7. Kerpok

9 0 0
                                    

Hari ini mereka mengerjakan tugas di sebuah cafe. Cafe yang begitu tenang dan dilengkapi ruangan privat yang cocok untuk mengerjakan tugas kelompok. Ruangan ini disekat dengan menggunakan tembok bambu. Nuansa alam terasa sangat nyata. Dan di dalam ruangan itu,  banyak tumbuhan hias yang memenuhi tembok maupun sudut ruangan. Semakin menambah estetika ruangan itu.

"Kok lo tau tempat cafe se indah gini Ri? " tanya Giesel

"Lo kayak gak tau gue aja, kadang juga pertemuan gue sama temen² futsal juga di sini" jawab Riyan.

"Ow iya ya,  lo kan anak hitzz"

"Bukan anak hitzz, gue anak emak sama bapak gue lah. Yang buat kan mereka" dengan cengiran khas Riyan

"Hhhhh,  iya gue percaya"

Giesel dan Riyan yang banyak membuat topik. Jangan tanya Tiffany,  dia sudah kicep karena ada Riyan. Dia bicara kalau ditanya yang penting. Sedangkan Zavran,  dari tadi dia memang diam. Menyimak percakapan mereka dan melakukan tugas nya untuk menggambar struktur sel di atas kertas manila yang ukurannya mungkin 1×1 m.

"Eh,  gimana kalau nama bagian selnya kita pakai kertas warna warni?" Tanya Tiffany

"Bagus itu,  gue setuju" jawab Riyan. Jawaban Riyan membuat hati Tiffany merasa senang. Hari ini adalah harinya Tiffany bisa berbicara langsung dengan Riyan.

"Gue juga setuju tiff,  gimana menurut lo Zav? "

"Setuju" ucapnya datar dan menatap Giesel. Giesel yang ditatap langsung mengalihkan pandangannya ke arah Tiffany.

"Kalau gitu,  kita harus beli dulu kertas sama lemnya" ucap Riyan

"Lemnya aja yang beli, gue udah punya kertasnya" dengan mengeluarkan kertas origaminya.

"Yaudah,  gue yang beli lem,  tapi siapa yang mau temenin gue beli? "

Giesel dan Tiffany saling menatap. Sebenarnya dalam tatapan mereka adalah isyarat untuk menuruti keinginan Tiffany agar Giesel tidak menjadi kompor.

"Tiffany aja,  gue masih ada pekerjaan buat gambar selnya" sedangkan Tiffany sudah melotot tajam ke arah Giesel. Sedangkan yang dipelototi memandang dengan tatapan polosnya.

"Yaudah,  ayo Tiff. Pupung masih sore" ajak Riyan

"Ayo" mereka pun beranjak dari tempatnya. Saat Riyan sudah keluar dari ruangan itu,  Tiffany mengarahkan tangannya membentuk isyarat golok pada bagian lehernya.

"Awas lo Gie"

"Yang lama ya Tiff" dengan menjulurkan lidahnya. Dia senang sekali bisa menyatukan Tiffany dengan Riyan. Tiffany yang menyukai Riyan dalam diam. Sama seperti dirinya menyukai Gerald dalam diam.

Kapan kita bersatu-Giesel

Sekarang di ruangan itu hanya tinggal Zavran dan Giesel. Mereka mengerjakan tugasnya masing masing. Ada dua jenis sel yang digambar. Dan Giesel kebagian menggambar sel dengan bentuk kapsul yang bergerak dengan menggunakan Flagela.

"Eh... " ucap Giesel saat tangan mereka bersentuhan saat mengambil penghapus secara bersamaan.

"Lo duluan"

"Lo duluan" ucap mereka secara bersamaan

"ladies first" ucap Zavran. Dan Giesel mengambil pengahpus itu.

"Gambar lo bagus juga" ucap Zavran membuat topik. Karena Giesel hobi menggambar,  jadi gambarnya gak akan malu maluin deh.

"Enggak,  biasa aja. Gambaran lo malah lebih bagus dari gue"

SODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang