14. PMR

8 0 0
                                    

Giesel segera meregangkan otot otot jarinya yang sudah tegang sedari tadi. Tangannya yang sudah merah karena harus menyelesaikan rangkuman 10 lebar bolak balik yang harus dikumpulkan jam 12 siang nanti. Rangkuman dilarang menggunakan huruf ketikan dan harus ditulis dengan tangan. Kata guru Biologi, kalau ditulis tangan materi yang terserap lebih cepat ketimbang harus diketik di laptop ataupun komputer. Dan guru itu mencegah adanya copas antar siswa, bisa dibayangkan jika siswa satu mengcopas di laptop siswa dua maka siswa satu tidak akan pernah membacanya. Nah itu yang diharapkan oleh guru Biologi yang devilnya mengalahkan algojo di benteng takeshi.

Dia pun berdiri menyerahkan tugasnya pada bangku Zoya dan Bella. Jangan tanya Tiffany dia selesai atau belum. Karena dia sedang bekerja sama dengan Riyan untuk menyelasaikan rangkumannya.

"Zoy, gue nititp tugasnya" menyerahkan bukunya

"Oke, nanti gue kumpulin" Giesel mengangguk dan beralih ke bangku samping Zoya yang masih asik memainkan game di ponsel warna hitam itu. Giesel langsung menarik ponsel dan mematikan permainan yang sedari tadi dia mainkan.

"Yah, pinjem sebentar lagi dong, nanggung nih. Udah mau final tadi"

"Gara gara lo, ponsel gue baterainya ngadatkan"

"Gue bawa charger Gie, nanti kalau abis gue pinjemin deh" ucap Gerald memelas. Dia sebenarnya mau saja sih ponselnya dipinjem Gerald. Masalahnya dia butuh ponsel itu. Dan sangat penting.

"Gak bisa, salah sendiri pinjem ponsel gak bilang"

"Hei, gue udah bilang lo aja yang bolot" dengan masih menatap Giesel dengan ekpresi yang sangat memelas. Sedangkan Giesel sudah melotot.

"Jangan bohong lo, gue sedari tadi duduk di meja guru gak ada yang nyapa gue"

"Tapi gue udah ijin sama elo, beneran. Lewat telepati tapi" senyum Gerald membuat Giesel ingin membenturkan kepalanya ke tembok. Gimana ceritanya dia suka orang kayak gini bentuknya.

Tings....

Sebuah pesan masuk membuat Giesel tak ingin menjawab debatan dari Gerald.

"Yaudah, terserah elo mau ngomong apa. Gue pergi dulu" saat dia berbalik tangannya di cengkram oleh Gerald.

Adegan tadi tak luput dari penglihatan Zoya dan Zavran. Tapi Gerald dan Giesel tidak menyadari bahwa dua pasang mata itu memperhatikannya sedari tadi.

"Kenapa? " tanya Giesel dengan tatapan bingung

"Lo mau kemana? "

"Mau kencanlah, udah ditunggu nih gue" dengan tersenyum manis kepada Gerald.

"Hh, lo kan jomblo. Mana ada cowok yang mau sama elo" tanya Gerald merendahkan.

"Ya adalah, buktinya gue kencan"

"Seriusan? " dan Giesel hanya tersenyum dan meninggalkan Gerald dengan pikiran yang berkecambuk.

"Zavran? "

"Hm" dengan masih memperhatikan ponselnya

"Giesel emang udah punya gebetan? " tanya Gerald

"Udah" jawab Zavran enteng

"Siapa? "

"Yang terpenting bukan elo dan gue" Gerald malah menonyor kepala teman sebangkunya yang merangkap sebagai sahabatnya.

"Sue lo" dan terdengar kekehan di mulut Zavran. Dia senang bisa mengerjai sahabatnya.

......

"Halo pak ketu" sapa Giesel kepada lelaki yang lebih tinggi darinya

SODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang