3

257 44 11
                                    

"Greffie, temanmu itu sudah membuat masalah lagi di pagi hari seperti ini. Lihat," Daniel menunjuk ke arah layar di depannya yang sedang menampilkan seorang wanita tengah berjalan cepat sambil menundukkan kepalanya. Mungkin maksudnya hendak menyembunyikan wajahnya dari pantauan kamera, tetapi bekas luka di belakang telinganya Greg sangat tahu bahwa luka itu milik Lusi.

"Kemana lagi dia?"

"Aku tidak tahu, yang pasti dia menuju sebuah pelabuhan kapal barang tambang."

"Itu jelas berbahaya," ucap Greg dengan kedua alis yang bertaut. "Untuk apa dia datang ke kapal itu pagi-pagi?"

"Mungkin perang lagi, seperti biasanya."

Greg mengangguk. "Kau benar, coba periksa GPS yang Peter tempel di hoodie-nya. Beri tahu aku jika sudah terlacak." Daniel mengangguk dan mengerjakan apa yang Greg perintahkan.

Di layar itu terlihat Lusi sudah memasuki daerah pelabuhan kapal barang tambang. Greg tidak mengerti lagi apa jalan pikiran wanita itu, hingga ia berubah menjadi nekat seperti ini. Lusi seolah-olah menyerahkan dirinya pada bahaya apa pun yang tengah mengancamnya. Beberapa tahun lalu pun ia terkejut mendengar Lusi bergabung dengan kelompok perang semacam Kamvoor. Wanita itu tidak tahu bagaimana kata-kata sahabatnya, Galvecti, terus terngiang-ngiang hingga ia mengerahkan seluruh tenaga untuk menjaganya. Dan Lusi terus saja merepotkannya seperti itu.

"Ini titik ia berada, Greffie. Jika kita perbesar, titik Lusierce ini sudah ada di perairan dan mungkin saja dia sudah menaiki kapal. Coba kau perhatikan layarmu."

Greg mengangguk dan melihat layarnya. Setelah ia menyadari bahwa tidak ada Lusi lagi di tempat terakhir yang ia lihat. Greg mencari kamera lain yang dikiranya dapat melihat gerak-gerik Lusi dari dekat. Dan berhasil. Sebuah kamera di dekat pos penjaga memerlihatkan dengan jelas kapal yang dinaiki oleh Lusi.

"Kapal pengangkut nikel. Mereka pasti menuju Pusat VII, Daniel."

"Kau yakin?" tanya Daniel lalu ia menarik kursinya lebih dekat dengan Greg. Ia mengambil alih komputernya lalu men-zoom video itu. "Lihat, ada beberapa karung bahan baku. Tidak mungkin mereka pergi begitu saja ke Pusat VII atau mereka memang tidak pergi ke Pusat VII."

"Lalu ke mana kapal itu?"

"Kau tanya Dannish, aku harus mengerjakan data-data yang diminta Mr. Adnan terlebih dahulu."

Greg mendengus dan dengan terpaksa berjalan menuju meja Dannish yang letaknya tiga meja setelah meja Daniel. Dannish sedang mengetik sesuatu di komputernya dan terlihat serius dengan apa yang ia lakukan.

"Dannish, kau sibuk?"

Ia menghentikan pekerjaannya dan beralih menatap Greg. "Tidak, ada apa?"

"Aku ingin kau mencari data-data tentang kapal barang tambang yang saat ini ada di dermaga tiga. Kalau tidak salah lihat, kapal itu mengangkut nikel. Cari kemana tujuannya, jika perlu siapa saja yang ikut perjalanan itu. Kau bisa membantuku 'kan?"

"Bisa, tetapi setelah aku menyelesaikan beberapa kalimat lagi. Aku akan memberikannya padamu jika sudah selesai."

"Oke, aku tunggu."

Greg kembali ke tempatnya dan mengecek kembali keberadaan Lusi. Kapal itu sudah berlayar beberapa meter dari dermaga, dan Greg berdecak saat menyadari Lusi sudah berangkat meninggalkan Pusat I. Peter pasti akan memarahinya dan kembali mengancam untuk mencari Lusi hingga membuat kepalanya serasa ingin pecah.

Mata Greg bergerak ke arah layar milik Daniel yang masih menunjukkan pergerakan GPS itu walau tidak dalam ukuran full screen. Matanya menyipit tajam saat melihat titik itu masih ada di tempat yang terakhir kali ia lihat. Kemudian ia membandingkannya dengan layar di hadapannya, kapal itu sudah cukup jauh. Ini aneh.

Persona Non GrataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang