19. Pelukan

5 0 0
                                    

"Aw"  dengan meletakkan sendoknya kembali ke mangkok. Dia menatap makanan favoritnya dengan sendu.

"Kenapa? "

"Sakit"

"Pakai ni,  siapa tau gak kerasa sakitnya"

Giesel melotot
"Lo gila zav,  gak bisalah makan mie pakai sedotan. Duuh... Maafkan aku mie yang terenak,  kamu gak akan masuk ke perut aku"

"Haha... Astaga ekspresi lo gak nahan" dengan memegang perutnya yang sakit karena melihat ekspresi Giesel. Ekspresi seperti anak kecil yang menjatuhkan es krimnya.

Sedangkan Giesel menatap Zavran yang seperti minta ditabok. "Jangan ketawa"

"Sumpah,  jangan pasang ekspresi kayak gitu. Pengen nabok gue"

Drrrt drrrt

Ponsel Giesel berbunyi.
"Hm"

"..... "

"Lebih dari sakit gigi"

"..... "

"Bodo,  ngapain telfon gue?  Sok bandar pulsa aja"

"....."

Giesel mengkerutkan keningnya. Zavran yang sedari tadi mendengar percakapan itu sebenarnya ingin tahu apa yang dibicarakan sampai wajah Giesel menjadi serius.

Braak....

"Astagfirulloh.... " ucap Zavran spontan. Sedangkan Giesel masih tidak mempedulikan kekagetan Zavran. Orang mana yang gak kaget jika dia sedang enak enakan santai,  malah orang di depannya menggebrak meja. Untung hanya sedikit orang yang melihat aksi Giesel. Kalau banyak mungkin dia sudah malu.

"Mon,  lo tau gue kan. Gue gak nglakuin kayak gitu"

"..... "

"Thanks udah percaya gue,"

"..... "

"Gue harap nanti pulang sekolah"

"..... " Giesel menutup sambungan telfonnya. Amarah sudah membara mendapatkan telfon dari Reymond. Dia memakan makanannya. Dia lupa kalau dia gak biaa makan.

"Aw.. " dia kembali meletakkan sendoknya

"Marah aja bisa,  masak makan mie ayam aja gak bisa? "

"Beda urusan kali"

Zavran mengambil mangkok Giesel. Menyendok sedikit mie ayam yang mungkin sudah ditambahkan 5 sendok sambal oleh Giesel dan mengarahkan ke depan mulut Giesel.

"Buka mulut lo"

"Enggak,  sakit"

"Kalau mau sembuh ya makan"

"Tapi Zav... "

"Buka mulut lebar lebar,  supaya sendok yang masuk gak kena bibir lo" dia akhirnya menuruti perkataan Zavran. Dan Zavran yang cekatan langsung memasukan sendoknya ke mulut Giesel tanpa menyentuh bibirnya.

"Sakit gak? " tanya Zavran memastikan

"Sedikit"

"Kenapa marah?  Ada masalah? "
Giesel menggeleng. Dia tidak mau orang luar tau masalah yang menyangkut Ekstranya.

"Lo bisa cerita kalau lo mau. Gue gak akan ember"

"Gue tahu itu,  tapi untuk saat ini gue belum bisa cerita ke elo"

"Noprob,  Lain kali gue dengerin"

.......

Braaaak

SODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang