"Secara keseluruhan presentasi kelompok kalian sangat bagus, tapi saya kurang suka sama Giesel. Karena dari tadi saya lihat kamu gak pernah perhatikan teman teman anda saat sedang menjelaskan materinya. Jadi nilai kelompok kalian saya kurangi 10, menjadi 90" ucap Guru biologi itu.
Giesel shock dengan pernyataan dari guru itu. Dia merasa bersalah karena dia membuat nilai kelompoknya menjadi 90.
"Maaf bu, saya aja yang nilainya anda kurangi jangan mereka" ucap Giesel membuat satu kelas menjadi berbisik bisik. Pasalnya tidak ada yang dapat membantah perkataan guru itu.
"Gak bisa. Karna ini kelompok, maka perilaku anda juga berimbas pada kelompok anda" Giesel sudah mengepal kan tangannya.
Pundaknya ditepuk oleh Zavran supaya dia tidak membantah perkataan guru itu. Bukan Giesel namanya kalau menyerah.
"Kalau gitu bu, berikan saya pertanyaan apa saja. Jika saya benar semua, tolong buat ke 3 teman saya ini mendapat nilai yang seharusnya" ucap Giesel percaya diri. Guru itu pun tersenyum. Mungkin jika pada animasi, sudah ada petir diantara guru itu dan Giesel.
"Baiklah, saya akan kasih pertanyaan 3. Satu soal nilainya 5 bisa + dan -. Jika salah, nilai 5 akan menjadi kurang, dan jika benar, nilai 5 menjadi tambah. Kalau nilai anggota kalian 90, dan sampai anda menjawab salah ke 3 soal itu, maka nilai anda menjadi 75. Masih mau main dengan saya? "
Dengan seringai. Seringai itu hanya diketahui oleh Giesel, bagi semua murid di kelas hanya melihat bahwa guru itu tersenyum tapi senyum dengan menakutkan.
"Baiklah... Tapi anda harus menepati janji anda dengan membuat nilai ke 3 teman saya berubah menjadi 100"
Dalam hati, dia menyumpahi guru itu. Entah sudah berapa banyak kata kotor yang terucap dalam hati Giesel.
"Udah yuk sel, kita trima aja nilai 90" ucap Riyan setengah berbisik
"Iya sel, kita gak pa² kok dengan nilai segitu, itu juga udah cukup bagi kita" Tiffany pun juga mencegah perbuatan Giesel
"Kita duduk aja, gak usah ladeni guru lampir itu" ucapan Zavran seperti orang berbisik malah membuat Giesel tersenyum. Ingin sekali dia tertawa karena tanpa sadar Zavran menyebut guru itu dengan sebutan guru lampir.
Giesel pun segera maju satu langkah. Dia siap diberi pertanyaan oleh guru itu. Suasana seperti sidang skripsi. Para murid di kelas IPA 4 sudah menghentikan aktivitasnya. Mereka menonton pertarungan antara Giesel dan Guru killer itu.
"Baiklah... Pertanyaan pertama. Jelaskan perbedaan antara sel prokariotik dan eukariotik? "
"Perbedaan tersebut berada pada strukturnya. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus tapi dia memiliki nukleoid untuk mengganti kerja nukleus sebagai pembawa DNA. Sel prokariotik tidak memiliki pengorganisasian atau pemisahan organel-organel secara jelas, sedangkan pada sel eukariotik sudah terjadi pengorganisasian. Sel prokariotik tidak memiliki membran seperti sel eukariotik. Dan proses metabolisme sel prokariotik terjadi pada sitoplasma" terang Giesel yang membuat guru itu diam. Pasalnya dia belum menjelaskan sampai sedetail itu pada muridnya. Setelah kerja kelompok ini dia baru akan menjelaskan tentang perbedaan keduanya dan lanjut ke materi berikutnya.
"Ya benar, pertanyaan selanjutnya.... " guru itu memberi pertanyaan kepada Giesel tentang materi selanjutnya.
Untung gue kemarin baca-Giesel.
Dan Giesel menjawab dengan lancar pertanyaan yang diberikan kepada guru itu. Pertanyaan terakhir membuat Giesel sangat lega. Karena pertanyaan terakhir yaitu penggolongan saat penyimpanan darah sebelum diberikan kepada pasien. Ya jelaslah Giesel tahu. Dia sebagai wakil PMR wajib tahu soal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SODA
Teen FictionSoda adalah minuman yang rasanya aneh. Perpaduan antara manis, asam, meletup letup dan kadang juga pahit. Seperti perasaan Giesel terhadap Gerald. Kadang juga manis, kadang juga asam dan kadang juga membuat hati Giesel meletup letup seperti Soda...