18. Basket

8 0 0
                                    

"Woy... " teriak Giesel membuat daerah sekitarnya menengok ke arahnya. Giesel malah salah tingkah karena kelakuannya tadi dan dia segera meminta maaf pada orang orang yang berada di sekitarnya.

Pletak...

"Sakit Sel, salah gue apa? "

"Enak banget lo nonton disini"

"Iya dong,  gue mau dukung bebeb gue disini"

"Dan lo lupain tugas lo sendiri"

"Tugas apaan? " Giesel hanya memutar matanya malas

"Bella...   lo ditugasi untuk jadi maskot untuk tim futsal, bawa air buat mereka minum" ucap Giesel yang akhirnya duduk diantara Zavran dan Bella. Zavran memilih untuk duduk sedari tadi.

"Sorry²,  gue lupa. Gue kira gak ada jadwal hari ini" dengan nyengir

"Aelah,  sahabat sendiri tampil gak lo tonton. Malah lo pentelengin si brekele Bastian"

"Sorry sel sorry... Gue traktir mie deh nanti"

"Gak mau"

"Bawa ke rumah satu"

"Oke, gue gak marah lagi" ucap Giesel bersemangat dan menampilkan gigi putihnya

Bella mendengus,  tapi ekspresi Bella menjadi berbeda.

"Sel,  bibir lo kenapa bengkak?  Merah lagi" dia melirik ke samping Giesel dan menemukan seseorang yang tak terduga yang setia dengan ponselnya

"Lo ciuman? "

Pletak...

"Aww.... Lo tega kalau gue oon" Bella mengusap dahinya yang disentil oleh Giesel

"Kebanyakan nonton Drakor"

"Aelah,  kan biasanya orang yang bibirnya bengkak sama merah kayak di film biasanya habis ciuman"

"Iya, gue habis ciuman" Bella menatap teman yang duduk disamping Giesel. "Ciuman sama lapangan iya" lanjut Giesel dan Bella malah tertawa.

"Ketawa aja terus sampai pita suara lo putus"

Bella masih melanjutkan ketawanya. Sedangkan Giesel meneliti setiap sudut lapangan Basket.

Binggo...!

Giesel menemukan sasarannya. Disana telah ada Gerald dengan ditemani Zoya yang berada di sampingnya. Mereka tertawa bersama. Giesel yang melihat adegan itu hanya menatap dengan datar. Tak diduga Zoya menempelkan kepalanya ke pundak Gerald. Dan tebak ekspresi Gerald gimana?  Dia yang biasanya gak pernah mau jika seseorang terlalu menempel padanya, sekarang dia begitu tidak terganggu. Malah dia meneruskan celotehnya yang sekali kali di sambung oleh Zoya.

Hati Giesel sudah berdenyut. Dia tidak igin hatinya sakit tapi hatinya secara spontan sudah mengekspresikan perasaannya. Dia segera menoleh ke segala arah agar terhindar dari pemandangan yang tepatnya di depan mereka. Tak sengaja pandangannya terarah pada anggota PMR.

Tunggu,  bukannya harus ada 4 lagi? -Giesel

"Kalian tunggu disini dulu" Zavran mengangguk

"Kemana Sel? " tanya Bella

"Tugas negara" dia berdiri dan tersenyum pada Bella

"Songong lo ya" dan Giesel hanya menjulurkan lidahnya dan melanjutkan jalannya.

Canggung

Sekarang Bella dengan Zavran tengah duduk bersebelahan. Tepatnya satu bangku di tengah sudah kosong. 

SODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang