirihnya.

Kesadarannya mulai hilang. Saat dirinya akan kembali jatuh, ada seseorang yang menangkapnya. Dia langsung menggendong tubuh Giesel.

"Tolong gue.... " ucapnya lirih sebelum dia benar benar pingsan.

Seseorang itu menggendongnya dengan sedikit berlari. Dia sudah takut jika Giesel terjadi apa apa. Darah yang masih menetes membuat seseorang itu segera mempercepat larinya. Sedangkan Giesel sudah tak sadarkan diri.

"Bertahanlah Gie" ucapnya dengan nada khawatir.

.........

"Giesel.... Bangun... "

"Bangun Gie"

Perlahan kedua kelopak mata itu terbuka. Dia masih mengerjap ngerjap menyesuaikan cahaya di ruangan itu.

"Syukurlah... Nih minum dulu" dia minum dengan bantuan Tiffany.

Dia mengingat ingat kenapa bisa di UKS dan di kelilingi oleh sahabatnya.

"Udah mendingan? " tanya Bella

Dijawab anggukan oleh Giesel. Dia menatap tangan kirinya yang sudah diperban dengan sempurna.

"Kenapa kok bisa kayak gini? "Giesel pun bangun dari tidurnya.

"Siapa yang bawa gue kesini? "

Mereka berdua bertatapan dan mengangkat bahunya.

"Gue gak tau, tadi Gerald ke kelas trus suruh gue sama Tiffany buat ke UKS. Katanya elo lagi sakit, yaudah gue kesini"

Dia mengingat ingat seseorang yang membawanya kesini. Tapi nihil, dia tidak kunjung mengingatnya. Tapi dia inget kalau dia adalah seorang lelaki.

"Kejadiannya gimana?" Tanya Tiffany

"Tadi gue jatuh, dan gak sengaja tangan gue ke gesek sama kaca. Trus gue gak sadarkan diri" ucapnya sedikit berbohong. Padahal dia jatuh bukan karena dirinya tapi karna seseorang yang sengaja lari dan menabraknya.

"Makanya hati hati, mau pulang sekarang atau balik ke kelas?"

"Sini aja lah Tiff, sekali kali bolos jam pelajaran, ya gak Gie? " ajak Bella

"Jangan bilang lo bolos karna gue? "

"Ya secara kan kita sahabat, kalau gak masuk satu, gak masuk semua"

SODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang