16. Chatting

18 0 0
                                    

"Huft... " Giesel menghembuskan nafasnya secara kasar di atas tempat tidur. Hari ini adalah hari yang capek bagi Giesel. Mulai dari Mas apoteker yang gak jelas, bocah SMP yang mengaku dirinya hamil dan dia dikira hamil oleh Gerald.

Giesel mengambil ponselnya dan stalking seseorang yang berdiam di hatinya. Siapa lagi kalau bukan Gerald.

"Ge,  kenapa sih gue suka sama elo? Lo tu kadang kayak nganggep gue spesial tapi lo juga nganggep Zoya sebagai wanita spesial bagi lo" gumam Giesel dengan memandang foto foto di instagram Gerald.

"Iih,  lo kok keren sih kayak di aslinya" gumamnya lagi dengan tersenyum. Mungkin cinta memang mengubah segalanya. Tersenyum hanya dengan memandang fotonya. Apalagi kalau di kasih yang asli,  pasti akan lebih senang lagi.

"Tunggu,  tunggu... " dia meneliti gambar yang beberapa hari yang lalu di posting oleh Gerald. Mengangkatnya ke atas agar terlihat lebih jelas.

"Siapa perempuan itu? " disana Gerald berfoto dengan seorang perempuan yang sangat anggun. Tangan Gerald juga merangkul pundak perempuan itu.

Pluk....

"Aduuuh... " Giesel memindahkan ponselnya yang terjatuh di jidatnya. Dan dia langsung melihat pada ponselnya.

"What?" dia terbangun dari posisinya yang terlentang
"Bodoh banget sih gue,  kenapa gue nge like fotonya" dia meruntuki nasibnya harus mengelike foto Gerald bersama seorang wanita yang tidak dikenalnya.

Ceklek...

"Kak,  berisik banget sih" ucap adiknya yang sudah muncul di kamarnya.

"Eh,  kenapa lo kesini? "

"Nyuruh kakak buat makan,  dari tadi ditungguin gak muncul-muncul" gerutu adiknya

"Hehe,  maaflah... Kalau ibu sama bapak ke mana? "

"Biasalah kencan"

"Kayak anak muda aja" ucap Giesel

"Tau ah kak,  cepetan keluar gue habisin oseng kangkung kakak"

"Mana doyan lo sama kangkung,  main habisin aja" dan mereka berdua keluar untuk menuju ruang makan.

......

"Dek giliran elo cuci piring"  ujar Giesel yang melihat adiknya sibuk dengan ponselnya

"Bentaran kak, taruh dicucian nanti gue cuci deh" tetap fokus ke ponsel seperti tidak terganggu oleh siapa pun. Giesel hanya mendengus dan membersihkan piring kotor untuk dibawa ke tempat cucian piring.

Giesel penasaran dengan isi ponsel yang dipegang oleh adiknya itu. Dan dia mengendap ngendap sampai dia berada tepat di belakang adiknya.

Dasar, tukang gombal-Giesel

Giesel membaca percakapannya antara adiknya dan kontak yang bernama sayang.

"Apa bedanya lebah sama kamu?   Kalau lebah menyengat kalau kamu manis" ucap Giesel yang membuat adiknya terkejut

"Sejak kapan kakak disini? "

"Sejak zaman peninggalan mesir kuno"

Adiknya cemberut karena kakaknya pasti tau dia sedang chattingan dengan pacarnya.

"Eh dek,  kakak gak larang lo pacaran. Tapi lo harus bisa menjalankan kewajiban elo dulu. Jangan pernah ditunda tunda. Bapak kan udah bilang,  kalau makan gak boleh bawa hp,  kenapa saat gak ada mereka lo malah bawa hp? Malah asik chattingan sama seseorang" tutur Giesel menasihati adiknya

"Dek gue tau masa lo itu udah masanya jatuh cinta tapi lo itu laki dek. Lo harus pikirin masa depan hidup lo dulu untuk bisa membahagiakan istri lo di masa depan. Lo harus berusaha untuk sukses untuk bisa menafkahi istri lo nanti. Jadi gue harap lo bisa mengerti kenapa kakak ngomong kayak gini"  adik Giesel diam. Dia menundukkan kepalanya.

SODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang