8. Foto

14 0 0
                                    

Keheningan dirasakan di kelas 11 IPA 4. Mereka semua tidak ada yang berbicara kecuali guru yang ada di depan papan tulis. Rasa kantuk yang sudah tidak dapat mereka tahan. Kalaupun mereka ketahuan tidur, jangan harap tidak apa apa. Yang terlihat tidur akan disuruh menjelaskan semua materi yang dijelaskan pada hari ini. Jangan lupa kalau tidak bisa mereka akan disuruh lari lapangan 10 kali ditmbah push up 10 kali.

Tok tok tok

Ketukan pintu membuyarkan kantuk semua murid di kelas itu.

"Ya... Silahkan masuk" ucap guru berkumis itu

"Maaf pak, hari ini sudah saatnya 11 IPA 4 waktunya berfoto" ucap anggota osis itu.

"Ow iya sbentar lagi ya"

dia pun tersenyum dan mengangguk "kalau begitu saya permisi dulu pak" lanjutnya

"Iya silahkan" dan anggota osis itu pergi. Kabar yang menggembirakan bagi kelas ipa 4. Kantuk yang dialami sudah hilang entah sudah diterpa angin atau apalah. Yang terpenting mereka sekarang sudah bersemangat.

Bukan bersemangat untuk berfoto, tapi telah berakhirnya ajaran dari bapak masa lalu.

"Sebelum saya akhiri, tolong pr dari saya dikerjakan yaitu mencari tahu tentang latar belakang bangkrutnya VOC dan ceritakan di depan, mengerti"

"Mengerti pak" jawab semua murid

"Yasudah saya akhiri, sekarang pergi ke lapangan untuk diambil gambarnya" guru itu pun pergi meninggalkan kelas yang semula ngantuk berubah menjadi bersemangat.

"Ayo cabut ke lapangan guys" teriak Riyan

"kenapa buru buru amat, tungguin anak anak perempuan gitu lah, biar kompak" ucap lutfi

Sekarang siswi di kelas tengah dandan. Mulai dari pakai bedak, pakai lipgloss, sisir rambut, dan sampai makai minyak wangi. Satu orang perempuan yang tidak mengikuti temen temennya. Dia hanya membenarkan kuciran kudanya.

"Eh Tiff, udah belum? Tunggu mereka diluar yuks" ajak Giesel

"Bentar lagi gie, gue belum makai minyak wangi nih" dengan mengoleskan lipglossnya.

"Emang foto bisa wangi kalau lo pakai minyak wangi? " gerutu Giesel

"Ya enggak sih, tapi kan fotonya nanti di lapangan pasti panas. Kalau keringetan pasti bau kan, kalau pakai minyak gini biar seger terus"

"Tau ah, gue tunggu diluar" dia pun keluar meninggalkan Tiffany yang masih setia mengoleskan lipglossnya.

Para perempuan di kelasnya masih banyak yang bermake up. Mau tak mau semua para lelaki ditambah Giesel harus menunggu mereka selesai.

Saat Giesel berjalan kakinya tersandung tempat duduk di koridor sehingga dia harus jatuh ke depan. Untung masih ada yang menangkapnya.

"Eh, maaf maaf... " ucap Giesel mendongak saat dirinya menabrak dada bidang seseorang.

"Makanya jalan itu hati hati" ucap seseorang.

"Ye kan gue udah minta maaf" dia pun melepaskan posisinya. Karena posisi tadi membuat hati Giesel berdenyut tak karuan. Dengan posisi seperti Giesel memeluk Gerald.

"Hehe, dasar ceroboh"

"Biarin yang penting hidup"

Dan mereka hanya tersenyum senang dengan obrolan mereka.

"Ck, dasar. Btw, ngapain gak ikutan dandan kayak yang lain? " tanya Gerald.

"Belum waktunya buat pakai kayak gituan, kalau gue pakai nanti kayak emak emak kondangan. Dan gue juga gak bisa dandan"

SODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang