Hallo✌
Sebelumnya kalian dapet salam dari aku😊😊
Ini karya pertamaku, mungkin banyak bagian yang kata-katanya masih agak tidak nyambung dan membosankan yaahh hehe😅😅 namanya juga pemula😊
Aku minta maaf sebanyak-banyaknya dan aku berusaha ramah pada setiap readerskuu😊
Tapi aku terus belajar untuk membuat cerita yang tidak membosankan lagiiii..Semuanya tidak ada apa-apanya tanpa kalian😁😁
Jihan
Love you😍😍
****
"Hellenia, mau sampai kapan kamu begini terus? Apa kamu tidak bosan?" seru Mrs. Dins dihadapanku, matanya melotot, lalu berputar sambil berdesah pelan, serta berdecak pinggang ke arahku.
Pikiranku tidak menentu saat ini, seperti terdapat berjuta-juta masalah menghampiriku secara bergantian. Kasus dengan Mrs. Dins itu sangat menyebalkan, dia selalu memarahiku dengan hasil karanganku yang menurutnya berantakan, cerita yang satu dengan yang lainnya tidak nyambung sama sekali, serta bahasanya tidak memadai.
Aku menunduk di hadapan Mrs. Dins, badanku agak bergetar, aku sama sekali tidak berani melawannya, selain karena ia galak ia juga tipe orang yang saat berbicara tidak mau kalah. Apapun yang kita ucapkan padanya saat ia emosi, pasti salah di telinganya.
"Aku akan berusaha terus Mrs. Dins," kataku pelan, ragu, menempelkan telapak tanganku yang kanan dengan yang kiri dan menekannya perlahan di pahaku, melumat bibirku menjadi seperti garis, serta menghela napas.
"Itu terus yang kau katakan, kapan perubahan itu muncul?!" katanya lagi dengan menggertak, kini ia mondar-mandir serta menggigit jarinya yang lentik lalu melepaskannya.
"Mungkin setelah ini," balasku gerogi.
Terlihat ia terdiam mendengar jawabanku, lalu ia menatapku lamat - lamat. Sesekali ia menelan salivanya serta menghembuskan napasnya perlahan.
"Oke, aku kasih kamu kesempatan sekali lagi dalam waktu 2 bulan untuk menyelesaikan ceritamu,"
Apa?! 2 bulan? What The Fuck, Hell? bahkan nama depanku saja sudah seperti neraka!
Aku terdiam, memikirkan bagaimana cara singkat untuk menyelesaikan karangan dalam waktu dua bulan, bisa saja mungkin jika aku tidak melakukan aktivitas lain diluar menulis karangan. Tatapanku kosong ke arah sepatu bootsku, mengulum bibir hingga membentuk garis.
"Bagaimana Ms. Smith? Apa kamu bisa selesaikan dalam waktu 2 bulan? Ini kesempatan terakhir, jika hasilmu bagus, aku akan terbitkan itu tidak sampai waktu seminggu,"
Oh my god!
"Akan ku coba Mrs. Dins, untuk yang terakhir kali," kataku serius. Bagaimana bisa aku menolak diterbitkan dalam waktu kurang dari seminggu.
Mrs. Dins terlihat sedang bernapas lega, melipatkan kedua tangannya di dadanya sambil tersenyum, aku lega melihatnya, aku pun ikut tersenyum.
Aku berdiri dari kursiku dan menyelepangkan tas kecilku yang ku letakkan di atas meja, lalu mendorong kursiku ke belakang serta berjalan ke arah pintu.
"Baiklah Mrs. Dins, ku usahakan melaksanakan kata-katamu tadi," kataku seraya tersenyum dengan sedikit menundukan kepala.
Mrs. Dins hanya menatapku dan tersenyum serta mengangguk kecil.
"Aku permisi," kataku seraya meninggalkan tempat itu.
Aku memutar kenop pintu ruangan tersebut, lalu keluar dari tempat itu seraya menutup kembali pintu ruangan dengan perasaan kecewa. Cita-citaku sebagai penulis rasanya akan hilang sudah, tapi aku terus meyakinkan diriku bahwa aku bisa menjadi penulis, sesuai dengan impianku.
Aku berjalan menelusuri koridor gedung, dengan suara sepatuku yang terketuk dengan suara agak keras hingga telinga orang yang kulewati pun mungkin mendengarnya. Keluar pintu gedung, ku gunakan kacamata hitamku untuk melindungi mataku dari sinar matahari yang menyengat hari ini. Kuhampiri Mercedes Benz silverku dan masuk ke dalamnya lalu pergi meninggalkan gedung. Aku butuh sedikit refreshing untuk hari ini, ya tuhan.
Kuletakkan ponsel genggamku di kursi samping pengemudi, kukendarai mobil kesayanganku ini, hadiah ulang tahun dari orang tuaku saat usiaku 17 tahun, tepatnya 1 tahun yang lalu.
Aku parkirkan mobilku di depan restoran, masuk ke dalamnya dan memesan segelas anggur merah. Aku tidak mau terlalu mabuk kali ini.
Kukenali ada Jack di sana, tepat di sebelah kananku berjarak sekitar 3 meter dari tempat dudukku, ia teman lamaku, sedang mengobrol dengan 2 temannya, yang satu lelaki, yang satu lagi perempuan, sepertinya temannya tersebut merupakan pasangan, mereka terlihat mesra.
Setelah anggur pesananku tiba, ku bawa anggurku menuju mereka, tiba-tiba saja seseorang menabrakku dari belakang dan menumpahkan segelas anggurku.
Oh, shit Bitch!
Mulutku menganga melihat bajuku yang ternodai oleh anggur serta segelas anggurku yang terbuang sia-sia dan belum diminum setetespun. Bahkan, setelah itu aku didorong pundak kananku oleh seorang lelaki brengsek yang kuyakini dia yang telah menabrakku tanpa mengucapkan sepatah katapun dan pergi gitu saja.
"Hey! Hey...., tunggu!" kataku seraya melambaikan tanganku.
Lelaki dengan kaos berwarna navy itu pun menoleh, aku pun menghampirinya.
"Lihat sekarang yang kau perbuat, kau membuat bajuku kotor dan pergi begitu saja tanpa meminta maaf padaku," kataku dengan sedikit meninggikan suaraku, aku memajukan wajahku dengan hanya berjarak beberapa inci dari wajahnya. Ia terlihat bingung, bibir merahnya yang tipis menyeringai, kini aku yang terdiam bingung dan memundurkan wajahku darinya. Aku melipatkan tanganku di dada untuk melihat serta mendengar tanggapannya.
"Aku peduli?" katanya tergelak, ia menaikkan sebelah alisnya dan tertawa rendah.
"Aku minta ganti rugi," kataku sambil melotot, melepaskan lipatan tanganku, ia memandangku santai.
"Tidak akan," katanya dengan suara yang datar.
"Bagaimana tidak akan? Kau telah membuat bajuku kotor dan menumpahkan segelas anggurku yang belum jatuh ke mulutku setetespun," kataku seraya menunjuk gelas anggurku yang jatuh.
"Itu hanya segelas anggur, dan aku yakin kau punya baju banyak, bagaimana bisa kau menuntutku untuk ganti rugi," katanya berpaling, ia kembali menyeringai. Dan kata-katanya itu membuatku menganga.
Bagaimana bisa kamu menuntutku ganti rugi? Itu katanya? Dia pikir aku punya pohon uang?!
"Ayolah, jangan berbicara layaknya orang bodoh, tentu saja aku merasa dirugikan dan aku menuntutmu untuk menggantinya karna memang kau yang telah membuatku rugi," kataku dengan suara meninggi, aku sudah mulai kesal dibuatnya, serta melihat seringaiannya yang seksi dan menyebalkan itu.
Dia pun hanya menatapku lalu pergi tanpa berkata apa-apa lagi. Gila sekali pikirku. Entah ia itu tidak punya uang atau memang orang yang sangat berhemat atau justru orang yang suka membuang-buang uang, yang jelas dia menyebalkan sekali.
Hari ini rasanya hidupku sial sekali, pagi-pagi sudah dimarahi Mrs. Dins dan harus menyelesaikan karangan kembali dalam waktu dua bulan dengan penetapan yang menggoda, sulit untuk ditolak dan sulit untuk dijalankan, ditambah seseorang menabrakku dan membuatku rugi tanpa mengganti rugi, jangankan ganti rugi, minta maaf pun tidak dan berkata sesuka hatinya.
****
TO BE CONTINUED
Ini masih newbie dan mohon maaf sekali jika ada kesalahan kata, tanda baca, maupun nama dalam cerita😊
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS MY JERK
Romance[S L O W U P D A T E] Hellenia Smith, seorang wanita cantik dengan postur tubuh yang ramping, rambut hitam sebahu, serta busana dengan mix and match yang membuat dirinya enak dipandang. Ia berjuang untuk membuat karangan novel sesuai dengan cita-ci...