11. Bioskop

6 0 0
                                    

Warning banyak typo!

Hari ini sangat membahagiakan bagi siswa SMA Pelita Bakti. Karena hari ini adalah hari dimana semua guru akan rapat untuk membicarakan Diesnatalis sekolah mereka yang ke-19. Walaupun sekolah ini mungkin baru berdiri, tapi jangan salah. Banyak prestasi yang sudah dicapai oleh sekolah ini. Walaupun rata-rata prestasi itu dari non akademik, tapi akademik di sekolah ini juga bagus. Bahkan sudah mendapat predikat A se-provinsi. Yah namanya juga masih sekolah baru.

Setiap perwakilan kelas, hari ini harus kumpul di gedung serbaguna untuk membahas acara Diesnatalis tahun ini bersama para anggota osis. Perwakilan kelas harus ada ketua kelas, sekretaris dan bendahara. Jadi satu kelas ada 3 orang yang mewakili perkumpulan bersama osis. Giesel sangat bersyukur karena tidak kumpul dengan para anggota osis. Karena dia muak dengan kakak-kakak yang masih menjabat sebagai osis.

Dan sekarang Giesel berada di kelas dengan pintu dan jendela ditutup rapat. Penghuni kelas sedang melakukan aktivitas yang tidak boleh diganggu oleh warga kelas lain.

Para ladies sudah terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama kelompok tukang gosip. Mereka membicarakan mulai dari band favorit mereka sampai cogan di sekolah ini.

Kelompok kedua yaitu kelompok drakor. Sekarang mereka sedang melihat drakor di laptop Tiffany. Jangan tanya bangku Giesel. Sekarang bangkunya sudah penuh dengan teman temannya yang nonton di laptop Tiffany.

Dan kelompok ke tiga kelompok yang main hpnya masing masing. Entah mengecek sosmed ataupun bermain permainan di hp mereka.

Sedangkan anak lelaki, sudah ngumpul jadi satu bermain ps bersama sama. Walaupun cuma dua orang yang memainkannya, tapi mereka kompak melihat dan mendukung temannya yang melawan satu sama lain. Salut sama persahabatan antar lelaki.

Sedangkan Giesel, dia memaksa Zavran untuk tidak ikutan memainkan ps bersama teman temannya. Dia sekarang menahan Zavran di tempatnya duduk. Dia bingung mau ngapain.

Walaupun Giesel sudah menemukan teman, tapi sama saja dia masih bingung mau ngapain. Masalahnya, Zavran sekarang sedang melaksakan War di ponselnya.

"Zav, elo gak bosen apa main itu terus? " tanya Giesel yang sudah menaruh kepalanya di bangku sebelah Zavran. Tepatnya bangku Gerald.

"Enggak" jawabnya cuek

"Apa faedahnya elo main itu? "

"Gue bisa naik ke level berikutnya" dengan masih memainkan jarinya di ponsel

"Kalau udah ke level berikutnya, lo mau apa? "

"Jadi rajalah"

"Dasar maniak game"

Yang disindir terlihat biasa saja. Malah seperti tidak terjadi apa-apa. Tidak terkena sindiran dari Giesel. Dia memalingkan wajahnya ke segerombolan lelaki yang masih setia memainkan psnya. Dan disana ada Gerald yang sedang melawan Riky.

Semangat ya-Giesel

"Hei" ucap Zavran yang membuat Giesel membalikan kepalanya lagi. Tapi kepalanya yang masih setia menempel pada meja Gerald.

"Udah mainnya? " tanya Giesel datar

"Udah, dan sekarang lo mau apa he" dengan senyuman

"Lo bawa laptop? Nonton film yuk"

"Gue gak bawa, Riky kayaknya bawa"

"RIKY.... LO BAWA LAPTOP GAK" teriak Giesel.

"AMBIL DI TAS" teriaknya yang masih menggerakan stik psnya

Segera dia mengambil laptop di tas Riky. Setelah itu, dia meyalakan laptop itu dan mencari daftar film yang ada di laptop Riky.

Mata Giesel berbinar.

SODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang