PART 3 - First Guidance

2.4K 107 30
                                    

Happy reading guys💞💞

****

Semenjak semalam, otakku berpikir lumayan keras untuk tetap minta ganti rugi atau tidak pada Brayn. Katanya, siang ini ia akan mulai bimbingan, tapi kalau aku bersikap tidak enak padanya dan dia mengadu pada Anne? Ah, aku tidak enak sekali dengan Anne, dia masih sempat-sempatnya mengurusiku disela-sela kesibukannya. Apalagi jika ku ingat wajahnya yang sudah mulai kusut semalam. Tapi jika tidak? Keenakan dia, sudah membuatku rugi, membuat batinku terkuras pula.

Pagi ini rasanya aku malas sekali untuk beranjak dari tempat tidurku. Tapi aku berusaha membujuk kakiku untuk berjalan dan badanku untuk bergerak. Oh, ayolah, ini sudah pukul 10:00!

Aku berjalan menuju ruang makan, mengambil selembar roti dan mengoleskan selai kacang di atasnya. Lalu, aku mengambil sekotak susu sapi dengan label low fat di dalam kulkas dan menuangkannya ke dalam gelas.

Aku memakan roti dengan susu itu secara bergantian, tiba-tiba aku mendengar suara bel rumahku berbunyi. Aku terkejut, mataku spontan melotot dengan roti yang masih setengah terkunyah di dalam mulutku. Aku menebak-nebak siapa yang datang. Ah tidak! Bukan Brayn oke, dia menjanjikan untuk bimbingan siang hari, jam 10 itu masih termasuk pagi bukan?

Akupun bergegas keluar untuk mencari tahu siapa yang datang, aku memutar kenop pintu dan menariknya. Masih menebak-nebak siapa yang datang. Dan betapa mulasnya perutku melihat lelaki ini, ia--Brayn menggunakan jaket kulit dan celana jeans hitam sebagai bawahannya, rambutnya hitam agak kecokelatan yang agak berantakan.

"Ini kan masih pagi," kataku dengan menyilangkan kedua tanganku di dada dan bersender pada pintu. Aku pun berbalik arah dan hendak masuk ke dalam rumah untuk kembali menutup pintu.

"Hey Hey!..., yang benar saja kau! tidak tahu diri sekali, aku hanya bosan di rumah jadi aku kesini lebih awal," katanya sambil meraih kenop pintu dengan spontan.

Aku pun kembali membuka pintu dengan muatan setengah badanku.

"Kau tunggu saja di luar, kau ingatkan semalam kau bilang bimbingan siang hari? ini masih pagi, setidaknya tunggu hingga jam 12!" kataku dengan suara meninggi seraya menutup pintu. Aku bersender pada pintu, berusaha mendengar tanggapannya dari dalam.

"Baiklah kalau begitu hari ini tidak ada bimbingan!" katanya dengan suara yang keras. Akupun menganga mendengarnya, mataku melotot, spontan kembali kubuka pintu untuknya.

Ku dapati Brayn sedang melangkahkan kakinya menuju pagar. Aku pun mengejarnya dan menarik tangannya untuk ikut denganku ke dalam rumahku. Ku tempati ia di ruang tamu.

"Baiklah, sekarang kau duduk disini," kataku sambil menunjuk sofa, ia pun menurut, aku menghembuskan napas lega, aku tidak habis pikir jika tadi ia benar-benar pulang dan mengadu pada Anne.

Aku memutar tumitku untuk berjalan ke dapur, melangkahkan kakiku ke meja makan dan kembali melahapkan rotiku.

"Hellenia, yang benar saja kau meninggalkanku di ruang tamu dan tidak memberiku makanan atau pun minuman sama sekali? sedangkan kau enak-enakan di sini," kata Brayn mulai menghampiriku ke meja makan.

Aku memutar bola mataku, lalu menatap Brayn lamat-lamat, rahangku mulai mengeras melihatnya mulai duduk di bangku depanku. Ditambah lagi, ia mulai mengambil roti dan menaruh selai di atasnya, serta mengambil susu sapiku dan meminumnya. Dia menyebalkan sekali!

Aku berusaha menenangkan diriku untuk tidak ribut dengannya, tetap dengan santai mengunyah rotiku hingga habis.

Ku perhatikan lagi gerak-gerik Brayn, sekarang ia berdiri, mendorong kursi kayunya kebelakang dan berjalan menuju kulkas, oh astaga! Apa yang dia ingin lakukan?

I'M YOURS MY JERK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang