Reymond dan Giesel sudah berada di depan apotik. Mereka akan memberi berbagai macam obat dan peralatan medis lainnya. Karena stock yang ada di UKS sudah habis.
Mereka memasuki apotik itu dan berjalan menuju rak kaca yang berisi berbagai macam obat. Giesel heran dengan anak smp disampingnya. Pasalnya perempuan berbaju SMP itu menggenggam Tespack.
Gak mungkin anak smp udah hamil, mungkin suruhan mamanya buat beli begituan-Giesel
Giesel berfikir positif akan kemungkinan yang terjadi. Sampai pelayan toko membuyarkan lamunannya.
"Mau beli apa mas mbak? " ucap pelayan toko itu
"Mau beli-. " ucapan Giesel sudah dipotong oleh pelayan itu
"Tespack ya mbak? " pertanyaan pelayan toko itu membuat Giesel blushing. Gimana gak blushing, orang Masnya bicara sangat keras sehingga satu toko bisa mendengar suara itu dengan jelas. Semua orang pada berbisik bisik.
"Bukan mas, tapi-" belum sempat menjawab, ucapan Reymond sudah dipotong oleh pelayan toko itu.
"Mas beli pengaman, disini ada lho yang kualitasnya bagus" sekarang ganti Reymond yang wajahnya memerah.
"Bukan itu mas, tapi kami mau beli obat" jawab Giesel
"Ow, obat KB maksudnya? " kedua wajah anak SMA itu memerah. Giesel dan Reymond sudah seperti kepiting rebus. Jika pelayan tadi tidak lebih tua dari Giesel, rasanya ia akan menjambaki rambut pelayan itu dan membenturkan kepalanya ketembok. Sadis memang pemikiran Giesel.
"Enggak"
"Enggak" ucap mereka berdua
"Kita mau beli obat..." dengan menyerahkan daftar belanjaan obat. Mulai dari obat maag, sariawan, pusing dan sebagainya.
"Ow, ngomong dong dari tadi. Saya kira kamu kayak pasangan yang lainnya, kecil kecil udah jago buat"
"Enggak mas, kita masih SMA" ucap Reymond kikuk
"Yaudah, tunggu disana. Saya ambilkan obatnya" dengan menunjuk bangku tunggu untuk pembeli di apotik.
Giesel dan Reymond berjalan menuju tempat duduk. Wajah mereka masih memerah. Dan disana masih ada pengunjung apotek yang berbisik bisik tentang mereka.
"Huufft" Giesel menghembuskan nafasnya dengan kasar saat punggungnya sudah berada di sandaran kursi
"Pengen makan orang" ucap Reymond
"Gue juga" Reymond menggenggam tangan Giesel
"Sel, kita buat yuk" kata kata ambigu yang dikeluarkan Reymond mendapat jitakan dari Giesel. Ini sebabnya Giesel tak ingin membawa Reymond ke tempat umum. Sebelum sempat protes, seorang gadis berpakain SMP duduk disamping Giesel.
"Hai kak, SMA mana kak? " ucap gadis itu sopan
"SMA Pelita Bhakti" jawab Giesel apa adanya
"Ow, saya sebenarnya mau sekolah disana sih, tapi kayaknya udah gak bisa"
"Lho kenapa? " tanya Reymond penasaran
"Karena kayaknya saya hamil, makanya saya beli tespack ini. Tapi gak pa-pa lah, ini juga anak kekasih saya. Saya akan membesarkan anak ini seandainya nanti tespacknya posistif dan saya sangat bahagia menantinya keluar" tutur anak smp itu dengan menatap perutnya yang diusap sendiri. Raut kesenangan menghiasi wajahnya.
Giesel tertegun atas pengakuan bocah SMP itu. Jika dia hamil mungkin dia akan bersikap seperti itu tapi dia masih ingin membahagiakan kedua orang tuanya sebelum ia menikah dan menjadi milik suaminya kelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SODA
Teen FictionSoda adalah minuman yang rasanya aneh. Perpaduan antara manis, asam, meletup letup dan kadang juga pahit. Seperti perasaan Giesel terhadap Gerald. Kadang juga manis, kadang juga asam dan kadang juga membuat hati Giesel meletup letup seperti Soda...