Giesel hanya menatap buku fisika itu dengan malas. Mood nya sedang dalam keadaan tidak baik. Padahal dengan menatap saja biasanya membuat dirinya bertahan berjam jam untuk menyelesaikan berbagai rumus di dalamnya. Tapi mengingat kejadian tadi siang, membuat dirinya mengingat masa lalunya. Masa lalu yang ingin sekali dilupakan tapi harus diingatnya kembali.
Dia merebahkan badannya ke kasur kesayangannya. Menatap langit langit kamarnya dengan pandangan menerawang. Banyak bintang bintang disana tapi tak dapat membuat moodnya kembali. Sejenak memejamkan mata membuat dia merenungkan perbuatannya.
Drrrrtt....
Zavran : udah mendingan?
Pesan dari Zavran membuat dirinya mengingat kejadian tadi siang. Wajahnya memerah saat dirinya dipeluk seorang Zavran. Zavran yang pendiam, cuek, dan diidolakan oleh banyak perempuan yang telah memeluknya dan membuat dirinya nyaman.
Giesel : udah
Zavran : udah makan?
Giesel : udah, tadi siang
Zavran : O
Giesel : O doang? Jari lo cantengan? 😑
Zavran : iya, besok obati jari gue ya... Lo kan PMR 😁
Giesel : hh, 😒
Zavran hanya me-read pesan terakhirnya. Membuat Giesel mendengus kelakuan Zavran.
"Tidur aja deh, nanti bisa begadang nonton bola"
Baru 15 menit dia memejamkan mata, cacing di dalam perutnya sudah memberontak. Dengan enggan dia bangun dan segera menuju dapur.
Sampai di dapur yang dia lihat di atas meja adalah piring kosong yang masih bersih. Tak ada makanan di dalam tudung saji itu. Dia mengarahkan pandangannya ke tempat cuci piring. Disana telah ada beberapa mangkok yang dia yakini sebagai wadah makanan sebelum ludas.
"Eh kak, ngapain disitu kak? " tanya Gara dengan membawa piring kotor.
"Kakak laper Gar," dengan mengusap perutnya
"Aelah kak, gue sama ibu ngira kakak udah makan. Makanya gue sama ibu habisin makanannya, mubazir kan kalau sampai sisa"
Giesel mendengus kembali "tega banget sih elo"
"Siapa suruh habis magrib gak makan"
"Hh... Btw Bapak udah pulang belum? "
"Belum, kata ibu masih ada kerjaan kantor hari ini"
"Yah, kagak bisa makan nasi goreng spesial" ujar Giesel lesu
"Beli aja di depan komplek Sel, nih uangnya. Udah sana beli, keburu maag kamu kambuh nanti" ujar sang Ibu yang masuk ke dapur
Giesel dengan tampang lesu menerima uang itu dan segera bergegas sebelum cacing di perut berdemo kembali. Padahal kalau Bapak sudah pulang biasanya mereka akan membuat nasi goreng spesial. Giesel akui kalau nasi goreng buatan Bapaknya lebih enak ketimbang buatan Ibunya. Entah kenapa, padahal bumbu yang dipakai juga sama.
Saat Giesel membuka pintu, dia melihat seseorang di depan gerbangnya.
"Lho Zav? Ngapain disini? " saat Giesel sudah sampai di depan gerbang
"Eh, gue telfon kok gak ngangkat" dengan memasukan ponselnya
"Oiya, ponsel gue ada di kamar. Btw, ngapain kesini? Katanya jari lo cantengan" ujar Giesel membuat Zavran menghembuskan nafas dengan kasar
KAMU SEDANG MEMBACA
SODA
Teen FictionSoda adalah minuman yang rasanya aneh. Perpaduan antara manis, asam, meletup letup dan kadang juga pahit. Seperti perasaan Giesel terhadap Gerald. Kadang juga manis, kadang juga asam dan kadang juga membuat hati Giesel meletup letup seperti Soda...